#chapter 22

410 31 0
                                    

“emang beneran jamkos?” siti bertanya pada teman sekelas lainnya.

“bener, lo enggak percayaan banget sih!” seru raja.

Siti mendelik pada raja, kayaknya muka-muka gini patut di curigakan.

“percaya sama lo kan musyrik.” ucap siti kemudian berlalu begitu saja.

Tepukan pada bahunya raja rasakan kala melihat manusia tak beradap modelan dimas yang menjadi pelakunya.

“rooftop, yuk!” ajaknya dengan memperlihatkan senyum termanisnya.

“enggak deh, males percaya sama orang kaya lo. Ujung-ujungnya pasti cabut.”

Dimas mendatarkan wajahnya, “gak seru, lo!”

“bohong jangan mau, tampang buaya gitu lo turutin.” celetuk siti lewat kembali.

“heh! Sialan lo udin.”

Siti membelakan matanya, ngajak berantem?!

“dasar rahmat!” balas siti tak kalah teriak. Emang si buaya doang yang bisa?

“oh, bapa lo namanya rahmat ya dim?” tanya raja polos, seumur-umur raja tak tahu nama bapaknya dimas soalnya.

Tak!

Kepala raja menjadi sasaran kekesalan dimas pada siti.

“monyet lo, siti!” makinya dari jauh saat siti sudah hilang di balik pintu kelas.

“monyet-monyet gini pernah jadi mantan crush lo!” sahut siti kembali teriak.

“gile, gue baru sadar kalau siti mantan gebetan lo waktu kelas 10!” tawa raja menggelegar.

“wah, ngajak war nih!”

“KE LAPANGAN WOY!” jery disana, berteriak tepat di depan pintu kelas.

“eh, belom ganti baju!”

“ganti disini aja kali ya?”

“baju gue mana woy?!”

“gerah, panas.”

“buruan ganti!”

“lama banget, buruan keluar cok!”

Seruan teman sekelasnya begitu berisik, apalagi cewek-ceweknya. Mau ganti baju kok ribet? Ganti dikelas ajalah.

“KELUAR DULU YANG COWOKNYA!”

“ENGGAK MAU ENGGAK MAU!” teriak kubu dari laki-laki.

“MAU NGINTIPIN HAH?!”

“MAU DONG!”

“BELEGUG SIA, KALUAR ANYING!” Nah kalau ini teriakan si siti.

“ada si siti, kabur-kabur!” kompor dimas saat siti sudah mengeluarkan senjata bawaannya.

“riweh nih riweh!”

“udah keluar buruan!” seru satria saat melihat teman laki-laki kelasannya masih saja meladeni siti.

“awas ye lo, gue tandain yang namanya siti!” sepertinya, dimas memiliki dendam pribadi dengan orang yang bernama siti.

“siti nama ema gue, mau lo tandain juga?” sahut fikri.

“yakali, gak demen gue sama yang keriput!”

♪♪


“BU RENATA, SATRIA NIH!”

“MAU NGAJAK MAKAN KATANYA!”

I LOVE YOU MRS. RENATA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang