#chapter 50 (END)

1.4K 39 0
                                    

Keduanya melangkah keluar dari dapur menuju balkon.

Renata meminta untuk ngopi bersama di sana seraya bercerita-cerita tentang hari yang mereka jalani tanpa satu sama lain.

Dahi satria mengernyit kala Renata kembali masuk kedalam dan meninggalkan satu kopi utuhnya disana.

"mau kemana?" telat, Renata sudah lebih dulu pergi dari sana.

Renata kembali membawa satu selimut tebal di kedua tangannya, memeluk benda itu dengan erat.

"ngapain bawa selimut?" bingung satria, segera ia bangkit membantu Renata yang tengah memegang erat selimut itu.

"disini dingin," balasnya singkat.

Renata duduk di sofa khusus untuk tiduran, begitupun juga satria yang turut tidur di sebelahnya.

"pakai," ia menyerahkan selimut berwarna abu itu kepada satria.

Kini keduanya sudah masuk kedalam satu selimut yang sama sambil memandang indah pemandangan balkon apartment.

"banyak bintang.." mata lelaki itu berbinar senang.

Menolehkan kepalanya lantas Renata bertanya, "Suka banget?"

Mengangguk tegas seraya tersenyum manis yang satria lakukan sebagai jawaban atas pertanyaan Renata.

"setiap malam hari.. saya selalu ke balkon kamar cuman mau liat bintang doang,"

Sambil nge-galau mikirin kamu.. lanjutnya dalam hati.

Mata Renata bertubrukan dengan manik mata hitam satria yang tajam.

Menunduk sebentar lalu menghembuskan nafasnya pelan yang Renata lakukan.

"maaf.. karena saya kamu jadi gini, saya bingung satria. Bingung sama perasaan saya yang entah maunya apa, lagipula kalau boleh jujur saya sudah menerima kehadiran kamu saat baru pertama kali kamu ngejar-ngejar saya."

Mata lelaki itu berkedip sebentar, "serius? Saya nggak ngerasa ada yang berubah tuh,"

"tau apa kamu sama perasaan orang." jawab Renata cepat.

Satria tertawa menatap wajahnya yang bersinar di bawah cahaya lampu remang.

"masih banyak yang harus kita selesaikan." akhirnya satria menyampaikan apa yang ia ingin katakan saat bertemu Renata.

"ayo, kita selesaikan sama-sama."

♪♪♪

"jadi kenapa kamu anggap aku sebagai Satrio saat itu?"

"satrio?" Renata mengernyit heran.

"yang kamu sebut dengan Dio itu nama aslinya adalah satrio." ungkap satria.

Ingatan Renata kembali pada tahun-tahun lalu. Dimana pertemuan pertamanya dengan Dio lalu bagaimana kacaunya ia saat mendengar bahwa kabar Dio yang sudah.. tidak ada.

Tanpa sadar matanya mulai kembali redup, buliran air mata siap meluncur kapan saja sebelum satria merangkulnya dari samping sambil mengucap kata-kata penenangnya pada Renata.

"it's oke, kamu jangan salahin diri kamu sendiri karena kepergian Satrio. Dia pasti bahagia di sana, bahagia karena.. cinta pertamanya sudah mulai mencintai seseorang."

Kepalanya mendongak menatap satria penuh kebingungan besar, "saya.. masih takut satria." mata perempuan itu tidak bisa berbohong, begitu banyak keraguan yang lelaki itu lihat di sana.

I LOVE YOU MRS. RENATA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang