Extra chapter 3

1.3K 41 0
                                    

“siap?”

Wanita itu mengangguk, menerima uluran tangan mantan pacarnya itu dengan hati yang tak karuan.

Akhirnya keduanya melangsungkan pernikahan di bulan yang sudah di tentukan beberapa waktu lalu.

Renata maupun satria sudah saling terbuka sekarang, dari mulai permasalahan masing-masing beserta masa lalu dari wanita itu.

“kalau belum siap, kita balik lagi aja?" Satria ragu dengan pilihannya karena mengajak Renata ke tempat ini.

“aku siap.”

Menghembuskan nafasnya perlahan lalu lelaki itu menarik satu tangan Renata untuk kembali memasuki pemakaman yang terletak lumayan jauh dari tempat tinggal mereka.

“mau ngomong apa sama dia?” satria membuka pembicaraannya saat sudah sampai di salah satu makam bercorak hitam dengan hiasan batu-batu yang khas.

“kangen,” jawab Renata lugas.

Satria menarik bahu wanitanya agar lebih mudah untuk melihat keadaan Renata.

“satrio dio bramadya.” ia mengeja satu persatu tulisan yang berada di atas batu nisan tersebut.

“namanya hampir sama kayak kamu.” tawa Renata berusaha mengahalau rasa sedihnya kali ini.

Di pertemukan dengan alam yang berbeda, itu akan menjadi jalan kisah cintanya bersama Satrio di masa sekarang.

Perasaannya sangat amat lega karena pertama kalinya ia bertemu dengan cinta pertamanya.

“kakek yang kasih nama. Katanya, dulu muka kita kayak kembar. Makannya dikasih marga yang sama walaupun nama depannya cuman beda satu huruf doang.” Satria mengingat masa-masa itu, keluarga yang harmonis serta tidak ada salah satu masalah yang di sembunyikan dari anggota keluarga membuatnya ingin kembali ke masa lalu.

“ternyata Satrio punya penyakit yang serius, aku sampai nggak sadar sama penyakit dia yang sering kambuh di waktu-waktu yang nggak tentu.” lelaki yang memakai baju Koko hitamnya itu menunduk pilu. Satria terlampau rindu dengan kehadiran sosok Satrio saat ini.

Satria tak sanggup menghalau air matanya. Ditinggalkan seseorang yang sangat menjadi peran penting di hidupnya sungguh amat sakit.

“dio, maafin saya..” Renata bersimpuh di depan makam Dio yang terawat.

Pelukan di bahunya mengerat, satria tidak ingin melihat moment selamat tinggalnya pada Satrio.

“yang tenang di sana, saya sama satria sekarang sudah bahagia.”

“Dan, terimakasih untuk semuanya..”

Air matanya jatuh, walau begitu Renata merasakan duka besar yang teramat di dalam hatinya.

Kepulangan lelaki itu bahkan tidak sama sekali ia ketahui. Renata merasa sangat berduka saat ini.

“kenapa kamu tau tentang dio di hidup aku?” wanita itu membuka topik lain saat sudah berada di dalam mobil.

Satria tertawa sebentar sebelum menjawab, “waktu itu aku ngikutin kamu sampai taman. Mau ketemu bara kan?”

“kapan?” dahi Renata mengernyit, lupa akan hal itu.

“ya waktu itu, aku pertama kali liat kamu nangis, terus teriak sama bara. Dan tentang Dio yang selalu kamu sebut namanya saat itu.” fikirannya berkelana ke beberapa tahun silam, saat pertama kalinya ia melihat begitu rapuhnya wanita di sebelahnya sekarang.

I LOVE YOU MRS. RENATA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang