#chapter 27

374 22 0
                                    

“anjing!” rintih dimas kesakitan saat tong sampah mengenai seragam putih nya, di susul tumpukan sampah yang berserakan.

“mampus!” ejek satria saat dimas menatap nyalang kepadanya.

“gara-gara lo ini!”

“siapa suruh malu-maluin gue!”

“ya emang bener, lo tobat kar—”

“KALIAN? IKUT SAYA!” secara tiba-tiba pak aji menarik belakang kerah dimas dan satria.

“EH, EH PAK! MAU KEMANA?!”

“diam kamu! Kerjaannya bikin ulah terus!”

“meresahkan,” lanjut pak aji.

Sedangkan raja sibuk tertawa bersama murid lainnya yang menonton kejadian itu, tak di sangka tepukan dari bahunya ia rasakan.

“apaan sih!” raja masih sibuk tertawa mengingat dimas yang terjatuh serta terkena tumpukan sampah.

Sampai semua murid mulai menjauhi area koridor ia masih saja sibuk tertawa.

Tepukan lebih keras ia rasakan kembali,
“anjing! Ganggu aja bangs—”

Ucapannya terpotong kala seseorang berpostur tubuh tegap menatap nyalang padanya.

“bangs?”

“bangsaaaa!! Iya bangsa pak!” raja mulai berkeringat dingin.

“ngeles mulu kamu! Ikut saya sekarang!” tekan pak aji menarik kerah belakang seragam raja.

Dan disinilah mereka, menghadapi guru bk yang galaknya no tipu-tipu.

“masalah apalagi kali ini?”

“bolos? Ngerokok? Bikin ulah?”

Dimas menjetikkan jarinya di hadapan guru bk, “opsi terakhir, seratus persen benar adanya!”

Senggolan sikut mengenai perutnya, dimas meringis sedikit ngilu. “sialan lo, raja!” bisiknya geram.

“jadi kalian buat ulah?” suara bu mimi mulai di lembut-lembutkan.

“gawat, sat!” gumam raja masih terdengar di telinga satria.

“paling kena hukum doang.” bisik satria.

Raja menganggukkan kepalanya ragu, semoga saja.

“ibu udah males hukum kalian.” bu mimi mulai bersandar pada sofa yang tersedia di ruang bk, matanya terpejam untuk menetralisir rasa emosinya terhadap tiga anak berandal ini.

“BU? JANGAN MATI DULU!”

Teriakan kencang dari dimas membuat bu mimi melotot marah.

“KAMU DO'A IN SAYA MATI?!”

Satria mengurut pelipisnya pusing, pusing karna teman gilanya ini selalu mencari masalah.

“teriakannya melebihi terompet tahun baru!”

“kamu lagi!” bu mini menunjuk ke arah raja dengan wajah memerah tomat karna marah.

“nyamain suara saya sama terompet, hah?!”

“enggak bu, siapa yang bilang ibu gitu! Geer ih.” ucap raja membalas.

Kayanya satria doang yang waras disini, yang lain pada gak ada akhlak.

“emang iya?” ujar bu mimi pada diri sendiri, apa tadi ia salah dengar ya?

“sudah-sudah! Sekarang maunya gimana?” bu mimi sudah angkat tangan menghadapi ke-tiga remaja tampan ini.

I LOVE YOU MRS. RENATA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang