#chapter 33

365 25 0
                                    

Malam yang menyakitkan, begitu fikir satria sekarang. Ia menatap satu botol beralaskan kaca di hadapannya, ragu untuk menenggaknya.

Lelaki itu menatap langit malam di balkon kamarnya dengan pandangan kosong, tak bernyawa. Hujan masih belum juga reda, ia lalu kembali memulai overthinking-nya.

Apakah renata sudah pulang?

Rahangnya mengeras bahkah giginya bergemelutuk kuat, untuk apa satria memikirkan renata sekarang? Apakah tidak cukup kata-kata yang renata ucapkan di taman membuat satria patah hati sedalam-dalamnya?

Satria tak peduli dengan semua itu, ia hanya ingin renata merasa baik-baik saja.

Mengambil ponselnya cepat lalu membuka aplikasi instagram di sana, mencari nama renata di sebuah kolom pencarian.

Pengguna instagram.

Satria dengan cepat kembali menghapus username awal lalu mengetiknya kembali,
Hasilnya tetap sama. Akunnya terhapus secara tiba-tiba. Mengapa renata sampai menonaktifkan media sosialnya?

Tapi kenapa sekarang?

Satria hanya butuh renata, namun renata seolah tak membutuhkannya.

Apakah satria harus berhenti memperjuangkannya?

Lelah? Tentu saja, perjuangan yang ia kira akan membuahkan hasil manis namun dengan mudahnya pupus begitu saja.

“arghh!” buku tangannya mengeluarkan darah segar saat satria memukul pagar besi di hadapannya dengan keras. Pagarnya juga sedikit penyok akibat pukulan keras satria.

♪♪

3 hari kemudian, satria masih mencari tentang kabar renata. Bahkan mami renata sendiri nomornya tak aktif begitupun regi selaku adik renata dia pun tak bisa di hubungi.

Di sekolah, renata tak kembali mengajar lagi. Hari ini penampilan satria bisa di katakan acak-acakan, Rambut hitamnya tak serapih dulu saat di potong renata untuk terakhir kalinya. Kantung mata beserta luka-luka di buku tangannya masih belum hilang.

Raja dan dimas memperhatikan satria yang lebih banyak diam hari ini, pandangannya kosong bahkan di ajak bicara pun satria tak pernah ingin menanggapi.

Dimas menyenggol lengan raja yang berada di sebelahnya, “coba lo tanya, ja. Dia kenapa ya kira-kira?”

“kekurangan uang bulanan kayaknya.” balas raja dengan asal.

Dimas melotot marah pada raja, gak bisa banget di ajak serius!

“serius nih, jarang-jarang gue nanya pake mode kayak gini!” bola mata dimas nampak tajam begitupula dengan wajahnya datar.

“mana gue tau lah, nanya kok ke gue!”

“lo temennya bukan?” ucap dimas tajam.

Raja menganggukkan kepalanya cepat, “yaiyalah, perlu bukti kalau gue temenan sama satria dari orok?!”

“nah, makannya lo cepet tanya. Kan lo lebih kenal sama dia dari mulai jadi zigot tuh!”

“zigot zigot, pala lo zigot!”

“buruan, gue takut dia depresi dadakan ja!” panik dimas saat melihat satria yang mulai terkulai lemas, menelungkupkan tangannya di meja di susul kepalanya yang masuk di sela-sela lipatan tangannya.

I LOVE YOU MRS. RENATA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang