#chapter 29

376 23 0
                                    

Sepertinya satria harus mengucapkan banyak-banyak terimakasih kepada danish, karna berkatnya ia bisa meminjam ponsel danish untuk menghubungi sang ayah.

“ngapain masih disini? Minta traktir lo?” tuduh satria yang tidak-tidak.

“dih, mentang-mentang gue doyan gratisan sekali ketemu langsung nuduh minta traktiran.” dumel danish air wajahnya langsung berubah seketika.

“kan lo emang gitu.” balas satria santai.

Jengkel karna balasan satria, danish langsung menginjak sepatu converse yang satria pakai, membuat sang empu meringis kesakitan karna ulah danish.

“gini-gini gue sultan,”

“sultan kere.” lanjut danish tersenyum lebar.

Satria bergidik, apa tadi katanya? Sultan kere? Yang benar saja!

Kalau punya temen modelan danish, pinter-pinter cari tau deh. Dia suka merendah untuk membangsat.

“sultan kere yang lo maksud itu punya perusahaan kayu sama batu bara, gitu?”

Danish tertawa terbahak, satria tau aja soal keluarganya yang kaya raya.

“bukan punya gue, punya bokap,”

“semua itu hanya titipan.” danish berucap sambil memperagakan lengannya ala mama dedeh.

Satri terkekeh, “yaudah sana lo cabut, ganggu me time gue aja!”

Danish membelakan matanya, “sialan! Tadinya gue gak usah bantu lo, anjing!” maki danish sarkas.

“yaudah gue balik!” pamit danish pada satria. walaupun rada sedikit kesal tetapi danish tetap beranjak dari kursi caffe dan meninggalkan satria seorang diri.

Satria melihat punggung danish yang mulai menghilang, di saat bersamaan ia di kejutkan dengan seseorang yang menepuk bahunya kencang.

“ayah cariin dari tadi!”

“ngaret sih!” jawab satria malas.

Yesa mengedarkan pandang ke sekitar, “kamu sama siapa tadi?”

“danish,”

“danish yang mana sih? Anaknya si malik?” tanyanya.

“bukan yah, bukan danish itu. Danish yang itu mah jualan beras, kalau yang ini beda.”

“beda gimana?”

“iya beda, soalnya anak sultan.”

“halah, masih kayaan juga ayah! Buktinya bunda kamu tergila-gila sama ayah pas jaman mos smp.”

“ayah emang punya apa sampe-sampe bikin bunda klepek-klepek? Pake pelet ya?” tebak satria.

Hampir saja ponsel yang berada di genggaman yesa jatuh ke kepala satria. abisnya gemas, begonya murni banget.

“udah salah, sok tau lagi!”

“terus ayah pake apa?”

“pake cinta.” ujar sang ayah jarinya memperagakan bentuk sarangheo.

♪♪♪

“tadi ada telfon, sat.” cetus sang bunda pada satria yang asyik dengan barang-barang barunya.

I LOVE YOU MRS. RENATA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang