Masih dalam keadaan yang sama, Yerin menangis di pelukan Taehyung. Dengan menepuk bahu Yerin pelan, mengelus ngelus agar Yerin sedikit tenang. Taehyung melepas pelukannya dan melihat Yerin, mengusap air mata yang jatuh di pipinya.
"Terus, sekarang kamu mau kemana?" Tanya Taehyung sembari mengusap air mata Yerin yang terus bercucuran.
"Aku mau ke Busan, ke rumah Ahjumma. Aku udah nggak kuat tinggal sama Mahmud. Aku bakal biarkan Papi aku berbuat sesuai keinginannya. Mungkin dengan aku pergi, Papi bakal senang dan Mahmud bakal tenang." Ujar Yerin dengan terbata bata karena isakan tangis.
Taehyung menatap Yerin. Dan kemudian Yerin kembali menanyakan hal, "Kamu mau kan temenin aku ke Busan?"
Taehyung tersenyum dan menghela nafas sejenak, "Jangankan ke Busan, ke ujung dunia pun aku jabanin."
Yerin tertawa dan memukul lengan Taehyung secara pelan. Tapi seketika Taehyung lesu dan terlihat kecewa. "Tapi kenapa harus ke Busan? Kalau misalnya aku kangen, aku pengen ketemu gimana?"
"Ya kamu tinggal nyusul aja ke Busan. Deket kok dari sini."
"Deket deket ... Jauh neng!" Godanya.
Yerin memajukan bibirnya dan melepas genggaman tangan Taehyung untuk beralih pandangan ke arah lain. "Ya udah kalau nggak mau! Aku bisa sendiri!"
"Dih dih .. ngambek! Eh Rin, kalau kebanyakan marah, ntar cepet tua lho."
"Biarin! Bodo amat!" Kesalnya.
Taehyung mendekati Yerin. Arah Yerin memang berlawanan dengan Taehyung. Dan ini adalah usaha Taehyung supaya Yerin mau mendengarkannya.
"Kalau ada orang ngomong, balik badan dong! Nggak sopan tau!" Sindirnya. Karena Yerin orangnya peka sekali, dia pun segera berbalik badan. Dengan mata yang sembab, Yerin menatap Taehyung.
"Rin, kalau misal kamu pergi dari rumah kamu ninggalin Papi kamu, itu sama aja kamu nggak sayang sama Papi kamu?"
"Enggak gitu Tae! Tapi aku nggak betah tinggal di rumah yang bagiku seperti neraka jahanam" kesal Yerin. "Mungkin dengan aku pergi dari rumah itu, Mahmud bakal seneng! Dia bakal mudah untuk melakukan segala hal apapun."
"Jadi kamu rela kalau Papi kamu terus terusan di manfaatin sama Mama tiri kamu? Iya?"
Yerin terdiam. Dia tidak berfikir ke situ. Ke egoisan Yerin memang terlihat kala itu. Dan saat itu juga, Taehyung menyadarkan.
"Rin, kamu pernah bilang kalau misalnya mendiang Mami kamu nyuruh kamu buat jagain Papi kamu. Karena beliau nggak percaya sama wanita itu kan?"
"Iya"
"Terus, kenapa kamu malah ninggalin Papi kamu berdua sama Mama tiri kamu?"
"Tae, karena aku nggak tahan! Aku capek! Terus terusan jadi bahan sasaran Mahmud"
"Yerin dengerin aku, kalau kamu menghilang dan ninggalin Papi kamu berdua sama Mama tiri kamu, itu kamu malah buat dia jadi bisa melakukan hal hal bodoh"
Yerin tetap dengan diamnya. Dan mendengarkan perkataan Taehyung yang terus saja mengoceh.
"Coba banyangin kalau kamu nggak ada? Pasti dia bakal terus buat Papi kamu di bawah kendalinya. Emangnya kamu mau? Ngelihat Papi kamu terus di manfaatin sama Mama tiri kamu?"
"Ya enggaklah! Aku nggak mau kalau Papi sampai jatuh ke tangan Mama tiri aku"
"Ya justru itu, kamu harus tetap di rumah. Jagain Papi kamu! Jangan sampai kamu memberi kesempatan Mami tiri kamu untuk memanfaatkan situasi" Ucapan Taehyung membuat Yerin berfikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boys In Luv✓ [Hiatus]
RomanceSama sama menjadikan jalanan sebagai rumah kedua mereka, dengan menghabiskan waktu mengendarai motor membuat Taehyung dan Yerin semakin dekat. Motivasi mereka pun sama, sama sama menjadikan jalanan sebagai pelarian dari sikap frustasi mereka terhada...