Episode 24

190 26 0
                                    

Berusaha melupakan itu sulit, apalagi kalau kita terlanjur sayang. Tapi kalau itu sudah menjadi keputusan, apa boleh buat?

***

Yerin sampai di kantor Papinya. Dia pun segera memarkirkan motornya di halaman parkir. Dan setelah di rasa semua sudah di lepas, Yerin segera masuk ke lobby dan di dalam di sambut oleh pegawai di sana.

"Selamat siang nyonya Jung, ada yang bisa saya bantu?" Tanya salah pegawai bagian resepsionis di sana.

Yerin langsung bersikap ramah, "Ehm, saya mau bertemu Papi. Beliau ada kan?"

"Oh ada, kebetulan baru saja selesai meeting ini tadi." Jawabnya yang juga sangat ramah.

Yerin tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. Dan pegawai itu segera menelfon Pak Jung untuk memberitahu bahwa anaknya ada di sini.

"Silahkan anda langsung ke ruangan Pak Jung." Ujar Pegawai ramah itu.

"Ah iya, terima kasih!"

Yerin segera naik ke lantai 3 menggunakan lift menuju ke ruangan Papinya itu. Memang, Yerin kalau ke kantor Papinya dari kecil nggak pernah mau langsung masuk saja, tapi ke meja resepsionis dulu.











Tok ... Tok .... Tok

"Masuk!" Jawab Pak Jung dari dalam sana.

Yerin pun langsung membuka knop pintu mewah itu dan melihat Papinya sedang sibuk bekerja di meja kerjanya.

"Hei sayang! Kamu sudah pulang sekolah?" Pak Jung pun langsung menyapa Putri tercintanya itu.

"Iya Pi. Aku kan jam segini memang sudah pulang sekolah." Yerin pun menjawab dengan sedikit menyindir.

Pak Jung hanya mengangguk. Yerin langsung duduk di depan meja Papinya dan melihat lihat sekeliling kantornya. Dari dulu, kantor ini nggak pernah berubah. Masih sama aromanya dengan Pak Jung yang pertama kali bertemu Maminya Yerin.

"Kenapa kamu nggak langsung masuk aja ke dalam ruangan Papi, sayang? Kenapa harus izin dulu?" Goda Pak Jung.

Yerin sedikit tertawa, "Yah kan emang dari dulu Yerin suka begitu Pi! Yerin nggak pernah mau langsung nyelonong masuk ke dalam. Mesti selalu izin dulu!"

"Kamu dari dulu nggak pernah berubah, masih sama dengan mendiang Mami kamu!" Ujar Pak Jung yang sudah mulai mengingat mantan istrinya dulu.

Yerin tersenyum jika Papinya masih ingat bahwa Nyonya Jung dulu lebih baik daripada istri mudanya sekarang.

"Mami itu juga sering ngajarin Yerin soal sopan sama orang tua-"

"Cukup Yerin!!" Bentak Pak Jung.

Yerin terdiam.

Dia tidak menyangka bahwa Papinya akan membentaknya seperti ini. Memang, Pak Jung sudah tidak mau membahas orang yang sudah meninggal. Tapi bukan seperti ini caranya.

"Papi kok membentak Yerin sih?" Wajah Yerin sudah sedikit pucat pasi, dia juga menunjukkan mata binarnya.

Pak Jung jadi tidak tega melihat putri semata wayangnya menangis, "Sayang, bukan gitu maksud Papi-"

Boys In Luv✓ [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang