Aras milikku! Semua cowok tidak boleh ada yang mendekatinya, kecuali diriku!
Dika WijayandraRely mengaduk jus jeruk miliknya dengan pandangan kosong. Melamun, membiarkan yang lain bercanda ria tanpanya. Ini bukan Rely yang biasanya, yang selalu ceria dan membawa aura kebahagiaan kemana pun ia pergi.
Asya yang sibuk memakan mie ayam tak sengaja melirik Rely yang ada di sampingnya. Ia bingung, sebagai sahabat yang paling dekat dengannya, ia merasakan hal yang beda dalam diri Rely. Kemana sikap tengil dan kekanak-kanakannya? Dimana aura kejahilannya sekarang ini?
“Rel, itu kenapa jus nya diaduk-aduk gak jelas?” tanya Asya bermaksud untuk menegur sahabat untuk tak melamun. Kesadaran Rely seketika kembali, lalu ia menggeleng pelan dan menoleh pada Asya.
"Gapapa," jawab Rely pelan. Teman-temannya yang lain spontan menoleh pada Asya dan Rely begitu mendengar obrolan mereka.
Asya merasa jawaban Rely adalah kebalikannya. Dirinya tahu betul, Rely takkan bersikap seperti itu kalau suasana hatinya sedang baik-baik saja. Mie ayam yang tadi dimakan, ia abaikan untuk sementara. Badannya ia gerakkan agar lebih dekat dengan Rely.
"Kita lagi di kantin sekolah, tempat kesukaan lo. Kenapa malah murung?" tanya Asya sekali lagi. Rely membalas dengan gelengan.
"Emang Rely kenapa, Sya?" Salsa tiba-tiba bertanya, dengan gorengan yang masih ia kunyah.
Asya mengangkat bahu. "Gak tau, gak biasanya Rely begini."
Risa menyusul Salsa untuk memberikan pertanyaan kepada Rely Dan Asya.
Mendapat pertanyaan bertumpuk dan mengarah pada satu jawaban yang sama membuat Rely pusing sendiri. Tak tahan lagi, akhirnya ia membuka suara.
"Gue gapapa, cuma lagi mikirin Aras aja." Rely kembali mengaduk-aduk jus miliknya.
Ungkapan Rely membuat yang lain termenung. Padahal belum terlalu lama Aras tak bersama mereka, gelisah sudah menyertainya. Terutama pada Rely.
Rely adalah sahabat yang paling dekat dengan Aras. Ke mana-mana mereka selalu berdua, apabila Asya sedang berhalangan. Mereka berdua telah menghabiskan begitu banyak suka dan duka lebih dari yang lain. Jadi sudah sewajarnya kalau ia begitu kehilangan Aras saat ini.
"Sudahlah, Rel, Aras kan Baik-baik aja di sana. Dia pasti rindu ke kita juga." Risa menepuk-nepuk pundak Rely, berusaha menghibur.
"Nah ... bener tuh," sahut Asya dan Salsa kompak.
Rely Mengangguk, tahu betul kalau Aras juga pasti merindukan dirinya dan teman-teman yang lain. Namun ....
"Sebenernya ada yang gue pikirin selain Aras di sana," ungkap Rely.
Yang lain memasang wajah bingung. "Emang apa?" tanya mereka berbarengan.
Rely menghentikan aktivitas mengaduk jus jeruknya. Kini ia mengambil garpu dan memakan bakso. "Kan kata Aras dia punya temen cowok di sana. Nah, gue penasaran, cowok itu kayak gimana? Ganteng apa enggak?" Ia berbicara dengan santai sambil memakan bakso.
Mendengar pernyataan Rely, spontan Asya, Salsa dan Risa menepuk dahi mereka masing-masing. Rasa greget akan ucapan Rely membuat mereka kesal.
"Masih sempet-sempetnya lo mikirin cowok. Emang pikiran lo random banget." Asya beranjak dari duduknya. Mie ayam dan minumannya sudah habis, jadi waktu yang tepat untuk pergi dari kantin.
"E-eh, lo mau ke mana?" tanya Salsa.
"Kelas. Nyusul Melinda yang lagi belajar."
"Ikut!!" sahut Salsa dan Risa kompak.
KAMU SEDANG MEMBACA
For You:Please Come Back (TAMAT)
Novela JuvenilSesal dulu sependapat, sesal kemudian tiada guna. Itulah yang dirasakan Aras Oktarlyn, seorang gadis yang telah menyia-nyiakan seorang lelaki yang mencintainya dengan tulus. Sebenarnya dia tidak bermaksud untuk menyia-nyiakannya, namun ada suatu ala...