Entah mengapa, setiap melihatmu hatiku grusak grusuk ingin memilikimu.
Dika Wijayandra"Kakak, buka pintunya!" teriak Bagas tiba-tiba.
Pikiran Aras yang sedang berkelana dengan buku bacaannya buyar karena panggilan dari Bagas.
Aras membuka pintu kamar dengan ekspresi kesal. "Ngapain sih ganggu aja." Setelah berkata Aras kembali menutup pintu kamarnya.
"Ih kakak, aku punya berita penting!" teriak Bagas untuk kedua kalinya.
"Apa?" Aras kembali membuka pintu kamar. Walaupun rasa kesal masih menyelimutinya Aras meladeni ucapan Bagas diikuti rasa penasarannya.
"Tapi boong. Hahahaha kena tipu aja."
Ucapan adiknya membuat emosi Aras meninggi.
"BAGASSSSS!!!"
Akhirnya Aras dan Bagas saling berkejaran mengelilingi rumah. Aras dengan emosi yang memuncak berusaha berlari menggapai Bagas yang larinya lebih kencang darinya. Hingga sampai di pintu depan rumah tiba-tiba...
Brukk!
"Aha! Akhirnya gue nangkap lo, Ba ... gas ..."
Ternyata lelaki yang ditangkap-atau dengan kata lain dipeluk Aras itu bukan Bagas, melainkan Dika.
Mata Aras terbelalak lebar dengan pipi yang bersemu merah melihat Dika ada di pelukannya. Buru-buru Aras melepaskan pelukan mereka yang tidak disengaja itu.
"E .. eh, ada Dika. Ma .. maaf ya ta .. tadi gue gak sengaja, suer," ucap Aras kikuk disertai dengan jari telunjuk dan jari tengah di acungkan membentuk tanda peace.
Astaga Aras imut banget, jadi tambah cinta deh, batin Dika.
"Iya-iya gapapa kok, malah gue mau dipeluk lagi kayak gitu. Pelukan yuk," goda Dika sembari merentangkan tangannya berharap Aras memeluknya lagi.
"Enggak!" potong Aras cepat. "Itu bener-bener gak disengaja. Gara-gara Bagas, sih," Aras menggembungkan pipinya tanda kesal yang membuat Dika semakin gemas karenanya.
Gemesin banget, tangan gue gatel pengen nyubit pipinya, batin Dika gemas.
"Itu pipinya kondisikan, dong. Jadi pengen nyubit nih."
Aras sadar atas sikapnya.
"Jangan cubit, sakit tau!"
"Iya deh gajadi."
Sahut Dika.
Tak lama kemudian Bagas pun datang.
"Gimana bang Dika, berhasil kan rencana gue?" tanya Bagas.
"Iya, berhasil nih, Aras jadi meluk gue. Makasih Bagas, dijamin besok gue kasih kuota gratis buat nge-game," jawab Dika yang membuat Bagas kegirangan.
Aras tak habis pikir dengan tingkah kedua manusia di sampingnya. "Oh jadi ini rencana kalian. Bagas bikin gue emosi trus kejar-kejaran sampe pintu rumah yang akhirnya secara tidak sengaja gue nabrak sambil meluk lo, gitu?"
"Hehe," kekeh Bagas dan Dika serempak.
"Dasar modus," gumam Aras pelan, dan untungnya tidak terdengar oleh mereka berdua. Aras pun berniat kembali ke kamarnya. Baru saja lima langkah berjalan menuju kamarnya tiba-tiba Aras dihadang oleh Dika.
"Jangan ke kamar lagi dong," cegah Dika.
"Ih jangan ngehalangin," balas Aras kesal.
"Jalan, yuk."
KAMU SEDANG MEMBACA
For You:Please Come Back (TAMAT)
Teen FictionSesal dulu sependapat, sesal kemudian tiada guna. Itulah yang dirasakan Aras Oktarlyn, seorang gadis yang telah menyia-nyiakan seorang lelaki yang mencintainya dengan tulus. Sebenarnya dia tidak bermaksud untuk menyia-nyiakannya, namun ada suatu ala...