Dua puluh satu

39 21 2
                                    

Sejak mengenal dirimu, aku jadi tau sesaknya rindu.
Aras Oktarlyn

Terdengar suara langkah kaki yang cepat di lorong kelas. Hari ini adalah hari tersial bagi Aras, karena ia terlambat bangun dan berangkat sekolah.

Flashback
Aras perlahan membuka matanya. Dengan kelopak mata yang masih enggan untuk membuka Aras melirik jam yang ada di atas nakas.

"ASTAGA DRAGON KESAMBET!! GUE TELAT BANGUN ANJIR!!!"

Bagaimana tidak? Jam menunjukkan pukul 06. 45. Sedangkan sekolah dimulai pukul 07.00. saat menyadari keterlambatannya seketika kantuk yang tadi menguasai tubuh Aras menghilang seketika, seakan ia tidak tidur sebelumnya.

Aras bersiap-siap untuk sekolah. Ia merutuki dirinya sendiri yang terbiasa dibangunkan oleh ibunya. Saat ini ibu dan adik-adiknya sedang menginap di rumah neneknya, menyisakan Aras sendirian di rumah. Jadi tak heran apabila ia kesiangan.

Setelah selesai bersiap-siap-sikat gigi tapi tidak mandi, baju yang nyaris kusut, dan tidak  sarapan, Aras langsung mencari angkot untuk berangkat sekolah.

Setelah sampai Aras segera melewati gerbang sekolah yang belum sempat tertutup. Saat berjalan-setengah berlari-menuju kelasnya, tidak ada aktivitas di luar kelas, yang ternyata kelas sudah dimulai beberapa saat yang lalu.

Flashback end

Akhirnya Aras telah sampai di depan kelasnya. Pintu kelas tertutup, juga tidak terdengar suara gaduh dari kelasnya.

Haduh pasti sekarang ada guru yang ngajar. Gimana ya? Masuk apa bolos aja? batin Aras bimbang.

Aras berusaha mengumpulkan seluruh keberaniannya untuk membuka pintu kelas. Di pikirannya sedang terjalin kata demi kata yang akan diucapkannya apabila guru menanyakan alasan ia terlambat. Setelah beberapa detik berlalu, keberanian Aras telah terkumpul. Ia lalu membuka pintu dengan sangat perlahan.

Krieettt.....

"Assalamualaikum," ucap Aras pelan. Saat pintu dibuka, semua orang menatap padanya. Dan ketika ia melihat meja guru, ternyata tidak ada guru di sana.

"Tumben lo telat, Aras. Untung Pak Jenggot belum kesini."

Apa kalian pikir nama Pak Jenggot adalah sebuah julukan?

Kalian salah.

Nama guru yang akan mengajar kelas XII Mipa-1 benar-benar bernama Jenggot, tidak ada nama depan ataupun belakang yang menyertainya.

"Hufftt ....," Aras menghela nafas lega. "Untung aja belum ada guru," ucapnya. "Gue tuh kesiangan, jadinya telat dateng."

"Ohhhh .....," tanggap teman sekelasnya serempak.

"Yaudah lo langsung duduk aja, sebelum Pak Jenggot tau keterlambatan lo," titah Olivia, Aras hanya mengangguk membalas ucapannya. Tak lama setelah Aras mendudukkan dirinya di kursi kelas, terdengar suara langkah kaki memasuki kelas XII Mipa-1

"Selamat pagi, anak-anak ...," sapa guru yang akan mengajar kelas XII Mipa-1, Pak Jenggot.

"Pagi, Pak ....," sahut murid-murid kompak dan serempak.

"Baiklah, Bapak akan memulai pelajaran. Silahkan duduk yang rapi, dan jangan ada yang berisik."

Semua murid langsung mematuhi perintah gurunya.

***

"Via, gue mau nembak Aras."

Makanan yang dibawa Via jatuh ketika mendengar pernyataan dari Dika. Ia tak menyangka Dika akan mengatakan itu to the point, tanpa basa-basi.

For You:Please Come Back (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang