Enam belas

66 27 0
                                    

Aku sadar aku sedang mengalami satu hal, yaitu jatuh cinta. Namun aku bimbang, akankah memendam rasa ini dalam diam atau mengungkapkannya?
Aras Oktarlyn

Sejak peristiwa Malika yang mengancam Aras, Aras mulai sering mendapatkan ejekan dari Malika, baik berupa lisan maupun perbuatan.

Seperti tadi, saat Aras berjalan menuju ruang guru dengan membawa berbagai buku untuk diserahkan, tiba-tiba ada kaki yang sengaja menghalangi Aras. Aras yang tak menyadarinya terjatuh dengan buku yang berserakan dimana-mana.

"Ini siapa sih yang ngalangin jalan gue?" Ucap Aras kesal.

"Gue. Kenapa emang? Mau ngelawan lo?" Tanya Malika yang telah ada di hadapannya dengan tangan yang bersedekap di dadanya.

"Kenapa lo ngelakuin ini? Padahal lo kan bisa liat dengan jelas kalau gue lagi buru-buru nyerahin buku ini ke ruang guru," ucap Aras dengan sedikit emosi. Ia lalu memungut buku yang dibawanya satu persatu.

"Iya, gue nyadar, nyadar banget malah," balas Malika menantang. "Gue udah bilang berkali-kali kalau LO HARUS JAUHI DIKA," ancam Malika dengan menekankan kata lo harus jauhi Dika.

"Emang lo siapanya? Sampe nyuruh gue jauhin orang kek dia?" Tantang Aras tak mau kalah.

"Itu...itu..." Malika seketika gugup. "Ya mi...milik gue lah! Ja...jadi lo jangan sampe deket-deket sama Dika titik!" Malika mengancam Aras namun dengan ucapan yang terbata-bata.

Aras tertawa mendengar ucapan Malika. "Gue ragu kalau Dika itu milik lo, buktinya aja lo gugup pas ngomong gitu. Sebenernya gue nggak sama sekali deketin Dika, malah Dika yang selalu deketin gue," jelas Aras membuat Malika bungkam. "Jadi jangan salah paham dulu. Kalau misalnya dia udah punya pacar atau apa gue bakal mundur, gak mau ngerebut kebahagiaan orang." Lanjutnya.

Dengan wajah yang merah karena malu Malika bergegas pergi meninggalkan Aras.

"AKHIRNYA CABE SEKOLAH INI NYERAH JUGA."
"MUAK GUE LIAT MUKANYA."
"GUE JUGA, APALAGI KATA-KATANYA YANG NGAKU-NGAKU KALO SEMUA COGAN ITU PUNYA DIA."
"HEBAT ARAS LO BISA NGEBUNGKAM OMONGAN DIA."

"Hehe makasih semuanya," ucap Aras kikuk.

Dan akhirnya mereka pun bubar.

(Aneh banget yakan?)

***

"Dika, gimana analisis bakterinya? Dapet hasil yang memuaskan?" Tanya Felix penasaran.

"Oh itu," Dika tersenyum puas. "Udah ada dokumennya, nanti gue kasih. Jangan lupa hari Selasa lo kasih ke guru biologi ya," perintah Dika yang dibalas gerakan hormat oleh Felix.

"Dika....Dika....." Panggil Veraldi tiba-tiba.

"Apa?" Tanya Dika sedikit terkejut melihat kedatangan Veraldi yang tiba-tiba.

"Dikalau kau cinta, benar benar cinta.... Jangan katakan, kamu...tidak...cinta...." Lanjut Veraldi.

Dika tersenyum masam mendengarnya. "Masih gue liatin," ucapnya sembari mendelik ke arah Veraldi.

"Belum gue santet." Lanjut Felix.

"Wah gud banget tuh." Tiba-tiba Via muncul dengan memberikan dua jempol kepada Dika dan Felix.

Yang diberi jempol tentunya kaget melihat kedatangan Via yang tanpa diundang itu. "Lo sama Aldi kek jelangkung deh, datang tak diundang." Celetuk Felix

For You:Please Come Back (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang