Tidak ada yang instan di hidup ini. Semua butuh proses. Karena proseslah, hasil yang didapat terasa lebih bermakna.
Asya Givara Geishara"Tralala lalala, hatiku gembira."
Aras bersenandung pelan sembari berjalan menuju perpustakaan. Saat di perjalanan Aras bertemu sahabatnya.
"Eh, neng cantik. Sendirian aja, neng?" celetuk Rely sembari menirukan gaya om-om saat bertemu gadis cantik.
"Najis!" ucap Asya ngegas.
"Kelakuan lo kek om-om kurang belaian deh," Aras bergidik jijik.
"Iya tuh, matak kukurayeun (bikin merinding)," timpal Asya mendukung Aras.
"Hehe," Rely nyengir kuda. "Eh btw, Lo mau kemana Aras?" tanyanya
"Duain," timpal Asya.
"Huh lo mah tukang copas aja," Rely mencebik sebal.
"Bodoamat."
"Eh si amat kan gak bodo."
"Suka-suka gue dong."
"Udah-udah, kalian berantem mulu deh. Gue daftarin kalian ke pertandingan gulat mau?" lerai Aras menengahi perdebatan Asya dan Rely dengan kata-kata yang nyatanya malah semakin menyesatkan.
"Temen lucknut," balas mereka berdua berbarengan.
"Nah gitu dong kompak, ehe," kata Aras sembari menirukan suara animasi yang saat itu cukup viral. "Eh lupa, gue kan mau ke perpus," Aras menepuk jidatnya. "Gara-gara kalian gue jadi telat nih ke rumah kedua gue."
"Rumah kedua? Oh perpus toh," Rely ber-oh-ria.
"Mau ikut gak?" ajak Aras.
"Mau mau!!" jawab mereka berdua serempak dan semangat.
Aras mengomando, "oke deh, skuylah. Eh tumben-tumbenan kalian mau diajak gue ke perpus, pasti bukan mau baca, kan? Pasti cuma mau ketemu cogan, kan?" tanya Aras menginterogasi.
"Hehe, tau aja," Rely kembali nyengir kuda. "Cogan di sini kan rutin mengunjungi perpus, siapa tau kita bisa ketemu. Itung-itung cuci mata"
"Gue nggak, tuh," kilah Asya.
"Hah? Terus mau ngapain?" Aras dan Rely heran.
"Berkomunikasi sama makhluk beda dimensi," ucap Asya cuek.
Aura sekitar mereka semakin mencekam.
"Sya, lo gak serius kan?" tanya Rely hati-hati.
"Lo beneran bisa liat yang kayak gitu?" pertanyaan Aras menyusul pertanyaan Rely.
"Iya...," Asya menggantungkan perkataannya.
Hening.
Tak ada suara sama sekali.
Suasana semakin mencekam.
Bulu kuduk mereka merinding..
Tengkuk mereka berdua serasa ada yang menyentuhnya.
"Iya ... gak bener maksudnya, hahahahahahahaha," Asya ngakak melihat ekspresi kedua sahabatnya yang sangat ketakutan, rasanya dia ingin memotretnya dan mempostingnya di akun sosial media saat ulang tahun nanti.
Aras dan Rely geram, "Asya Givara Geishara..."
Rasanya mereka berdua ingin mengoyak tubuh Asya kalau mereka tidak ingat bahwa Asya itu sahabatnya.
"KABORRRR....."
***
Saat ini Aras sedang berada di perpustakaan. Seharusnya sudah lama dia membaca buku di perpustakaan, namun kehadiran dua sahabatnya yang sudah seperti serial kartun Upin dan Ipin versi bar-bar yang membuatnya harus lebih lebih lebih bersabar lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
For You:Please Come Back (TAMAT)
Teen FictionSesal dulu sependapat, sesal kemudian tiada guna. Itulah yang dirasakan Aras Oktarlyn, seorang gadis yang telah menyia-nyiakan seorang lelaki yang mencintainya dengan tulus. Sebenarnya dia tidak bermaksud untuk menyia-nyiakannya, namun ada suatu ala...