Dua puluh tujuh

52 26 9
                                    

Berani mengganggu orang yang sedang membaca buku? Siap-siap besok fotomu dipajang di buku Yasin.
Aras Oktarlyn

"Via ... nyontek pr dong."

"Idih, belajar sendiri dong! Nih, bukunya."

Dika menggelengkan kepala melihat percakapan singkat nan unfaedah dari dua sahabatnya.

"Makasih, Via cantik," puji Veraldi senang begitu mendapat apa yang iya inginkan. Contekan pr.

"Iya sama-sama," sahut Via malas. Kembali ia berkutat dengan benda pipih yang menjadi prioritas orang-orang saat ini. Handphone.

Waktu jam pelajaran dimulai masih tersisa 1 jam, namun Veraldi tidak berleha-leha saat menyalin jawaban soal dari buku Via. Dalam 5 menit, Veraldi berhasil menyalin 30 jawaban dari 30 soal.

"Selesai," ucapnya puas melihat kecepatan tangannya dalam menyalin jawaban.

"Eh anjir, cepet amat lo nyalinnya," Via terkejut dengan ucapan Veraldi, lalu kemudian melongo saat melihat jawaban yang disalin Veraldi benar-benar mirip dengan Via. Tidak kurang apalagi lebih. Dasar tukang nyontek sejati.

"Gue gak kaget sih denger kecepatan dia dalam menyontek," sahut Dika malas. Pandangannya masih terfokus dengan handphone di genggamannya. "Karena dari semua orang yang pernah sekolah di SMP yang sama kayak Aldi, cuma Aldi yang sanggup nyalin jawaban dalam waktu singkat, berapapun jawabannya. Tapi sayangnya kalau disuruh nyatet materi atau ngerjain soal sendiri, dia paling lelet."

Veraldi yang tadinya bangga dengan pujian Dika, seketika mendengus kesal saat mendengar kalimat terakhir yang ditujukan kepadanya.

"Hah? Apa itu bener, Aldi?" Via tak percaya. Maka dari itu, ia bertanya pada Veraldi untuk membuktikan kebenarannya.

"Iya, bener." jawab Aldi sambil menyengir ria.

5 detik selanjutnya Via cengo dengan jawaban sahabatnya. Lalu...

"ANJIR LO VERALDI! ADA-ADA AJA," celetuk Via ngakak sambil menjitak keras kepala Veraldi.

"Aduh, sakit hei!" ucap Veraldi mengaduh. Diusapnya bagian kepala yang menjadi korban jitakan Via, sambil diberi jampi-jampi yang menurutnya ampuh untuk meredakan sakit. Dasar Veraldi.

"Gue bingung, apakah gue harus ngakak atau malah sebaliknya," gumam Dika sambil memandang kedua sahabatnya bingung.

"Ngakak dong, Dika, kan lucu."

"Jangan woy, kalau lo ngakak auto coret dari KK keluarga gue."

Dika cengo mendengar ucapan Veraldi.

"KK keluarga lo? Maksudnya?" tanya Dika yang masih dalam mode cengo nya. Melihat logika Dika yang belum muncul membuat Via punya alasan untuk menoyor kepalanya.

"Dasar Dika, telmi lo suka kambuh tiba-tiba," ejek Via sambil melancarkan aksi menoyor kepala Dika. "Gitu aja dipikirin. Mana mungkin Aldi bakal coret nama lo dari KK keluarganya, orang lo gak termasuk ke keluarga Aldi, kok."

"Oh ... iya ya," Dika menepukkan jidatnya. Sepertinya kesadarannya sudah kembali, saudara-saudara!

Setelah kejadian singkat yang penuh kecengoan tadi, Dika secara tak sengaja melirik arlojinya. Kini jam menunjukkan angka 07.25, dimana 5 menit selanjutnya adalah waktu untuk memulai aktifitas belajar.

For You:Please Come Back (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang