Dua belas

69 33 3
                                    

Apapun masalahmu, baku hantam solusinya. Eh salah, maksudnya atasi dengan kepala dingin solusinya.
Tafania Viorely Pratama

"A...APAAAA?!!"

Teriak Aras membuat para gajah menoleh padanya. Aras meringis miris. Kalau tugas lain dia bakal mau, tapi ini ular lho! U-l-a-r! Asal kalian tahu, Aras phobia sekali dengan ular.

"Hadeuhh, hidup gue gini-gini amat ya." Aras menepuk jidatnya pelan. Tersenyum miris akan tantangan yang diberikan untuknya.

"Oke Aras, jangan takut. Lo harus ngejalanin misi ini demi keluarga lo. Bayangin aja ular itu adalah tangan Dika yang lagi ngerangkul lo. Eh-" Aras tak melanjutkan gumaman nya begitu menyadari ucapannya yang membawa nama Dika.

"Aduh kenapa gue jadi kepikiran Dika sih? Padahal gue harus fokus sama keluarga, bukan dia." Ucap Aras sembari memukul jidatnya berkali-kali.

Dengan langkah gontai Aras berjalan menuju area ular, dan meminta izin kepada petugas setempat untuk berfoto bersama dengan ular. Petugas itu pun menyetujuinya, karena ia sudah tahu kalau Aras sedang melakukan misi.

Berbagai gaya ditampilkan dengan ular piton besar yang berada di rangkulannya. Dari fisik Aras terlihat senang melakukannya, namun batin Aras sebenarnya ingin menangis mengingat dia punya riwayat phobia ular.

Beberapa menit berlalu dan Aras pun selesai dengan misi keempatnya.

"Adek seneng ya bisa foto-foto sama ular?" Tanya sang petugas ramah.

"Seneng banget pak!" Seru Aras semangat.

Namun batin Aras berkata lain. Huwaa!! Rasanya pengen mandi kembang 10 rupa deh. Pen nangis juga tapi malu HUWAAA!!

Sang petugas terkekeh melihat semangat-yang nyatanya adalah kepalsuan-Aras yang menggebu-gebu.

Sang petugas kembali bersuara. "Baiklah dek, misi keempat telah selesai. Waktunya menyelesaikan misi kelima, yaitu adek harus membantu petugas memberi makan gorila dan monyet yang lain."

Deg! Jantung Aras berdetak kencang. Bukan karena takut akan gorila, namun karena ia rasa misi kelima lebih seru dari misi-misi sebelumnya.

Dengan semangat 45' Aras menanggapi perkataan sang petugas. "Baik, pak! Saya siap melaksanakan misi kelima."

Sang petugas tersenyum dibuatnya.

"Karena hari semakin siang dan misi yang belum dilaksanakan masih banyak, maka cepatlah, sebelum orang yang mengancammu benar-benar melakukan. Ucapannya." Tambah sang petugas.

Aras pun pergi dari area ular dan bergegas menuju area primata. Seperti sebelumnya, Aras terlebih dahulu meminta izin kepada petugas-yang lagi-lagi sudah hafal tujuan Aras-untuk memberi makan para primata, yang dimulai dari gorila.

"Pak, sekarang kita akan memberi makan apa kepada gorila?" Tanya Aras penasaran.

"Karena gorila adalah hewan herbivora, maka saat ini kita akan memberi makan gorila dengan umbi-umbian." Jawab sang petugas ramah.

Mereka pun melakukan aktivitasnya memberi makan gorila. Terkadang Aras tertawa melihat perlakuan gorila itu kepadanya yang menurutnya menggemaskan. Ternyata ini tak seseram yang dibayangkan! Begitu katanya. Setelah selesai berurusan dengan gorila Aras beranjak menuju bekantan, orang utan, dan primata lainnya.

Matahari semakin bergerak ke arah barat, menunjukkan bahwa Aras harus segera menyelesaikan misinya untuk menyelamatkan keluarganya.

"Terimakasih ya dek sudah mau membantu saya memberi makan hewan." Ucap sang petugas.

For You:Please Come Back (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang