Jangan lupa tinggalkan jejak😁
.
.
.
.Kita buat kesepakatan, yuk. Aku suka kamu, kamu juga suka aku. Yang nantinya akan terbentuk sebuah hubungan yang indah.
Dika Wijayandra"Bro, gimana pdkt lo, lancar?" tanya Veraldi secara tiba-tiba membuat Dika yang sedang asyik membaca buku terkejut mendengarnya.
"Lo kalau ngomong bisa gak ngagetin orang gak, sih? Kebiasaan," jawab Dika kesal.
"Hehe maaf," Veraldi menyengir sembari menunjukkan watados-wajah tanpa dosanya. Veraldi melirik buku yang dipegang Dika. "Widih, lo jadi rajin baca buku, nih. Ketularan Aras, ya?"
Dika yang mendengarnya tersenyum senang. "Hehe iya, gue ngajak dia jalan tuh ke perpus, gak ke kafe ataupun sejenisnya."
"Bagus juga tuh pdkt nya, berduaan di tempat kesukaan doi. Dijamin deh bakal sukses pdkt nya," kata veraldi sambil mengacungkan dua jempolnya.
Dika tentu senang, ia lalu menepuk pelan bahu sahabatnya. "Makasih, bro. Lo emang pendukung yang baik," kata Dika dengan senyum tulusnya yang menular kepada Veraldi.
"WOY KALIAN BERDUA! NGAPAIN DI DALEM KELAS MULU, CUMA BERDUA LAGI. JANGAN-JANGAN KALIAN LAGI LIAT ATAU NGOMONGIN YANG GITU-GITU, YA. HAYOLO .... NGAKU KALIAN ..."
Via dengan suara toa-nya tiba-tiba berteriak kepada Dika dan Aldi (Veraldi) seakan-akan tertangkap basah melakukan hal yang tidak-tidak.
"Eh anjir lo mah pikirannya gitu," elak Aldi tak terima.
"Tau tuh, orang kita lagi ngomongin doi, eh lo tiba-tiba dateng terus ngerusak suasana," timpal Dika mendukung Aldi.
"Hehe maaf, habisnya kalian keliatannya gitu sih," Via nyengir kuda sembari mengangkat salah satu tangannya dengan jari membentuk tanda peace. "Eh, tunggu-tunggu, doi? Doi nya siapa? Dika atau Aldi?" tanya Via bingung.
"Ini doinya Dika, yang si Aras-Aras itu," jawab Aldi.
Dika hanya diam menyimak.
"Hei, sadar diri dong. Belum jadi apa-apa udah dibilang doi," canda Via membuat Dika cemberut.
"Ah lo mah gitu, bukannya dukung gue, malah menjatuhkan gue."
Via ngakak melihat tanggapan Dika. "Iya-iya maaf deh," kembali tangan via membentuk tanda peace. "Cepetan dong tembak Aras, entar keburu dilabrak sama orang lain. Kan sad."
Veraldi mengernyitkan dahi.
"Via, perasaan itu kata-kata gue, deh. Kenapa lo copas?" tanya Aldi tak terima.
Via yang mendengar hanya tertawa dibuatnya. "Hehe gue lagi males mikir. Kebetulan lagi saat lo berdua ngomong gitu gue ada di deket kalian, cuma beda meja aja. Jadi tau deh obrolan kalian tuh apa."
Aldi hanya ber-oh-ria, sedangkan Dika hanya berdecak pelan.
"Ck, kalian jadi gangguin gue baca, deh."
Via dan Aldi hanya menyengir.
"Ya maaf. Oke deh kita bakal bisik-bisik aja ghibah-nya," ucap mereka berdua bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
For You:Please Come Back (TAMAT)
Teen FictionSesal dulu sependapat, sesal kemudian tiada guna. Itulah yang dirasakan Aras Oktarlyn, seorang gadis yang telah menyia-nyiakan seorang lelaki yang mencintainya dengan tulus. Sebenarnya dia tidak bermaksud untuk menyia-nyiakannya, namun ada suatu ala...