Dua puluh lima

68 27 5
                                    

Belajarlah menghargai sebelum kepergian yang menjelaskan arti kehilangan.

Asya Givara Geishara

Sebenarnya, Aras tak menyetujui ucapannya waktu itu. Ucapan tentang ia yang akan menjauh dari Dika. Tapi mau bagaimana lagi, Dika memang menyuruh Aras untuk tidak dekat lagi dengannya walau ia tidak mengatakannya secara langsung.

Sudah 2 hari Aras melakukan apa yang diucapkannya, menjalani hari-hari tanpa Dika, dan berusaha untuk menjauhi segala hal tentang Dika.

Rasanya.... seperti ada yang hilang.

"Ras, Ras, Ras .... nyeblak kuy? Kepengen banget nih," rengek Rely dengan nada khas bayi yang ingin menangis.

"Beberapa hari yang lalu juga lo ngajak gue nyeblak, Rely, gak bosen apa?" protes Aras kesal.

"Tapi kan gue lagi itu mau nraktir lo juga, cuman lo nya aja yang gak mau."

"Seblak terosss...."

Cibir Asya tiba-tiba.

Mendengarnya, Rely spontan berkacak pinggang, "heh Kulkas Pemanas, diem napa. Bukannya bantuin gue bujuk Aras biar gak diem mulu, malah jadi kompor hidup."

Astaga Rely, sudah kulkas pemanas, kompor hidup pula.

"Apa gue sebegitu menariknya ya sampe-sampe dikasih banyak julukan?" tanya Asya penuh percaya diri.

"Sebenernya sih, lebih menarik nyamuk di pipi lo daripada lo sendiri," jawab Rely lalu--

Plak!!!

Rely menampar keras pipi Asya yang dihinggapi nyamuk, dan berbarengan dengan itu, satu gigi Asya meluncur begitu saja meninggalkan pemiliknya.

"GIGIKUUUU!!!!!!" teriak Asya melengking kesakitan. Ia langsung mencari keberadaan gigi tersayangnya, mengabaikan Rely yang memasang wajah kebingungan.

"Buset anjir, gigi Asya lepas," gumam Aras takjub, kemudian tertawa terbahak-bahak.

"Di mana gigi gue, Rely??!!!" Asya berteriak marah pada Rely. Sudah lelah ia mencari, tidak ditemukan juga giginya.

"Ada. Nih," Rely menunjukkan gigi Asya yang ada di genggamannya.

"Hah???" Asya dan Aras serempak ber-hah-ria. Masa gigi yang jatuhnya di depan Asya tiba-tiba ada di genggaman Rely Tanpa sepengetahuannya?

"Gak percaya? Tanya aja pak haji," Rely tertawa mendengar guyonannya sendiri. Namun kedua sahabatnya tidak.

Garing.

Asya kembali fokus pada giginya, "kenapa tiba-tiba ada di lo, Rely?"

"Iya Rel, kenapa ada di lo? Padahal gigi itu tadi loncatnya ke depan, bukan ke samping, tempat lo duduk tadi," Aras juga ikut penasaran.

"Kalian tau? Sebenernya semua gigi yang lepas dari mulut pemiliknya tuh bisa ngeluarin sayap biar bisa pindah tempat lemparan. Terus, satu-satunya cara buat ngeluarin sayapnya tuh dengan cara dikeluarin paksa dari mulut. Jadi-"

"Iya-iya gue paham, nyeblak aja yuk," Aras memotong ucapan Rely karena Aras tau, begitu Rely mulai melantur ia takkan berhenti sampai ia menikah dan punya anak sekalipun.

"Hih kebiasaan motong ucapan gue, tapi yuk! Gue yang traktir deh. Kalian berdua tenang aja."

"Yeyyy!!!" sahut Aras dan Asya semangat.

"Punya gue jangan pake pedes ya, pake bubuk greentea aja," celetuk Aras.

"HAH???"

***

For You:Please Come Back (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang