Semua orang bisa berubah menjadi lebih baik. Percayalah pada setiap kemungkinan yang ada di dunia ini.
Aras OktarlynSatu sekolah geger, setiap Aras lewat pasti membicarakan satu nama dengan reaksi bermacam. Aras heran, memang apa yang telah diperbuat oleh orang itu sampai-sampai satu sekolah membicarakannya?
"Eh eh, aku tadi lihat orang itu senyum ke aku, tau ... sama ke orang-orang yang ditemuinya."
"Masa sih? Keajaiban dunia kalau dia tersenyum ke semua orang. Dia kan, orangnya begitu."
"Aku serius. Dia sekarang beda banget. Semenjak 2 hari gak sekolah, datang-datang beda sikap."
Setiap ia berjalan ke satu tempat, kurang lebih percakapan itu yang ia dengar. Ingin sekali bertanya pada mereka, tapi nanti terkesan mencampuri urusan orang lain.
Aras sampai di kelasnya, tangan memegang dua buku perpus yang barusan dipinjam. Jam kosong ia manfaatkan untuk ini, daripada bosan di kelas.
Netra melihat Alfina yang sibuk dengan handphone-nya. Aras menghampiri teman sebangkunya. Alfina menyadari kehadiran Aras, langsung berseru heboh.
"Kamu tahu gak sih, Ras? Andra sekarang udah berubah!!" Alfina bersorak girang, hampir saja air mata haru lolos menyusuri pipi. Aras yang semula bingung, makin dibuat bingung.
"Andra? Berubah? Maksud lo gimana, Fin?"
"Itu ... dari pagi sampai sekarang gak ada berita bully dan dia tebar senyum ke semua orang yang dijumpai," ujar Alfina. "Aku bersyukur banget, dia akhirnya berubah. Gapapa gak langsung jadi baik, berubah pelan-pelan juga gapapa kok."
Akhirnya Aras mengerti. Ia ber-oh-ria, menyimpulkan bahwa orang yang digosipi satu sekolah adalah Gerandra, cowok yang dua hari lalu meluapkan semua unek-unek padanya.
"Lo gak becanda kan, Fin?" tanya Aras sangsi.
"Serius! Seribu rius malah!" Alfina mengacungkan kedua tangan dengan masing-masing jari membentuk tanda peace. "Nanti istirahat temuin aja kalau kamu gak percaya. Ngomong-ngomong, Riza juga udah tau hal ini. Tapi kelasnya lagi ada guru, jadi gak bisa mampir ke sini."
"Okey, okey ... gue percaya." Aras mengangguk, tak ingin memperpanjang urusan. "Nanti kalau gue ketemu dia, mau gue tanyain."
"Bagus!" seru Alfina, memberi dua jempolnya pada Aras. "Kalau misalnya dia benar-benar telah berubah, aku berterima kasih padamu, Ras. Pasti kamu yang membuatnya berubah."
Aras tersenyum simpul, menggeleng pelan. "Enggak tahu juga. Kita lihat nanti."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
For You:Please Come Back (TAMAT)
Teen FictionSesal dulu sependapat, sesal kemudian tiada guna. Itulah yang dirasakan Aras Oktarlyn, seorang gadis yang telah menyia-nyiakan seorang lelaki yang mencintainya dengan tulus. Sebenarnya dia tidak bermaksud untuk menyia-nyiakannya, namun ada suatu ala...