Dua puluh dua

51 20 8
                                    

Berjuang semampunya dan berjuanglah sewajarnya, karena tidak semua orang punya perasaan  yang sama.
Salsa Putri Bela

Sudah dua minggu yang lalu Dika menyatakan perasaannya pada Aras dan Aras menggantungkan hubungannya.

Saat ini Aras tak memberitahukan perihal Dika kepada para sahabatnya. Ia tak ingin merepotkan sahabatnya yang terkadang suka sibuk dengan kehidupannya masing-masing.

Bila waktu bisa diputar, Aras ingin kembali ke masa dimana Dika menyatakan perasaannya. Aras ingin saat itu ia tidak mengatakannya, dengan cara tidak mengikuti ajakan Dika. Tapi sepertinya, walau ia menghindar dari hal itu bagaimanapun caranya, tetap saja, kalau sudah takdir pasti ia akan bertemu dengan masa itu. Tentunya dengan cara yang telah Tuhan rencanakan.

Semakin memikirkannya kepala Aras semakin pusing. Ia tak menyangka kalau efek cinta ini begitu dahsyat untuknya. Sebagai orang yang baru pertama kali mengenal kata cinta, Aras tak tau harus bagaimana dalam menghadapi soal ini.

Kini Aras benar-benar sendirian dalam menghadapi hal ini. Sempat terpikir ingin meminta solusi pada ibunya, takut jawabannya tak sesuai harapannya.

Sebenarnya Aras ingin sekali menerima perasaan Dika untuknya, secara ia memang memiliki perasaan yang sama dengan Dika. Namun, apa yang saat ini didapatnya menjadi penghalang untuknya. Ia tahu bahwa pacaran boleh saja, asalkan belajar tetap harus diprioritaskan. Dari berbagai riset yang Aras temukan, efek pacaran bagi setiap orang memang beragam, namun kebanyakan yang diterima oleh Aras lebih menjurus ke hal negatif. Itu yang membuat Aras sangat bimbang dalam memilih keputusan yang Dika ajukan.

"Ternyata ... gak ada pertemanan lawan jenis yang gak dibubuhi rasa cinta," gumamnya.

Kembali Aras membaca buku yang sudah lama terbengkalai di sebelahnya. Ia sengaja membaca buku dengan genre berat agar tidak selalu memikirkan Dika dan semua hal yang telah dilaluinya.

15 menit pertama Aras memang fokus dan larut dalam bacaan yang disajikan di buku yang sedang Aras baca. Namun 15 menit berikutnya sekelebat bayangan tentang Dika kembali muncul di depan matanya. Aras memejamkan mata mencoba untuk menghilangkan bayangan Dika di pikirannya, namun yang ada bayangan Dika semakin hidup dan memberikan rekaman aktivitas mereka berdua.

"Aras, mau sampai kapan lo ngegantungin hubungan kita? Gue udah setia nunggu jawaban dari lo selama dua minggu ini, dan gue berharap lo ngasih jawaban yang setara dengan rasa lelah yang gue dapet dari menunggu jawaban dari lo," ucapan Dika-yang merupakan halusinasi dari pikiran Aras membuat Aras panik. Selama Aras hidup, baru saat ini ia mengalami hal seperti ini.

Aras berusaha keras melenyapkan Dika dari bayangannya. 15 menit kemudian setelah Aras melakukan berbagai cara untuk menghilangkan bayang-bayang Dika, akhirnya Aras pun berhasil. Kini pikirannya dipenuhi dengan isi buku dan rumus-rumus yang membuat mood Aras membaik.

"Aras, kamu nggak makan?" Tanya Anna sambil memasuki ruang baca.

Kalau dilihat-lihat, sudah lama Anna tidak memasuki ruang baca. Itu karena Aras lah yang memegang kunci ruang baca dan akhir-akhir ini Aras lebih senang membaca buku di kamarnya ketimbang di ruang bacanya.

"Udah kok, Bu," jawab Aras tanpa mengalihkan pandangan dari buku di pangkuannya.

Anna mengernyit bingung, "perasaan makanan di tudung saji masih utuh, deh. Kamu tuh sebenernya makan apa?" tanyanya dengan penuh selidik.

"Ehm ...." Aras bergumam sembari berfikir. "Tadi Aras udah makan beng-beng dua kardus, trus kenyang deh. Itu termasuk makan kan? Yang penting dari makan kan kenyang," jawabnya dengan ekspresi polos membuat Anna gemas ingin menoyor kepalanya.

For You:Please Come Back (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang