Yoshi pulang ke rumah, dan Rose nampak masih sibuk dengan pekerjaan nya, sang putra hanya melirik pekerjaan sang mommy.
"Sudah pulang, sayang?" Sapa Rose tanpa menatap sang putra, Yoshi tak menyahut, membuat Rose curiga, ia lalu menoleh pada Yoshi.
"Oh, maafkan mommy" ujar Rose, ia lalu mengakhiri pekerjaan nya.
"Mandi lah, mommy siapkan makan malam" ujar Rose, Yoshi pun menurut, ia tak suka ketika waktu nya pulang sekolah, tapi sang mommy masih sibuk.
Malam nya, seperti biasa, ketika Rose sudah tertidur, Yoshi mengendap-endap keluar bersama Asahi dan Haruto menuju area balapan liar.
"Wow" seru Asahi melihat keramaian di jalan tol mangkrak yang tak terpakai, tempat itu di gunakan oleh bebrapa oknum untuk menggelar balapan liar di malam hari, dan jika siang, tempat itu nampak sepi.
Haruto dinhampiri seorang pria yang lebih tua dari nya, mereka mengobrol sejenak, Haruto mengangguk, ia lalu mendaftar bersama Asahi, setelah beres, mobil pun mulai di siapkan di garis star dengan Yoshi yang bersiap menjadi driver nya, tatapan nya tajam dan fokus ke depan, pada gadis yang siap memberi nya aba-aba.
Balapan pun di mulai, kejaran-kejaran terjadi, saling menempel dan jarak yang begitu dekat semakin memamcing adrenaline.
Rio melintasi jalanan dengan mobil pemberian sang noona, ia baru saja menjemput Jennie yang selesai sift malam jam 3 pagi, dan melihat disamping nya ada kerumunan.
"Kerumunan apa itu?" Gumam Rio pada sang unnie.
"Oh, itu balapan liar" jawab Jennie.
"Dari mana noona tahu?" Selidik Rio curiga, Jennie pun gelagapan, ia tak mungkin mengatakan pernah kesana bersama teman-teman nya bukan.
"Teman di rumah sakit pernah mengeluh jika dongsaeng nya sering ikut balapan liar di jalan tol tak terpakai" jelas Jennie dan Rio pun percaya.
Setelah menurunkan Jennie di rumah, Rio pun pamit, ia merasa perlu menyelidiki tempat balapan liar tadi, dengan memakai topi dan masker, agar tak ada murid yang mengenali nya, jika memang ada siswa Seoul International Senior High School.
Di tempat lain, Asahi, Yoshi dan Haruto menikmati kemenangan mereka dengan meminum soju bersama team mekanik mereka, padahal, seharus nya usia mereka masih ilegal untuk menikmati soju.
Dan Rio menemukan satu murid nya yang menonton balapan tadi, Rio pun membawa nya pulang dan menginterogasi nya di dalam mobil, murid itu mengaku melihat Yoshi, Asahi dan Haruto ikut balapan, tapi Rio tak percaya karena tak melihat nya sendiri, ia sampai saat rombongan Haruto sudah meninggakan arena balapan liar dengan kemenangan.
Hari-hari selanjut nya berjalan normal, meski tak berlangsung lama.
Suatu pagi
Mobil Haruto di hadang oleh dua mobil yang berisi masing-masing dua orang.
"Mereka yang curang, hyung" tunjuk seorang seumuran mereka pada Yoshi, Asahi dan Haruto yang keluar dari mobil nya karena hadangan orang asing tadi.
"Curang? Siapa yang semalam mengambil lompatan start" kesal Haruto menunjuk pada remaja yang menunjuk nya tadi.
Si pria dewasa memberi kode pada kedua teman nya, untuk mulai menyerang Haruto dan kawan-kawan, perkelahian tak seimbang pun terjadi, Yoshi dan kedua teman nya pun babak belur, tapi meski begitu, mereka masih sanggup melanjutkan perjalanan menuju ke sekolah mereka.
Dan lagi-lagi mereka bertemu dengan Rio di pintu lobby, Rio mengamati wajah ketiga nya dengan tatapan curiga.
"Bukan kami yang memulai nya mr" tanpa di tanya Haruto langsung membela diri.
"Tak ada asap kalau tidak ada api bukan? Ada yang bisa menjelaskan?" Tanya Rio, tapi ketiga nya bungkam, mereka tentu saja menutupi kejadian sebenar nya yang bersumber pada ajang balapan liar yang mereka ikuti.
"Ikut ke kantor" ujar Rio melangkah menuju ke ruangan nya, di ikuti ketiga murid tadi di belakang nya, dan sesampai nya di ruangan Rio, sang guru pun mengambil alkohol untuk mengobati ketiga nya, tapi apa yang terjadi? Rio menekan kuat luka mereka dengan kapas yang basah oleh alkohol.
"Aaaahhh. . ." Erang Haruto dan Asahi nya kesakitan dengan perbuatan sang guru, tapi tidak dengan Yoshi.
"Sudah merasa jagoan harus nya kalian tahan dengan sakit yang hanya seperti ini bukan?" Sindir Rio remeh, Yoshi mengatupkan rahang nya kuat-kuat, menahan amarah pada sang guru, yang selalu membuat masalah dengan nya sudah dua kali ini.
"Bukti kan dengan nyali kalian saat berkelahi tadi, atau saat ikut balapan liar semalam" Rio mencoba memancing pengakuan, Haruto dan Asahi terbelalak, tak percaya jika sang guru tahu kegiatan malam mereka, padahal Rio hanya asal tebak untuk mencari bukti, tapi ketiga nya tak terpancing.
"Kalian diam berarti iya" kata Rio lagi dingin.
"Jika kami bilang tidak pun mr tetap menuduh kami ikut balapan liar bukan?" Balas Yoshi, Rio langsung mengalihkan tatapan nya pada Yoshi, kedua nya saling bertatapan dingin, sang murid seolah tak memiliki rasa segan sedikitpun pun pada sang guru.
"Anak ini, seperti nya akan sulit diatasi" batin Rio, Yoshi memang berjiwa pemberontak, faktor dia yang berasal dari keluarga broken home.
Yoshi mengatakan demikian karena ia merasa apa pun jawaban nya, anak badung seperti mereka pasti tak akan di percaya, padahal Rio hanya butuh pengakuan, karena bukti sudah ia dapat, berupa ban mobil Haruto yang ia chek saat jam pelajaran berlangsung, ban di mobil balap Haruto memiliki ulir khusus, dan terlihat ke ausan yang lumayan banyak efek gesekan dengan aspal saat pengereman mendadak, mereka pikir bisa membohongi sang guru, tapi Rio bukan lah guru biasa.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Student's Mother
Fanfictioncerita tentang Limario dalam menghadapi murid terbadung nya, yang berasal dari keluarga kaya yang broken home, tapi justru ia malah jatuh pada pesona Rose, single mother yang pekerja keras, demi menghidupi putra semata wayang nya.