Yoshi dan Rio ke gedung olahraga seperti biasa, dan mereka kembali bertemu gadis kecil bernama Minjoo, yang sedang bermain sendirian, gadis itu berlari kecil menghampiri Rio, membawa bola pink nya.
"Oppa oppa, ayo kita bermain lagi" ajak nya semangat, Rio melirik Yoshi.
"Oppa capek, lain kali saja ne" tolak Rio.
"Yaah" Minjoo menunduk sedih, kecewa tak bisa bermain bola, ia lalu melangkah pergi meninggalkan Rio dan Yoshi yang terus menatap nya.
Yoshi kemudian berdiri, mengejar Minjoo.
"Ayo main dengan ku" ajak nya dengan nada suara yang kaku, Yoshi sudah mensejajarkan langkah nya disamping kanan gadis kecil itu, Minjoo menoleh kaget, tapi senyum nya kemudian mengembang, dan menyodorkan bola nya pada Yoshi, Rio sengaja menolak ajakan Minjoo karena sengaja ingin memancing reaksi murid nya itu.
"Minjoo, oppa capek, besok kita lanjut ne" kata Yoshi dengan nafas terengah-engah.
"Besok sabtu, oppa selesai latihan jam 9 pagi ok" pesan Yoshi yang memang sudah lelah.
"Eengg. . . Ok, oppa mau Minjoo bawakan apa besok?" Tanya nya dengan suara cadel khas anak-anak.
"Apa tidak merepotkan?" Tanya Yoshi yang hendak menolak tapi juga ragu, takut Minjoo kecewa, gadis kecil itu menggeleng.
"Baiklah, susu pisang saja ne" jawab Yoshi.
"Ok, Minjoo pulang oppa" pamit Minjoo yang sudah di tunggu oleh pengasuh nya.
"Mama" sapa Minjoo pada Sana begitu memasuki mobil.
"Hey sayang" Sana menyambut nya dengan hangat.
"Bagaiamana? Minjoo senang hari ini?" Tanya Sana mengusap peluh sang putri.
"Yaa mama, oppa berjanji ingin mengajak Minjoo bermain lagi besok, jam 9, dan, eennggg. . . " Minjoo mencoba mengingat pesan Yoshi pada nya tadi.
"Dan apa?" Tanya Sana penasaran
"Dan oppa minta di bawakan susu pisang, mama" Minjoo yang sudah ingat pun mengatakan apa yang di minta Yoshi pada nya tadi.
"Ok, kita beli sekarang, dan masukan kulkas, besok tinggal Minjoo bawa ne" balas Sana tersenyum senang.
"Ne mama" jawab Minjoo, gadis kecil itu tahu, Yoshi adalah oppa nya, tapi sang mama selalu menekan kan untuk tidak mengatakan apa-apa pada Yoshi, dan Minjoo yang baru berusia enam tahun oun sangat mudah untuk menuruti apa kata mama nya.
Hap
Ia melimpat turun dari mobil ibu nya, saat sudah tiba di supermarket.
"Ayo mama" ajak nya tak sabar, Sana turun lalu menggandeng tangan kecil Minjoo untuk membeli susu pisang.
"Kita beli tiga mama" pinta nya
"Untuk siapa saja?" Tanya Sana, menunduk menatap sang putri.
"Untuk ku, dan oppa itu kan berdua ma, Yoshi dan Rio oppa" jawab Minjoo mencebikan bibir nya
"Astaga, mama lupa" kekeh Sana lucu melihat kemarahan sang putri yang begitu lucu.
Dan benar saja, keesokan hari nya Yoshi sudah menunggu Minjoo di tempat ia dan Rio biasa beristirahat.
"Yoshi oppa" seru Minjoo berlari kecil menghampiri Yoshi dan Rio.
"Minjoo-yaa, mana bola nya" sambut Yoshi tanpa ekspresi seperti biasa nya.
"Yaah, oppa, Minjoo lupa" kaget gadis kecil itu menepuk jidad nya sendiri, tingkah lugu nya memancing senyum samar Yoshi.
"Ya sudah, kita jalan-jalan saja ne" ajak Yoshi.
"Ayok" jawab Minjoo, ia lalu menitipkan tas ransel nya pada Rio, dan mulai berjalan mengelilingi gedung olahraga.
"Oppa, aku lelah" ucap Minjoo
"Ayo, semangat, sebentar lagi kita sampai" Yoshi mencoba membujuk Minjoo agar terus berjalan mengikuti nya.
Wuuzzz. . .
Minjoo berlari sambil terpingkal mendahului Yoshi, dan ia oun sampai di tempat Rio lebih dulu.
"Yeay, Minjoo menang" seru nya sambil melompat-lompat.
"Yak kamu mengerjai ku" kesal Yoshi, ia lalu berjalan cepat menghampiri Minjoo.
"Ampun oppa, ampun, aku akan memberi mu susu pisang, tapi jangan hukum Minjoo" mohon gadis kecil itu bersembunyi di balik punggung Rio.
"Oh iya, mana susu pisang ku?" Pinta Yoshi, ketiga nya menikmati susu pisang yang dibawakan oleh Minjoo.
"Bye oppa" pamit Minjoo setelah lelah bermain dengan Yoshi, pemuda itu hanya membalas dengan lambaian tangan.
"Minjoo seperti nya sudah mampu meluluhkan mu" goda Rio.
"Aku tahu rasa nya jadi anak tunggal, tak punya teman bermain, sama hal nya dengan Minjoo, aku tak ingin dia mengalami nasib yang sama dengan ku dulu" jawab Yoshi acuh, ia membuat Rio tertegun dengan kalimat panjang nya yang baru kali ini, Rio dengar.
"Kemarikan kunci motor nya" pinta Yoshi.
"Untuk apa?" Tanya Rio, tapi dia tetap menyerahkan kunci motor nya pada Yoshi.
"Aku yang di depan" jawab nya acuh berjalan meninggalkan Rio.
Kini, Yoshi mengendarai motor ke rumah Rio, seperti biasa nya, selesai mandi dan makan, ia berpamitan pada keluarga Kwon.
"Motor nya aku bawa" ujar nya acuh, entah kenapa, Yoshi hanya berperilaku dingin kepada Rio saja, dia bisa sangat lembut jika dengan Jennie, Sicca eomma atau Yoong.
Bree. . . Breemm. . .
Yoshi menyusuri jalan di tempat Rio tinggal, ia hendak pulang.
"Hey, kepala es!" Teriak seorang gadis yang tiba-tiba muncul dari sebuah gang, Yoshi langsung mengerem mendadak, gadis yang tak lain Yujin itu terpingkal melihat kekagetan Yoshi.
"Dasar gadis pengganggu" gerutu Yoshi.
"Apa kamu bilang?!" Kata Yujin tak terima karena ia mendengar Yoshi menyebut nya gadis pengganggu.
"Gadis pengganggu" tantang Yoshi sambil mendongakan wajah nya.
"Aku punya nama, dan nama ku Yujin" kesal gadis itu mendekati Yoshi yang masih berada diatas motor nya.
"Aku juga punya nama, dan nama ku Yoshi" balas sang pemuda.
"Tapi kamu pantas di panggil kepala es, karena kamu begitu angkuh dan dingin" alasan Yujin ikut mendongakan kepala nya, mereka seolah saling menantang.
"Kamu juga pantas di panggil gadis pengganggu, karena selalu menggaggu ku" Yoshi tak mau kalah.
"Dasar kepala es" geram Yujin
"Dasar gadis pengganggu" kesal Yoshi.
"Ish, aku kutuk kamu jadi suka pada ku nanti" serang Yujin.
"Tidak akan, kutukan mu tidak mempan" balas Yoshi sinis, ia lalu pergi berlalu meninggalkan Yujin yang kesal sendiri, karena niat awal gadis itu ingin meminta tolong Yoshi untuk mengantar nya pulang, tapi yang ada, mereka malah berdebat.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Student's Mother
Fanfictioncerita tentang Limario dalam menghadapi murid terbadung nya, yang berasal dari keluarga kaya yang broken home, tapi justru ia malah jatuh pada pesona Rose, single mother yang pekerja keras, demi menghidupi putra semata wayang nya.