25. Gadis Pengganggu

1.9K 328 66
                                    

Yoshi baru turun dari motor sang guru, sepulang latihan di hari sabtu pagi, peluh nya masih bercucuran, lalu tiba-tiba seorang gadis datang, berdiri di luar pagar rumah keluarga Kwon.

"Hey, kepala es" seru nya memanggil Yoshi, mendengar ada suara, Yoshi pun menoleh, menatap penuh tanya dan aneh, sementara Rio sedang memarkirkan motor nya.

"Iya, kamu" kata gadis itu lagi, Yoshi mengerutkan kening nya, sambil menunjuk ke dada nya sendiri.

"Iya, ayo ikut aku" ajak sang gadis.

"Ck" decak Yoshi kesal, tapi dia tetap menuruti kemauan gadis yang ternyata adalah Yujin itu.

"Apa?" Tanya Yoshi dingin.

"Snowy terjebak di pohon depan rumah sana" adu Yujin, menunjuk rumah yang tak jauh dari rumah sang guru.

"Lalu?" Acuh Yoshi.

"Ya kamu bantu Snowy turun" ujar Yujin menyeret tangan kanan Yoshi ke tempat Snowy berada.

"Nah, itu, dia disana" tunjuk Yujin ke sebuah pohon yang lumayan tinggi, Yoshi masih diam saja, menatap kucing yang terus mengeong itu.

"Kenapa diam? Kamu tidak bisa memanjat pohon? Atau takut?" Tanya Yujin yang mampu memancing kekesalan Yoshi karena merasa di sepelekan, ia pun lantas mulai memancat pohon untuk menolong Snowy, dan begitu sudah hampir tiba di bawah, si kucing langsung melompat ke dalam dekapan sang pemilik.

Hap

Yoshi juga melompat turun, Yujin membelai-belai kucing nya.

"Gumawo kepala es" ujar nya sebelum pergi meninggalkan Yoshi begitu saja, gadis itu terkikik lucu dengan reaksi Yoshi yang mengomel tak jelas.

"Dasar gadis pengganggu" gerutu Yoshi kembali berjalan ke rumah Rio, sang guru terkekeh menatap murid nya mengomel tak jelas karena ulah Yujin tetangga nya.



Yujin pov on

"Hai, kenalkan, aku adalah Ryujin yang adalah Yujin juga, maaf atas ketidak nyamanan kalian semua yang ribut hanya karena nama panggilan ini, memang benar Yujin adalah nama panggilan kami berdua di sekolah, karena kami sekelas, itu sengaja kami lakukan untuk mengelabuhi dispatch, jika sewaktu-waktu, salah satu dari kami ketahuan dating, lihat wajah ku baik-baik, dan ingat ya, kami beda orang, hanya nama panggilan saja yang sengaja kami samakan, tapi si kepala es itu memanggil ku Gadis Pengganggu, padahal aku cuma ingin meminta bantuan nya saja"

"Hai, kenalkan, aku adalah Ryujin yang adalah Yujin juga, maaf atas ketidak nyamanan kalian semua yang ribut hanya karena nama panggilan ini, memang benar Yujin adalah nama panggilan kami berdua di sekolah, karena kami sekelas, itu sengaja kami la...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yujin pov off

Selesai mandi dan makan seperti biasa, Yoshi pun menghampiri sang guru.

"Aku mau pulang" pamit nya.

"Jam segini?" Kaget Rio.

"Mommy memintaku menemani nya belanja" jawab Yoshi.

"Ya sudah, ayo" ajak Rio.

"Eomma, Yoshi pulang dulu ne" pamit nya pada Jessica, Jennie sudah berangkat kerja di antar Yoong, sebagai dokter, ia tetap harus kerja jika mendapat jadwal piket meski hari libur sekalipun.

"Ne, hati-hati" sahut Jessica.

Setelah menurunkan Yoshi, Rio pun melajukan mobil nya, ia ke sekolah untuk mengambil dokumen penting, serta biodata milik Yoshi yang akan di kirim ke Jepang untuk mengikuti Asian Games Pelajar, mewakili Korea Selatan, dua jam lebih Rio memeriksa dan memastikan jika apa yang ia butuhkan sudah lengkap dan benar.

Krriiinggg. . .

Ponsel Rio berdering, tepat saat dia sudah berjalan keluar dari pintu lobby sekolah dan mengunci nya.

Yoshi is Calling

"Hallo"

"Hyung, bisa jemput Yoshi dan mommy di super market?"

"Baik, tunggu disana"

Rio panik, dia tahu Yoshi tidak dalam kondisi baik-baik saja, karena nafas nya terdengar memburu, maka nya ia langsung tancap gas.

Dan benar, Yoshi gelisah, ia terus menggoyang-goyangkan kedua kaki nya, seperti seseorang yang sedang nervous, matanya terpejam, mulut nya terus bergumam.

"Mr" sambut Rose khawatir, mereka menunggu Rio di depan pintu masuk super market.

"Apa yang terjadi?" Tanya Rio ikut khawatir.

"Yoshi, Yoshi, tarik nafas, tarik nafas" interuksi Rio sambil menepuk-nepuk pipi murid nya itu.

"Aku butuh pelampiasan, aku butuh pelampiasan" panik Yoshi, begitu ia membuka kedua mata nya, Rio pun lantas membawanya masuk ke dalam mobil nya.

Rose menatap sang putra yang terus berteriak sambil memukuli dasbord mobil Rio, air mata nya menetes menyaksikan sendiri penderitaan yang dialami Yoshi, ia baru tahu sekarang jika Yoshi itu rapuh.

Dan saat Yoshi sudah tenang, Rio turun dari mobil nya kembali, mengambil semua kantong belanjaan Rose dan memasukan nya ke dalam bagasi, Rose masih terdiam karena terkejut.

"Nyonya" panggil Rio yang sudah membuka kan pintu penumpang belakang untuk Rose.

"N-ne" Rose tergagap

Rio membantu Rose membawa barang belanjaan nya masuk ke dalam rumah, setelah lebih dulu membawa Yoshi ke kamar nya, kali ini dia tidak lagi salah, karena Rose yang membuka kan pintu nya, mereka berdua di dapur, wanita itu nampak canggung, meski kekhawatiran dan kecemasan masih nampak jelas di wajah nya, Rio menatap nya serius, Rose yang gelisah pun kemudian mengambil air minum, untuk nya, dan Rio.

"Sebenar nya, apa yang terjadi?" Tanya Rio penasaran, ia duduk di meja makan sambil memegangi gelas nya, Rose pun ikut duduk berhadapan dengan guru dari putra nya itu.

"Yo-yoshi" kata Rose terbata

"Tidak, maksudku, kami tadi bertemu ayah nya Yoshi di supermarket, dia bersama istri baru nya" cerita Rose sendu.

"Jadi begitu, Yoshi itu sangat temperamental, itulah sebab nya aku meminta dia ikut ekstra taekwondo, agar ia bisa melampiaskan amarah nya pada hal yang positif" ujar Rio.

"Tapi, apa itu tidak berbahaya bagi orang-orang di sekitar nya?" Tanya Rose yang tentu takut jika sang putra akan mengamuk dan menghajar orang yang tidak ia suka dengan kemampuan taekwondo nya.

"Tidak, asal kita tahu cara menangani Yoshi ketika dia mulai terpancing amarah nya, aku akan mengajari mu cara mengendalikan Yoshi, dan aku akan mencoba mencari penyebab Yoshi selalu hilang kendali setiap menyangkut masalah ayah nya" tutur Rio yang kemudian memberi Rose jurus untuk meluluhkan amarah Yoshi.

Setelah dua jam mengobrol Rio pun pamit hendak pulang.

"Tidak bisakah mr tinggal untuk sesaat? Jujur saya masih takut menghadapi Yoshi ketika dia bangun nanti" pinta Rose, dan Rio pun tak menolak nya, mereka mengobrol di dapur, dan Rose sambil menata belanjaan nya di kulkas.


#TBC

My Student's MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang