"Mama" suara manja Minjoo terdengar menyayat hati, yaa, gadis kecil itu jatuh sakit semenjak berpisah dengan Yoshi seminggu yang lalu.
"Iya sayang? Minjoo mau apa?" Tanya Sana lembut, ia lalu mengganti plester turun panas di kening Minjoo dengan yang baru.
"Minjoo mau bertemu oppa, mama" pinta nya, Sana melirik sang suami, yang langsung membuang wajah nya, dan keluar dari kamar sang putri.
Sementara Yoshi sedang melamun sambil menatap botol minuman pemberian Minjoo, ia baru pulang dari shooting iklan appareal olahraga terkenal bersama sang papa, Yoshi kepikiran tentang minjoo, jujur ia mulai menyayangi gadis kecil itu, tapi mengetahui jika Minjoo adalah putri Kim Taehyung, membuat Yoshi marah, sangat marah, dan kecewa, Rio pura-pura tak memperhatikan sang putra.
Sana berjalan memasuki kamar nya, menyusul sang suami.
"Oppa, kita harus menghubungi Yoshi" pinta nya memelas pada sang suami, demi kesembuhan Minjoo.
"Tidak, yang Minjoo butuhkan dokter, bukan anak berandal itu" keras kepalanya Taehyung, yang selalu menolak permintaan istri untuk putri nya yang sedang sakit parah.
"Oopppaaaa. . . " jerit histeris Sana, menemukan sang putri yang tak sadarkan diri diatas ranjang nya, dengan panik, Taehyung pun menghubungi ambulan untuk membawa Minjoo ke rumah sakit.
"Bukan fisik Minjoo yang sakit, ia tertekan, Minjoo stress, obat kimia tak akan mampu menyembuhkan nya" jelas sang dokter pada Sana dan Teahyung.
Sana pun menangis hebat, ia putus asa dengan kekerasan hati seorang Kim Taehyung, dan sangat mencemaskan putri kecil nya.
"Tae, eomma mohon, buang keegoisan mu demi Minjoo" bujuk Tiffany eomma, tapi Taehyung bergeming.
Lima hari sudah, Minjoo tak sadarkan diri di ruang ICU, Taehyung hampir semalaman berdiri di depan kaca jendela ruangan sang putri.
Di rumah Rio, ia menggendong Aaron berjalan menuju dapur, Yoshi mengikuti nya dari belakang dan memotret sang dongsaeng, sambil menggoda nya, dan Aaron akan menjerit sambil terpingkal.
"Hari ini shooting lagi?" Tanya Rose.
"Tidak momm, sepulang sekolah, Yoshi hanya akan mengadakan pemotretan untuk majalah olahraga" jawab sang putra.
"Bersama papa kan?" Rose memastikan jika sang putra tak kemana-mana tanpa pengawalan Rio.
"Uhum" jawab Yoshi mengangguk, ia menyuapi Aaron dengan bubur bayi nya, Yoshi di didik oleh Rio untuk menjadi pria yang tak malu melakukan tugas perempuan di rumah, dengan memberi nya contoh, karena tugas rumah adalah tanggung jawab bersama.
Malam nya sepulang pemotretan, Yoshi yang hendak pulang bersama Rio di hadang oleh Taehyung di parkiran mobil, pria itu nampak kuyu dan memelas, Yoshi melewati nya begitu saja.
"Yoshi" panggil Taehyung, sang putra menghentikan langkah nya, tanpa menoleh.
"Minjoo sakit" beritahu Taehyung.
"Bukan urusan ku" sahut Yoshi dingin.
"Dia mencari mu, daddy mohon, temui dia di rumah sakit" mohon Taehyung putus asa.
"Aku tak peduli, bahkan jika sampai anda memohon sambil menangis darah sekalipun aku tak akan menuruti permintaan mu" balas Yoshi tajam.
"Papa, ayo kita pulang, Yoshi lapar" ajak Yoshi pada Rio dengan nada suara yang berbeda ketika berbicara dengan Taehyung, tanpa mereka sadari, ada seseorang mengambil foto ketiga pria itu secara diam-diam.
Sesampai di rumah, Yoshi terlihat biasa saja, tak seperti dulu, karena sepulang dari London, ia rutin mengunjungi psikiater, dan berkonsultasi selama seminggu full, untuk menjalani pengobatan gangguan kecemasan yang dialami Yoshi, akibat ulah Taehyung.
Rio mengutak-atik ponsel nya, membaca dengan raut cemas pesan yang masuk.
"Oppa, ada apa?" Tanya Rose khawatir.
"Kita bicarakan nanti ya, aku mandi dulu" jawab Rio.
Dan setelah mandi, makan malam bersama, Rio menidurkan Aaron terlebih dahulu, yang tidur sekamar dengan Yoshi.
Rose memijat kedua bahu sang suami, ia tahu, ia paham, jika Rio banyak pikiran, tak hanya tentang sekolah, tapi Rio seperti menyembunyikan sesuatu.
"Oppa, apa ada yang tidak aku ketahui?" Tanya Rose cemas, Rio lalu membalikan tubuh nya, menghadap sang istri, mereka duduk di tengah-tengah ranjang, Rio menggenggam kedua tangan istri nya.
"Kamu percaya pada ku kan?" Tanya Rio, Rose mengangguk pelan, menjawab pertanyaan sang suami.
"Jika aku membuat pengakuan, kamu tak akan marah kan?" Tanya Rio lagi, Rose memasang wajah ketakutan nya.
"Oppa jangan membuat ku takut" khawatir nya.
"Ini bukan tentang orang ketiga" tutur Rio menenangkan hati sang istri.
"Lalu?" Rose penasaran.
"Hampir tiga tahun yang lalu, Sana menemui ku, membicarakan masalah Yoshi dengan ku" ujar Rio, Rose langsung menarik kedua tangan nya dari genggaman Rio, ia memutar tubuh nya hendak turun dari ranjang, karena enggan berbicara dengan istri baru Taehyung.
"Jika kamu menghindari pembicaraan kita tentang Sana, berarti di hati mu masih ada Taehyung" ujar Rio menghentikan langkah Rose.
"Apa? Oppa menuduhku?" Tanya Rose marah.
"Aku tidak menuduh mu, kamu yang tak ingin kita berbicara tentang Sana, karena kamu masih cemburu dengan nya bukan?" Tebak Rio.
"Oppa, jangan memulai pertengkaran" kesal Rose
"Aku tidak memulai nya"
"Lalu ini apa?" Yaa, Rose mulai bertengkar, untuk pertama kali nya.
"Dengan menuduhku masih menyimpan rasa pada pria brengsek itu, apa nama nya jika bukan memulai pertengkaran, padahal seujung kuku sekalipun, semua rasa ku pada nya sudah mati, musnah" suara Rose mulai meninggi.
"Kalau begitu, buktikan jika tebakan ku salah" mohon Rio.
"Dengan cara apa?" Rose masih tak menurunkan nada bicara nya.
"Dengan mendengarkan penjelasan ku" jawab Rio.
"Aku mohon Rose, semua akan baik-baik saja, jika kita membicarakan ini, dan percayalah, hati kita akan menjadi lebih tenang, jujur aku takut, jika tak mengatakan nya pada mu, di masa yang akan datang, semua nya akan menjadi kacau" bujuk Rio, akhir nya Rose kembali duduk di tengah-tengah ranjang.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Student's Mother
Fanficcerita tentang Limario dalam menghadapi murid terbadung nya, yang berasal dari keluarga kaya yang broken home, tapi justru ia malah jatuh pada pesona Rose, single mother yang pekerja keras, demi menghidupi putra semata wayang nya.