Yoshi menghela nafas, sebelum pertandingan untuk mengurangi rasa tegang nya.
Dan pertandingan pun di mulai, awal nya, pertandingan sama-sama seimbang, tapi entah apa yang terjadi pada Yoshi, karena lawan berkali-kali menghasilkan nilai sempurna yaitu tiga poin, sedangkan pukulan dan tendangan Yoshi banyak yang mis, karena ia terpancing emosi nya.
Peluh bercucuran, pertandingan selesai, dan Yoshi kalah, ia berjalan gontai menuju ke arah bench tim nya, Rio dan mr Shindong pun berdiri sambil bertepuk tangan menyambut Yoshi yang berjalan sambil menunduk.
"Good job Yoshi" ucap Mr Shindong menyemangati murid nya sambil menepuk-nepuk ringan kepala belakang Yoshi, ia tak bisa beranjak, karena harus masih harus mengofficiali murid nya yang lain, tak hanya Yoshi yang dikirim pihak sekolah, tapi ada beberapa dan berbeda kelas.
Rio mengikuti langkah sang murid menuju ke ruang ganti, ia menunggu nya di luar, tapi sampai setengah jam lebih, Yoshi tak kunjung keluar, karena khawatir, Rio pun menyusul nya, dan. . .
Yoshi masih belum berganti baju, ia hanya duduk sambil menunduk di bangku samping loker, menyesal, malu, kecewa, semua menjadi satu dan menyerang hati nya sekarang, rasanya ia ingin menangis karena kalah, Rio kemudian duduk di samping nya, dan menyandarkan punggung nya pada dinding.
"Tak apa kamu kalah hari ini" ujar Rio menghibur sang murid.
"Aku malu" jujur Yoshi lirih
"Kamu sudah berusaha, dan kamu kalah terhormat disini, karena kamu memberi nya perlawanan, dengar Yoshi, di dunia ini, akan selalu ada nama yang nya pengalaman pertama, dan kamu sedang berada pada posisi itu sekarang, merasakan untuk pertama kali nya kamu bertanding, dan pertama kali nya kamu kalah, juara dunia sehebat apa pun, pasti pernah merasakan yang nama nya kekalahan, aku tidak menyalahkan mu, sekolah juga tidak akan kecewa dengan hasil ini, karena mereka tahu, bertanding di arena itu tidak mudah, terlepas dari kalah menang nya kamu, aku tetap bangga kamu bersedia mengikuti event ini" ucap Rio panjang lebar, untuk terus menyemangati sang murid, agar tidak down.
"Ayo kita pulang, eomma sudah memasak gomtang untuk atlet nya" kata Rio yang kemudian mengambil tas milik Yoshi dan membawakan nya, di pintu keluar, Rio melihat wajah khawatir Sana, ia lalu memberi kode, jika Yoshi baik-baik saja.
Dan sesampai nya di rumah Rio, Yoshi langsung melangkah cepat memasuki kamar mandi, Sicca eomma, Jennie dan Yoong menatap penuh tanya pada Rio, yang menjawab nya dengan gelengan kepala, mereka pun paham, jika Yoshi kalah.
Keluar kamar mandi, Yoshi pun menjemur handuk nya sendiri, yang lain menunggu di meja makan untuk makan siang bersama.
"Ini, gomtang untuk juara nya eomma" ujar Jessica, menghidangkan semangkok sup iga kesukaan Yoshi, semua menatap Yoshi yang masih menunduk, merasa tak pantas menerima sup buatan Jessica, wanita paruh baya itu menggenggam tangan kiri Yoshi diatas meja.
"Eomma tak peduli, apa pun hasil nya, seorang anak akan selalu menjadi juara di hati ibu nya" tutur Jessica, Yoshi pun melirik Sicca eomma dengan wajah sendu nya.
"Sekarang makan lah, isi kembali tenagamu" senyum Jessica mampu mengangkat sedikit beban di hati Yoshi, ia pun kemudian makan dengan lahap nya, Rio lega melihat mood sang murid telah kembali.
"Aku mau nasi nya lagi" pinta Yoshi tak berani menatap Jennie, karena Sicca eomma sedang mengambilkan air minum untuk Yoshi
"Tentu, kamu boleh menghabiskan semua nya" jawab Jennie yang mengambil alih mangkuk Yoshi untuk ia isi dengan nasi putih.
"Jangan, kamu tak boleh menghabiskan nya, aku juga masih mau" canda Yoong.
"Oppa, kamu bahkan sudah menghabiskan tiga mangkuk nasi" ujar Jennie memutar malas kedua mata nya, Rio terbahak.
"Kamu punya pesaing sekarang hyung" kelakar nya.
Yoshi membuka kulkas, mencari susu pisang milik Rio yang biasa ia minum, dan ternyata habis, ia pun berjalan kaki keluar dari rumah menuju ke toko terdekat, dengan wajah dingin nya.
"Ahjumma, susu pisang nya satu" ujar Yoshi pada sang pemilik toko.
"Ini, 1600₩on" jawab ahjumma menyodorkan sedotan untuk Yoshi.
"Yoshi" sapa Yujin yang juga sedang di toko yang sama dengan Yoshi, remaja pria itu melirik nya kesal, teringat ucapan Yujin waktu itu.
"Ku dengar dari Rio oppa kamu bertanding hari ini?" Tanya Yujin, Yoshi tak menjawab.
"Bagaiamana hasil nya?" Tanya Yujin lagi, gadis itu begitu cerewet, Yoshi tentu malu untuk menjawab pertanyaan gadis itu, dan yang membuat Yoshi semakin kesal, Yujin malah terkekeh, tentu saja dia itu merasa di ejek oleh sang gadis.
"Aku tahu kamu kalah" tebak Yujin tepat sasaran, Yoshi nyaris emosi.
"Kekalahan bukan akhir dari segala nya, dunia tidak akan hancur hanya karena kamu tidak menang, ambil pelajaran dari pertandingan mu hari ini, kekalahan adalah awal dari kemenangan, karena dari situ, kamu bisa belajar memperbaiki diri untuk kedepan nya " ujar Yujin acuh tapi ada benar nya.
"Aku duluan ne" pamit nya sambil menepuk-nepuk lengan kanan Yoshi, gadis itu berjalan cepat mendahului Yoshi, yang menatap nya dari belakang, Yoshi awalnya sangat tertarik dengan Yujin, tapi kejujuran dan kecerewetan gadis itu, kerap membuat Yoshi emosi yang memang temperamental.
"dari mana?" Tanya Rio pada Yoshi yang sudah memasuki pekarangan rumah, sang murid tak menjawab, tapi ia menunjukan minuman ditangan kanan nya.
"Ah, iya, di kulkas habis, besok biar aku isi lagi" kata Rio
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Student's Mother
Fanfictioncerita tentang Limario dalam menghadapi murid terbadung nya, yang berasal dari keluarga kaya yang broken home, tapi justru ia malah jatuh pada pesona Rose, single mother yang pekerja keras, demi menghidupi putra semata wayang nya.