Lima tahun berlalu setelah kedatangan Rose dan sang anak di Korea Selatan, Yoshi kini akan memulai tahun pertama nya di Senior High School, dengan wajah dingin nya, ia mengikuti sang mommy yang mendaftarkan nya di Seoul International Senior High School, sekolah swasta terbaik di Seoul, demi putra nya, Rose akan melakukan apa pun untuk nya.
"Yoshi!" Seru seorang murid baru yang suaranya tentu sudah sangat Yoshi kenal, siapa lagi jika bukan Haruto dan Asahi, dua orang sahabat Yoshi semenjak junior high school.
"Wah, kita satu sekolah lagi" seru Haruto merangkul bahu Yoshi yang tak bereaksi, Rose menoleh menatap interaksi sang putra dengan Haruto dan Asahi yang sudah biasa dengan kedinginan Yoshi.
"Momm, aku pulang dengan mereka" pamit Yoshi.
"Jangan telat sampai di rumah, ok" pesan Rose.
"Ne momm" Yoshi mengiyakan, mereka bertiga pun berlalu dari hadapan Rose, banyak para orang tua yang hilir mudik mendaftarkan putra dan putri mereka di sekolah tempat Rio mengajar.
Rio sendiri sedang menghukum tiga murid perempuan yang berseragam terlalu minim, mereka menunduk takut menatap wajah dingin sang guru kesiswaan.
"Kalian tahu kenapa sekolah menerapkan aturan khusus mengenai seragam?" Tanya Rio, tiga murid itu tidak berani menjawab, tubuh mereka gemetar.
"Karena sekolah ingin melindungi kalian para murid yeoja dari pelecehan, coba kalian pikir, jika kalian saja tidak bisa menghargai dan menjaga diri sendiri, lalu bagaimana dengan orang lain? Ini akan memancing lawan jenis untuk melecehkan mu" marah Rio
"Dan peringatan keras bagi kalian, jika besok aku masih menemukan ada yang berseragam minim seperti ini, aku akan merobek nya, sekalian saja, kalian tak perlu berpakaian" ancam Rio tegas.
"N-ne mr" kompak ketiga nya ketakutan.
"Kalian boleh kembali ke kelas" perintah Rio, ketiga murid itu pun membungkuk hormat sebelum meninggalkan ruangan sang guru, Rio kemudian melanjutkan pekerjaan nya, ia membuat surat edaran untuk memperingatkan seluruh siswa Seoul International Senior High School, perihal hukuman yang akan Rio berikan pada siapa pun yang melanggar ketentuan dalam berseragam.
Rio berjalan menuju ke ruangan kepala sekolah untuk meminta tanda persetujuan, di koridor ia berpapasan dengan seorang wali murid yang sedang sibuk dengan ponsel nya, dan Rio yang berjalan sambil menunduk memeriksa kembali kertas yang berada di tangan kiri nya, kedua nya saling acuh karena tidak saling kenal.
Keesokan hari nya
Rio selalu datang yang paling pagi diantara guru yang lain, ia berdiri di balik pintu lobby sekolah, mengawasi murid-murid nya satu per satu, memeriksa apakah ada yang melanggar peraturan sekolah, atau adakah yang tidak disiplin, mata elang nya mengedarkan tatapan ke berbagai sudut, tak terkecuali tiga siswa baru yang berjalan beriringan memasuki lobby sekolah.
Dua orang diantara nya begitu antusias bercerita sedangkan yang satu hanya diam, mendengar tapi tak menunjukan reaksi.
Sekolah tempat Rio mengajar memanglah sekolah idaman, bagaiamana tidak, para murid nya di bebaskan untuk memilih warna rambut dan model potongan nya sendiri, bebas memakai sepatu apa saja, asal seragam harus sesuai peraturan sekolah, karena menurut mereka, potongan rambut tak berpengaruh pada nilai akademis murid nya.
Setelah melewati Rio, Haruto dan Asahi menoleh ke belakang, di ikuti Yoshi, yang tak tahu apa-apa.
"The Killer" gumam Haruto, Yoshi mengerutkan kening nya, Asahi menggedikan kedua bahu nya acuh.
"Guru itu yang mengeluarkan kebijakan terkait dengan peraturan sekolah" ujar Haruto memberi tahu kedua teman nya.
"Bukan nya kepala sekolah?" Tanya Asahi, Haruto menggeleng.
"Dia yang membuat dan kepala sekolah yang menyetujui nya, termasuk seperti kita ini, andai di sekolah lain, kita pasti sudah di suruh pulang atau minimal rambut kita di jambak" kekeh Haruto, peraturan Rio memang longgar untuk murid-murid pendiam, tapi tentu tidak bagi ketiga murid seperti Haruto, Asahi dan Yoshi yang tetkenal badung semenjak mereka duduk di bangku junior High School.
Dengan menaiki bus umum, Rose menuju kantor jasa pengiriman paket untuk mengambil barang, karena terlambat, jadi terpaksa ia mengambil nya sendiri, Yeri di rumah untuk menerima pesanan dan membungkus barang yang sudah siap kirim, misal tas, mantel, atau sepatu berbahan kulit kangguru, honey mango khas Australia, atau daging kangguru beku sebagai bahan untuk steak.
Sepulang dari mengambil paket, Rose di kejutkan dengan kehadiran seorang pria dan wanita paruh baya, yang tak lain adalah Tiffany dan Kim Taeyeon, mantan mertua nya.
"Tuan, nyonya" kaget Rose sambil membawa tumpukan kotak di kedua tangan nya.
"Mari masuk, Yeri pasti tidak tahu ada tamu di luar" ujar Rose tak enak, orang tua Taehyung itu menatap iba pada wanita yang harus menjadi korban kenakalan anak nya sendiri itu.
"Yeri-ahh" panggil Rose.
"Ne unnie" Yeri muncul sambil tergopoh-gopoh.
"Tolong aku" pinta Rose dan Yeri pun membuka pintu lalu mengambil beberapa kotak paket dari tangan Rose, mereka pun masuk ke dalam rumah di ikuti oleh pasangan Taeny di belakang Rose.
Sekian lama Rose dan Yoshi tinggal di Korea, baru kali ini, mereka berkunjung, tepat nya, setelah lima tahun.
Rose kembali dari belakang dengan membawakan dua gelas minuman untuk kakek dan nenek dari Yoshi itu.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Student's Mother
Fanficcerita tentang Limario dalam menghadapi murid terbadung nya, yang berasal dari keluarga kaya yang broken home, tapi justru ia malah jatuh pada pesona Rose, single mother yang pekerja keras, demi menghidupi putra semata wayang nya.