Yoshi dan keluarga nya tidak tahu, jika di luar sana tengah terjadi kehebohan, perihal kabar tentang dia yang kedapatan mengunjungi sebuah rumah sakit bersama kedua orang tua nya.
Sampai akhir nya Yoong menelpon, untuk memberi tahu, Rose panik, ia takut berita ini akan mempengaruhi emosi Yoshi lagi, ia menyalakan tv, dan beberapa stasiun tv pun membahas tentang Yoshi dan Taehyung, Rose menelpon Rio yang berada di sekolah.
"Yoshi sudah tahu, dia baik-baik saja, nanti biar aku yang mengkonfirmasi nya" ujar Rio menenangkan sang istri, karena situasi diluar sekolah mulai tak terkendali, sebab banyak nya wartawan yang ingin meliput tentang Yoshi, akhirnya sekolah pun dipulangkan lebih awal.
Rio di bantu staff dari sekolah pun mencarikan jalan keluar untuk Yoshi menuju ke mobil sang ayah.
"Yoshi, benarkah kamu putra sulung Kim Taehyung?" Tanya seorang wartawan, yang berdesak-desakan ingin mendekati Yoshi, yang ditanya menggeleng.
"Tapi bukan kah kabar itu benar? Jika kamu mengunjungi dongsaeng mu di rumah sakit?" Desak sang wartawan.
Bugh
Rio menutup pintu mobil nya setelah Yoshi berhasil masuk, ia lalu beralih ke arah kemudi, dan sebelum memasuk mobil nya, Rio pun memberi sedikit pernyataan.
"Yoshi ke rumah sakit untuk keperluan chek up rutin, sebelum ia bertanding di kejuaraan dunia bulan depan, difoto itu ia merangkul mommy nya kan? Itu karena ia sedang sedikit lelah menjalani berbagai test kesehatan" ucap Rio sedikit membelokan fakta yang sebenar nya.
Yoshi memang akan bertanding di kejuaraan dunia bulan depan, di Amerika.
"Tolong dukung Yoshi" mohon Rio sebelum memasuki mobil nya dan berlalu meninggalkan parkiran sekolah.
"Yoshi masih bisa fokus latihan kan?" Tanya Rio khawatir.
"Bisa pa, jangan khawatir" ujar Yoshi yakin
Dan begitu tiba di rumah
"Aaroonnn. . . " teriak Yoshi nyaring, karena begitu ia memasuki kamar nya, rak sepatu milik nya sudah berantakan, karena ulah dongsaeng nya itu yang mulai aktif merangkak dan belajar berdiri, Aaron terkejut, ia lalu merangkak keluar dengan cepat sambil terkikik, melarikan diri dari hyung nya.
"Awas ya, hyung cari Aaron sampai ketemu" ancam Yoshi, Aaron merangkak memasuki kamar orang tua nya, dimana Rio nampak sedang melepas sepatu nya sambil duduk di atas ranjang, si bungsu naik ke atas ranjang dengan susah payah, mendengar suara kaki mendekat ia pun semakin panik.
"Papapa. . ." Mohon nya meminta tolong sang ayah, Rio tersenyum lucu, lalu tangan kanan nya mendorong pantat Aaron naik keatas dan ia langsung bersembunyi di bawah jas milik Rio yang tergeletak diatas kasur.
"Mana Aaron pa?" Tanya Yoshi diambang pintu.
"Papa tidak tahu, di dapur bersama mommy mungkin" jawab Rio, wajah Aaron menegang di bawah jas sang ayah, mendengar percakapan Rio dengan Yoshi.
"Aaron, where are you?" Teriak Yoshi yang suara nya memenuhi rumah, ia tahu, di mana si kecil sembunyi, tapi Yoshi beracting seolah ia ke dapur, padahal ia menghampiri ranjang orang tua nya, karena curiga dengan jas sang ayah nampak bergerak kembang kempis, dan senyum Rio pun seolah sudah menjadi jawaban atas pencarian Yoshi.
"Gotch you!" Seru Yoshi memeluk jas berisi sang dongsaeng, Aaron langsung menjerit kaget, sambil terpingkal, Rose yang sedang di dapur pun ikut tersenyum mendengar tawa Yoshi dan Aaron yang sedang bercanda, mau segaduh atau seberantakan apa pun di rumah karena ulah kedua nya, Rose dan Rio tak pernah mengeluh, maupun menegur Yoshi, mereka membebaskan anak-anak nya berekspresi, dan jika suasana rumah sepi, justru mereka akan merasa ada yang kurang.
Sehari setelah kunjungan Yoshi ke rumah sakit, Minjoo mulai menampakan perkembangan, beberapa kali tangan nya terlihat bergerak, dan Sana tentu bahagia dengan itu.
Dan di hari kedua, ia akhir nya terbangun, wajah nya nampak linglung, dan dokter pun sedang mengechek bagian vital dari organ tubuh Minjoo, dirasa semua sudah bagus, seluruh alat bantu pun di lepas, dia kini bisa di pindahkan ke kamar pemulihan.
"Maaa. . ." Panggil nya dengan suara lemah, Sana pun mendekat.
"Minjoo mimpi bertemu oppa, kemarin" cerita nya.
"Benarkah?" Tanya Sana pura-pura tak yakin, Minjoo mengangguk.
"Minjoo tidak bermimpi, oppa memang datang menjenguk Minjoo tempo hari" beritahu Sana
"Yaah, kapan oppa akan datang lagi ma?" Tanya Minjoo
"Oppa sedang sibuk latihan sekarang, nanti mama tanyakan pada uncle Rio, bisa tidak Minjoo menghubungi oppa, ok" hibur Sana, ia pun mengirim pesan pada Rio malam itu, dan Yoshi pun langsung menghubungi Sana dengan menggunakan ponsel sang ayah, melalui video call.
"Hallo oppa" sapa Minjoo begitu wajah Yoshi nampak di layar ponsel sang mama.
"Hallo Minjoo-ya, apa kabar? Oppa sedang makan malam, Minjoo sudah makan belum?" Tanya Yoshi perhatian, yang ditanya menggeleng.
"Ayo makan bersama oppa, ne? Biar Minjoo cepat sembuh, dan bermain dengan oppa lagi" bujuk Yoshi.
"Maa, Minjoo mau makan" ujar Minjoo pada sang mama, yang langsung sigap menyiapkan makanan untuk putri nya.
"Lihat lah, Aaron sudah sebesar ini sekarang, karena dia banyak makan" Yoshi menunjukan si bungsu pada Minjoo.
"Sapa Minjoo noona, Aaron" kata Yoshi.
"Nanana. . ." Ucap Aaron dengan mulut penuh bubur karena dia juga sedang makan.
"Aaron lucu, Minjoo ingin bertemu Aaron oppa" semangat sang gadis kecil.
"Tentu, jika Minjoo sembuh nanti, oppa akan membawanya bertemu dengan Minjoo" balas Yoshi.
"Oppa janji?" tanya Minjoo memastikan.
"Iya oppa janji, dan oppa minta, Minjoo doakan oppa ne, di kejuaraan dunia bulan depan" pinta Yoshi.
"Ne oppa, jangan lupa bawa jimat keberuntungan mu" kekeh Minjoo mengingatkan.
"Pasti oppa bawa" kata Yoshi.
Hubungan mereka pun makin membaik, meski tanpa sepengetahuan Taehyung, dan itu membawa pengaruh baik untuk Minjoo, dia boleh pulang, tapi masih belum bisa bertemu Yoshi yang fokus dengan latihan nya.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Student's Mother
Fanfictioncerita tentang Limario dalam menghadapi murid terbadung nya, yang berasal dari keluarga kaya yang broken home, tapi justru ia malah jatuh pada pesona Rose, single mother yang pekerja keras, demi menghidupi putra semata wayang nya.