Yoshi menatap punggung sang mommy yang kian mengurus, padahal baru dua minggu yang lalu ia terpaksa mengakhiri hubungan nya dengan Rio karena sang putra tak menyetujui nya, ia pun kembali ke kamar, berbaring menatap langit-langit kamar, dengan pikiran melalang buana.
Bayangan wajah keluarga Kwon satu per satu melintas di angan Yoshi, mereka yang tulus dan menganggap nya seperti keluarga sendiri, senyum Nancy yang ia rindukan, dan Rio yang membuat nya serasa memiliki sosok seorang ayah membuat Yoshi gelisah, ia pun terduduk, lalu meraih jaket nya, mengendarai motor milik sang guru, menuju ke komplek tempat Rio tinggal, ia celingukan mencari Snowy, atau lebih tepat nya mencari noona nya Snowy, yaitu Yujin.
"Giliran aku mencari nya, dia malah menghilang" gerutu Yoshi, berhari-hari mencari keberadaan gadis pengganggu itu, tapi tak bertemu, benar, Yoshi termakan omangan Yujin, ia kini sibuk wara wiri mencari gadis itu.
Di sekolah, Asahi dan Haruto menyambut kedatangan Yoshi.
"Yoshi, kamu tak ingin berusaha menahan mr Rio?" Tanya Haruto, Yoshi tak menjawab, ia menghela nafas lelah.
Sepulang sekolah, Yoshi berjalan menuju ke halte dengan langkah lunglai nya, tiba-tiba, sebuah mobil berhenti di depan nya.
"Hi kepala es" sapa seorang gadis dengan tengil nya, di sambut suara cekikikan dari beberapa gadis sma lain nya yang semobil dengan Yujin, Yoshi menatap nya dengan malas.
"Aku turun di sini ya" pamit Yujin pada sahabat-sahabat nya, ia lantas turun dari mobil yang di tumpangi nya tadi.
"Aku lihat beberapa hari ini kamu mondar mandir di depan rumah ku, mau kemana?" Tanya Yujin, Yoshi mengerutkan kening nya menoleh ke arah Yujin yang menyamai langkah nya menuju ke halte.
"Iya, aku mencari mu" acuh Yoshi, Yujin terkikik lucu, karena tak biasanya Yoshi mau mengakui hal-hal semacam itu pada nya.
"Kenapa mencari ku? Aku tak punya hutang apa-apa pada mu bukan?" Canda Yujin pura-pura serius, Yoshi menghentikan langkah nya, menghadap sang gadis, tapi tak menatap nya.
"Bisa tidak kita bicara serius kali ini?" Tanya Yoshi, Yujin menatap ada kegelisahan di kedua mata Yoshi yang mencoba menghindari kontak dengan nya.
"Baiklah, ayo" Yujin spontan menarik tangan kiri Yoshi dan membawa pemuda itu pergi, ke Hangang Park.
Kedua nya duduk bersandar pada sebuah pohon, menatap aliran sungai Han yang begitu tenang.
"Bicara lah" kata Yujin, mereka tak saling berhadapan tapi bersebelahan.
"Bagaiamana rasa nya memiliki ayah tiri?" Tanya Rio, Yujin tersentak, ia kaget dengan pertanyaan Rio, karena ia merasa belum pernah bercerita apa-apa tentang kehidupan nya.
"Eomma yang bercerita pada ku, jangan marah" lanjut Yoshi.
"Kenapa kamu menanyakan itu?" Yujin malah balik bertanya.
"Aku tercipta dari hubungan yang diawali dari sebuah pertaruhan remaja seusia kita dulu, mommy dan daddy menikah muda, dan kami tinggal di Australia, tapi saat aku berusia tiga tahun, daddy memutuskan untuk kembali ke Korea, tujuh tahun kemudian, kami menyusul nya ke Korea, berniat untuk memberinya kejutan, tapi yang kudapati justru pesta penyambutan kelahiran putri daddy dengan istri baru nya" cerita Yoshi panjang lebar.
"Aku marah, aku benci pada daddy yang membuatku melihat mommy menangis untuk pertama kali nya, dan membuatku tak rela jika sampai mommy menikah lagi kelak, tapi. . . " untuk pertama kali nya Yoshi bercerita tentang kehidupan nya setelah tujuh tahun memendam nya sendiri, Yujin menatap serius wajah samping Yoshi.
"Dua minggu yang lalu, aku mendapati kenyataan jika mommy dan Rio hyung ternyata berkencan diam-diam di belakang ku" lanjut Yoshi.
"Aku sudah curiga dari awal, dari tatapan Rio hyung pada mommy, bukan tatapan mesum, tapi aku tahu itu bukan tatapan biasa, aku melihat mereka saling berkirim pesan di depan ku, agar aku tak curiga, hyung yang membelikan boneka panda untuk mommy, gantungan kunci mereka pun berpasangan" urai Yoshi
"Dan kamu cemburu?" Tebak Yujin, Yoshi menggeleng sambil menunduk.
"Aku tidak bisa cemburu dengan Rio hyung, entah kenapa, rasanya tidak seperti saat melihat mommy dengan pria lain" jawab Yoshi.
"Lalu apa masalah nya jika mommy mu dan oppa berkencan?" Selidik Yujin
"A-aku. . . "
"Aku tak ingin mommy kembali tersakiti, terlebih oleh orang yang aku sayangi seperti ayah ku sendiri, aku takut suatu saat Rio hyung meninggalkan mommy, tentu tak hanya ibu ku yang terluka, tapi aku juga pasti kecewa pada nya, dan aku tak ingin kedua tangan ku ini akan membalas menyakiti hyung, nanti nya " jelas Yoshi kenapa ia tak merestui hubungan Rio dan mommy nya.
"Aku bingung, aku takut kehilangan hyung, tapi aku juga takut dia akan melukai kami" putus asa Yoshi.
"Dengar Yoshi, tidak semua pria sejahat daddy mu, oppa dan keluarga nya adalah orang yang baik, andai saja dia seumuran dengan mama, aku pasti akan menjodohkan mereka, tapi sayang nya, mama ku lebih pantas jadi ibu nya oppa" balas Yujin.
"Apa kamu tidak menyadari seberapa besar perhatian yang oppa berikan pada mu? Aku baru pertama kali nya melihat oppa membawa murid nya ke rumah, dan itu adalah kamu, arti nya, oppa pasti ingin kamu dekat tak hanya dengan nya, tapi juga dengan orang-orang di sekitar nya, berbeda tentang ayah tiri ku, aku bahkan tak tahu dia berasal dari mana, dan di mana rumah nya pun aku tak tahu, dari awal mereka sudah menyembunyikan hubungan nya dari kami, bahkan sempat mengelak saat aku dan unnie menanyakan nya" lanjut Yujin
"Semua sudah terbaca dari awal jika kamu menyadari nya, hubungan yang sehat, tidak akan di awali dengan sebuah rahasia" Yujin ternyata lebih dewasa dari Yoshi.
"Tapi hyung dan mommy menyembunyikan nya dari ku" protes Yoshi
"Mereka menyembunyikan nya karena kamu kepala es, mungkin oppa sedang menunggu saat yang tepat untuk mengatakan nya pada mu, kita juga tidak tahu bukan" ujar Yujin blak-blakan.
"Kalian sama-sama pria, bicarakan masalah ini dengan sesama pria, bukan pria dengan murid kepala es nya, karena pasti tak akan menemukan ujung nya" ejek Yujin.
"Ck" Yoshi berdecak malas.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Student's Mother
Fanfictioncerita tentang Limario dalam menghadapi murid terbadung nya, yang berasal dari keluarga kaya yang broken home, tapi justru ia malah jatuh pada pesona Rose, single mother yang pekerja keras, demi menghidupi putra semata wayang nya.