Rose menceritakan semua detail mulai dari ia berpacaran dengan Taehyung saat di bangku Senior High School dulu, termasuk ia yang akhir nya menyerahkan mahkota nya pada Taehyung yang akhirnya membuat Rose hamil Yoshi di luar nikah, tapi ternyata semua itu demi sebuah taruhan, Yoshi yang mendengar cerita sang ibu pun semakin terpuruk, Rose manjelaskan semua nya agar tak terjadi salah paham, karena Yoshi awal nya percaya jika dia bukan putra Kim Taehyung.
Semenjak hari itu, dua hari sudah Yoshi tidak berangkat ke sekolah, menunggu surat drop out nya dari pihak sekolah keluar, di rumah ia hanya melamun di kamar, makan minum hanya saat sang mommy memanggil nya saja.
Bagi setiap anak, mereka akan selalu butuh tempat nyaman untuk berbagi masalah nya dengan orang terdekat, termasuk Yoshi, ia ingin ada seseorang yang menanyakan keadaan nya, sekolah nya, bahkan bercerita tentang mimpi basah pertama nya mungkin, pada sang ayah, tapi nihil, Yoshi melalui semua nya sendiri, Rose yang seorang perempuan, tentu tak sepenuh nya paham dengan beberapa hal yang hanya di mengerti oleh kaum adam.
Rio merasa aneh, seperti ada yang kurang selama seminggu ini, tentu saja, karena tak ada keributan yang Yoshi ciptakan, sekolah terasa sepi tanpa kehadiran nya, dan ia pun hanya melihat Haruto bersama Asahi yang seperti tak bersemangat.
Tok. . . Tok. . . Tok. . .
Ketukan pintu dari seorang staff di Seoul International Senior High School pun membuyarkan fokus Rio.
"Maaf mr, kepala sekolah membutuhkan tanda tangan anda" ujar sang staff.
"Ya masuklah" jawab Rio pada pria yang berdiri di ambang pintu ruangan nya yang terbuka, staff itu menyerahkan selembar surat yang harus ia tanda tangani, dan ternyata, surat itu adalah surat drop out untuk Yoshi, Rio terdiam begitu lama menatap surat di tangan nya itu, bayangan wajah Yoshi berseliweran di pelupuk mata nya, tangisan mommy nya yang memohon pada Rio untuk menyelamatkan masa depan sang putra, semua masih terdengar jelas di telinga Rio.
"Mr" panggil sang staff karena Rio tak kunjung menandatangani nya, tapi malah melamun.
"Biar saya sendiri nanti yang membawa surat nya pada mr Lee Teuk" jawab Rio.
"Baik mr" sahut sang staff yang langsung undur diri dari ruangan Rio.
Rio membawa surat ditangan nya menuju ke ruang kepala sekolah.
Tok. . . Tok. . . Tok. . .
"Masuk"
"Selamat pagi mr" sapa Rio.
"Masuk lah, ada perlu apa? Aku sudah meminta seseorang mengirim surat itu pada mu" tanya mr Lee Teuk.
"Ne mr, surat sudah sampai di tangan saya, tapi mr, apakah keputusan ini sudah tepat? Tidak bisakah pihak sekolah memberi kesempatan untuk Yoshi?" Tanya Rio, Mr Lee Teuk menatap serius pada salah satu staff pengajar di sekolah nya itu.
"Bukan kah kamu tahu, separah apa kelakuan Yoshi di sekolah, selama ini?" Balas Mr Lee Teuk.
"Saya tahu mr, tapi sebagai murid, dia juga berhak untuk mendapatkan kesempatan" desak Rio
"Harus nya, sejak dia terlibat dengan kasus minuman keras waktu itu, dia sudah di keluarkan, karena berbuat melawan hukum, tapi, kita masih memberi nya kesempatan sampai sekarang, dan kamu membela nya?" Tanya mr Lee Teuk seolah tak mengeri menagapa Rio membela Yoshi.
"Mr, Yoshi masih muda, dia butuh bimbingan di tangan orang yang tepat, dia sedang mencari jati diri, hanya cara yang dia tempuh itu kurang tepat, nilai akademis nya juga bagus, jangan sampai kita menyesal nanti karena menyia-nyiakan murid potensial seperti Yoshi" mobon Rio yang tak menyerah untuk membantu murid badung nya mendapatakan kesempatan, mr Lee Teuk tampak berpikir sejenak.
"Baik, aku beri waktu sebulan bagi Yoshi untuk memperbaiki perilaku nya, jika dalam sebulan dia tak ada perubahan, dia tetap akan di keluarkan dari sekolah ini" ujar Mr Lee Teuk.
"Kamsahamnida mr" ucap Rio berkali-kali sambil membungkuk hormat, ia begitu lega mendengar Yoshi tak jadi di drop out.
Rio pun melangkah dengan tergesa sore itu, sepulang sekolah, ia akan ke rumah Yoshi terlebih dahulu, untuk mengabarkan bahwa ia tak jadi di drop out.
"Mr" panggil seorang wanita muda, membuat Rio menoleh.
"Nyonya Kim" kaget Rio, Sana pun mendekat.
"Bisa kita bicara sebentar?" Tanya Sana
"Tentu" jawab Rio, Sana pun kemudian mengajak Rio ke sebuah kedai minuman, bersama seorang bodyguard nya, mereka pun duduk berhadapan dengan minuman masing-masing
"Saya ingin meminta tolong pada anda" ucap Sana.
"Minta tolong apa nyonya?" Tanya Rio bingung juga heran.
"Anda tentu sudah mendengar cerita yang sebenar nya tentang keluarga kami, tentang oppa yang meninggalkan Yoshi dan mommy nya demi saya" kata Sana, Rio diam, karena tak enak untuk menjawab.
"Bagaimana pun, Yoshi juga adalah anak saya, meski dia tak mau menerima kenyataan itu, sebagai bentuk pertanggung jawaban saya sebagai orang tua, tolong, bantu Yoshi agar tak di keluarkan dari sekolah nya" lanjut Sana lagi.
"Mengenai itu, nyonya tak perlu khawatir, Yoshi sudah mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki diri di sekolah" jawab Rio tersenyum meyakinkan ibu tiri murid nya itu.
"Syukurlah, terima kasih untuk bantuan mr selama ini" lega Sana
"Ini nomor kontak saya, anda bisa menghubungi saya, kapan pun, jika Yoshi membutuhkan sesuatu" Sana menyodorkan kartu nama nya pada Rio.
"Saya menyayangi Yoshi seperti anak saya sendiri, dan saya juga ingin bertanggung jawab atas apa yang Yoshi butuhkan" Rio mengangguk, ia tahu, Sana tulus, mungkin karena ia merasa menjadi penyebab kehancuran rumah tangga orang tua kandung Yoshi.
"Dan tolong, jaga rahasia ini, jangan sampai Yoshi tahu, karena dia pasti akan menolak segala bentuk bantuan saya, jika ia tahu, saya khawatir dia akan semakin membenci saya" pesan Sana
Sana tidak jahat, hanya Taehyung yang brengsek.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Student's Mother
Fanfictioncerita tentang Limario dalam menghadapi murid terbadung nya, yang berasal dari keluarga kaya yang broken home, tapi justru ia malah jatuh pada pesona Rose, single mother yang pekerja keras, demi menghidupi putra semata wayang nya.