23. Yoshi's Mother

2.1K 344 65
                                    

Yoshi dan Rio telah tiba di rumah sang murid, dan ada mobil asing disana, siapa lagi jika bukan mobil Jimin, Rose nampak tersenyum mendengar ocehan sang pria.

Ceklek


Yoshi menatap tajam pada pria yang menjadi tamu mommy nya itu, yang di tatap pun merasa tak enak dan takut.

"Yoshi" tegur Rose dengan suara tinggi nya sambil langsung berdiri, nafas Yoshi mulai tak beraturan.

Prank


Dia membanting piala yang hendak ia pamerkan pada sang mommy, Jimin terjengkit kaget, reflek, Rio langsung mengunci tubuh Yoshi dari belakang dan menyeret nya memasuki kamar.


"BIARKAN AKU MENGHAJAR PRIA ITU, HYUNG!" Teriak Yoshi mencoba meronta dari kuncian sang guru.

"AKU BENCI MELIHAT TATAPAN DAN SENYUM MESUM NYA, BIARKAN AKU MEMBUNUH NYAAA. . . " teriak Yoshi kesetanan, Rose terkejut setengah mati mendengar dan melihat amarah Yoshi untuk pertama kali nya.

"Aku pulang ne" Jimin buru-buru berpamitan, karena ketakutan, Rose tak menjawab, wanita itu berlutut memunguti piala yang hancur karena dibanting pemilik nya.

JUARA 1 OLIMPIADE TAEKWONDO ANTAR PELAJAR


Rose menutup mulut nya, membaca tulisan yang tertera pada piala milik Yoshi, antara terharu, menyesal telah membentak Yoshi, dan merasa bersalah, ia menoleh menatap pintu kamar nya yang tertutup rapat, Rose pun langsung mendekat, dan mendengar suara dari dalam.



"Yoshi tak rela jika mommy harus tersakiti lagi, Yoshi hanya ingin hidup bahagia berdua dengan mommy, apa permintaan itu terlalu berat bagi mommy?" Rancau Yoshi sambil terisak, hati Rose rasanya ingin ikut menjerit, mendengar tangisan sang putra untuk pertama kali nya.


"Tarik nafas dalam-dalam, kendalikan amarah mu" interuksi Rio, dan Yoshi pun menurut meski beberapa kali gagal, karena tangis nya yang terus menjadi.


"Tenang ne, kita belum mendengar penjelasan mommy mu" hibur Rio.


"Yoshi bisa mengatakan nya dengan baik-baik jika memang tidak setuju dengan hubungan mommy mu" tutur Rio, Rose menangis pilu sambil menyandarkan punggung nya di samping pintu kamar nya, ia baru tahu dan baru sadar, jika Yoshi seperhatian itu pada nya, yang begitu menjaga nya sampai takut jika ia terluka lagi, tapi justru ia malah mengabaikan sang putra.


"Maafkan mommy, maafkan mommy" rancau nya terisak memeluk kepingan piala yang telah hancur menjadi beberapa bagian.

Isakan Yoshi berubah menjadi sesenggukan, tapi ia sudah merasa lebih baik sekarang, dan meringkuk diatas ranjang sang mommy, Rio yang memang tak tahu dimana kamar sang murid pun salah masuk ke kamar Rose, lelah menangis, lelah bertanding, Yoshi pun akhir nya tertidur.

Rio menutup pelan-pelan pintu kamar Rose, ia keluar dan mendapati Rose sudah kembali segar setelah membersihkan diri, meski kedua mata nya nampak masih sembab bekas menangis.


"Mr, bisa kita bicara?" Tanya Rose dengan suara sengau nya.

"Yaa, nyonya" jawab Rio yang kemudian duduk di sofa yang berseberangan dengan tempat Rose duduk.


"Apa saya tertinggal jauh tentang perkembangan Yoshi?" Tanya nya.

"Setahu nyonya, seperti apa putra anda sekarang?" Rio malah balik bertanya.

"Setahuku, dia yang dulu sering membuat masalah, kini sudah tidak lagi" jawab Rose ragu-ragu.


"Hanya itu?" Rio kembali bertanya, Rose semakin bingung.


"Dia jarang makan di rumah, pulang sore, apalagi weekend, dia tidak pernah makan di rumah, dan pergi dari pagi sampai sore" ujar Rose, Rio tersenyum.

"Yoshi ikut ekstra taekwondo di sekolah, itulah kenapa ia pulang sore, dan latihan tambahan di hari sabtu minggu" jawab Rio


"Dan ini" Rio mengambil serpihan piala milik murid nya itu.

"Adalah piala pertama nya, dia bermaksud ingin memberi kejutan untuk mommy nya" kata-kata Rio kembali mampu memancing air mata Rose.

"Tentang pria tadi, aku bisa menjelaskan" kata Rose.

"Yoshi yang butuh penjelasan anda nyonya, bukan saya" potong Rio.

"Seperti nya Yoshi sangat dekat dengan anda, saya takut, dia dulu tak sepemarah itu" balas Rose.

"Saya hanya ingin bantuan anda sebagai penengah jika dia sampai hilang kendali seperti tadi" mohon Rose.

"Baiklah" jawab Rio.

"Terima kasih sebelum nya" ucap Rose, Rio pamit, dan setelah Rio pulang, ia membuka kamar sang putra.

"Maafkan mommy" kata Rose mengecup kepala sang putra.

Yoshi kembali jogging di gedung olaharaga pusat kota bersama Rio, mereka duduk beralaskan rumput sambil meminum air mineral, dan lagi, entah sudah ke berapa kali nya mereka bertemu gadis kecil itu lagi.

"Kemarilah, ayo bermain dengan ku" panggil Rio pada gadis kecil itu, dan yang dipanggil berlari kecil mendekati Rio.


"Siapa nama mu?" Tanya Rio.

"Minjoo" jawab nya polos.


"Yoshi, ayo lempar bola nya kemari" perintah Rio pada murid nya, sambil melemparkan bola putih milik gadis kecil itu, Rio sendiri membantu Minjoo agar bisa menangkap bola lemparan Yoshi, sang oppa yang tak mengenali dongsaeng nya sendiri, karena sewaktu Sana mencoba mengenalkan Minjoo, Yoshi mengacuhkan nya.


Gadis kecil itu terpingkal dan berseru senang setiap berhasil menangkap bola dengan bantuan Rio.

"Minjoo, ayo pulang nak" teriak seorang wanita paruh baya yang adalah pengasuh Minjoo.

"Oppa, aku sudah di jemput, apa besok kita bisa bertemu lagi?" Tanya Minjoo pada Yoshi, dan ia hanya mengangguk sekali.

"Gumawo oppa" ucap Minjoo yang kemudian berlari sambil melompat-lompat menjauhi Rio dan Yoshi.


#TBC

My Student's MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang