Rio menggendong sang putra dan menimang nya, Yoshi sendiri sedang menyuapi sang mommy, Yoong dan yang lain sudah pulang karena hari sudah malam.
"Tak ingin memanggil nya papa, hm?" Tanya Rose pada Yoshi yang sedari tadi menatap Rio.
"Aku malu momm" jawab Yoshi menunduk dengan wajah memerah, Rose terkikik gemas.
"Oppa memang sudah menjadi papa mu sejak mommy menikahi nya, dan Yoshi juga sudah menjadi hyung sekarang, apa pun ucapan dan perilaku Yoshi nanti, akan menjadi contoh bagi Aaron, dongsaeng mu, bagaimana bisa nanti ada dua orang anak laki-laki memanggil ayah nya hyung?" Rose mencoba memberi pengertian dan nasehat pada putra pertama nya itu, Yoshi terpingkal lucu mendengar penuturan sang mommy, ia membayangkan Aaron dengan suara cadel nya memanggil Rio dengan sebutan hyung.
Rio duduk di sofa, dan Aaron sudah kembali terlelap, Yoshi pun menyusul nya, mendekti Rio, yang mendongak menatap pergerakan si sulung.
"Hey, hyung" sapa Rio, Yoshi tersenyum malu, ia lalu duduk di samping kanan Rio yang memangku Aaron.
"Hyung" lirih Yoshi, tanpa berani menatap pada ayah tiri nya itu.
"Hm?" Jawab Rio, melirik serius kearah Yoshi.
"Bolehkah aku memanggil mu papa?" Ijin nya, menunduk takut Rio akan menolak nya.
"Tentu, kenapa harus meminta ijin? Kamu pun juga anak ku semenjak aku menikahi mommy mu" jawab Rio.
"Hyung. . . "
"M-maksud ku papa" ralat Yoshi tergagap, karena grogi memanggil Rio papa untuk pertama kali nya, Rio tersenyum menatap wajah gugup Yoshi.
"Papa tidak malu, jika suatu saat akan ada orang yang merasa aneh, karena panggilan Yoshi pada mu?" Cemas Yoshi, ia takut orang akan berpikir Rio menikah muda, karena diusia nya yang baru kepala tiga sudah memiliki putra seusia Yoshi.
"Tidak, kenapa musti malu, justru papa bangga memiliki putra seperti Yoshi, apalagi sebentar lagi Yoshi akan membela negara di kancah internasional nanti, jadi lah contoh yang baik untuk dongsaeng mu ne" tutur Rio menepuk-nepuk lutut kiri Yoshi, rasanya, penderitaan Rose terbayar lunas sekarang, ia yang tak pernah merasakan hangat nya kasih sayang dan perhatian dari pasangan yang dahulu, haru mendengar obrolan serta candaan, antara ayah dan anak itu , kini semua ia bisa dapatkan dari Rio, pria yang berhasil membuatnya jatuh cinta kembali, dan mampu meluluhkan keras nya hati seorang Yoshi, yang trauma dengan ayah nya sendiri.
Rose sudah di ijinkan pulang, Yoshi nampak menggendong Aaron menyusuri lorong rumah sakit, sementara Rose duduk di kursi roda yang di dorong oleh Rio.
Di rumah
Jennie, Yoong, Nancy dan Sicca eomma di bantu Yeri, menyiapkan pesta penyambutan kecil-kecilan.
"Selamat datang baby Aaron" seru mereka begitu keluarga Rio memasuki rumah, Nancy memekik girang sambil menghentak-hentakan kedua kaki nya di lantai.
"Oppa oppa" kata Nancy yang baru belajar bicara sambil menarik-narik baju Yoshi, ia ingin melihat Aaron, dan Yoshi yang mengerti akan keinginan Nancy pun segera berlutut.
"Ini dia" kata Yoshi, Nancy terkikik gemas sambil menutup mulutnya dengan tangan, melihat Aaron terlelap di gendongan Yoshi.
Keluarga itu pun makan siang bersama-sama, menyantap masakan Sicca eomma dan Jennie, Yoshi membuka kulkas.
"Papa, susu pisang nya habis" adu Yoshi.
"Nanti papa beli" sahut Rio yang tengah mengobrol dengan Yoong.
"Papa?" Kaget Jennie mendengar cara Yoshi memanggil Rio, ia menatap haru pada Rose, karena dongsaeng nya itu sudah lama menginginkan Yoshi memanggil nya demikian, tapi ia enggan mengungkapkan nya.
"Selama ini, Yoshi itu malu unnie, untuk memanggil Rio dengan sebutan papa" jelas Rose.
Suatu hari, Yoshi sedang memperlihatkan foto Aaron pada Minjoo.
"Oppa membuatku iri" sungut Minjoo lucu.
"Jangan marah, Aaron juga dongsaeng mu, nanti, jika dia sudah bisa di bawa keluar, oppa akan bawa untuk bertemu dengan Minjoo, jangan marah ne" rayu Yoshi pada Minjoo, gadis kecil yang awal nya cemberut itu pun kini tersenyum lebar, sambil mengangguk cepat.
Sepulang dari latihan, Yoshi dengan acuh nya hanya memakai celana pendek, membuka kulkas untuk mengambil susu pisang, dan meminum nya, Yoong datang, bersama yang lain untuk mengunjungi Aaron.
"Rose, dimana Yoshi?" Tanya Yoong, mendengar ada yang mencari nya, Yoshi pun berjalan ke ruang tv, dan. . .
Glek
Yoshi terpaku menatap Yujin yang ternyata ikut serta dengan keluarga Kwon, gadis itu juga menatap nya.
"Yoshi, astaga" tegur Jennie, melihat sang keponakan yang bertelanjang dada, Yoshi tersadar, ia lalu berlari ke kamar nya dengan wajah memerah, malu bukan main karena tubuh nya di lihat oleh lawan jenis untuk pertama kali nya, terlebih, gadis itu adalah Yujin.
Setengah jam berlalu, dan Yoshi tak kunjung keluar dari kamar nya, karena malu, Yoong terkikik jahil, menyusul nya ke kamar.
"Ada yang malu bertemu calon pacar rupa nya" goda Yoong ikut berbaring di samping Yoshi.
"Tidak, siapa yang malu" kesal Yoshi dengan bibir manyun nya.
"Bukti nya, tak mau keluar menemui dia" ejek Yoong.
"Bukan tak mau hyung" balas Yoshi.
"Lalu?"
"Aku lelah sehabis latihan, mau beristirahat dulu" elak Yoshi beralasan.
"Alasan, biar ku suruh Yujin masuk kemari saja kalau begitu" Yoong segera berdiri
"Hyung, ku hajar jika sampai dia masuk kemari" ancam Yoshi, Yoong langsung berlari keluar dari kamar sambil terbahak.
Akhir nya Yoshi pun keluar, karena mendengar suara Yujin yang sedang bercanda bersama Nancy di samping rumah nya.
"Yujin, kekasih mu sudah mau keluar dari kamar nya, kemarilah" seru Yoong menggoda Yoshi kembali.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Student's Mother
Fanfictioncerita tentang Limario dalam menghadapi murid terbadung nya, yang berasal dari keluarga kaya yang broken home, tapi justru ia malah jatuh pada pesona Rose, single mother yang pekerja keras, demi menghidupi putra semata wayang nya.