4. Permintaan Maaf Yang Terlambat

2.2K 356 44
                                    

"Yoshi-yaa" seru Haruto pada teman nya yang sedang melakukan pemanasan untuk pelajaran olah raga mr Changmin, yang dipanggil hanya menoleh.

"Nanti malam aku jemput ne, kita ke basecamp" beritahu Haruto, Yoshi mengangguk setuju.

Dan di rumah Rose.

Tiffany nampak gelisah, Taeyeon begitu tenang, dan tak merasa bersalah sedikit pun.

"Maafkan kami, jika kedatangan yang begitu tiba-tiba ini mengganggu mu, kami hanya ingin menjelaskan agar tak ada kesalahpahaman diantara kita" Taeyeon mengawali ucapan nya.

"Ne, Taehyung, dia mengatakan pada kami jika kalian sudah bercerai waktu itu, jadi kami menyetujui nya saja ketika ia mengutarakan keinginan nya untuk menikah lagi" sambung Tiffany membantu sang suami untuk menjelaskan apa yang terjadi sebenar nya.

"Tapi anak itu rupanya tak berubah, dia tak hanya membohongi mu, tapi juga membohongi orang tua nya sendiri" ujar Taeyeon

"Untuk itulah, kami datang, untuk meminta maaf pada mu, atas perbuatan anak kami Taehyung, dan kelalaian kami" imbuh Taeyeon.

"Tuan, nyonya, tidak ada yang perlu di maafkan, kami mengerti, dan yaa, sudah, saya sudah melupakan nya" jawab Rose tersenyum lebar, Tiffany dan Taeyeon pun saling bertatapan.

"Ini, sebagai bentuk tanggung jawab Taehyung pada Yoshi, jangan lupa untuk menghubungi kami, jika membutuhkan sesuatu" ucap Tiffany, menyodorkan amplop coklat diatas meja ke hadapan Rose.


"Maaf nyonya, tapi saya masih sanggup menghidupi Yoshi sendiri dengan kedua tangan saya" tolak Rose, ia tak ingin menerima apa pun pemberian keluarga Kim, dari dulu, karena khawatir akan di ungkit kemudian hari, pasangan Taeny pun terkejut, tapi mereka tak bisa memaksa.

Setelah mantan mertua nya pamit, Rose pun berlari ke kamar nya, menangis hebat, mengingat luka yang di torehkan oleh ayah dari Yoshi sang putra, yang menyaksikan dan mendengar isakan sang mommy di dalam kamar nya.




Brak


Yoshi melempar tas nya diatas ranjang dengan kasar, tak hanya sang ayah, kedua kakek dan neneknya pun ia benci, karena melukai perasaan sang mommy.

Malam nya, setelah Rose tertidur, Yoshi mengendap-endap keluar dari kamar nya, karena Haruto sudah menelpon nya untuk segera keluar, padahal jam sudah menunjukan jam sebelas malam, dan Rose tak tahu, jika selama ini, sang putra selalu keluar malam, untuk balapan liar dengan Haruto dan Asahi, padahal mereka baru berusia enam belas tahun.


Keesokan hari nya

Yoshi, Haruto dan Asahi berlari cepat dari parkiran sekolah, memasuki lobby karena terlambat.


Glek

Haruto dan Asahi menelan ludah, menatap Rio berdiri ditengah pintu lobby sambil menyilangkan kedua tangan nya di balik punggung.

Haruto dan Asahi langsung menunduk di hadapan sang guru, tapi tidak dengan Yoshi yang malah seperti menantang Rio, dengan wajah yang tak kalah dingin dari sang guru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haruto dan Asahi langsung menunduk di hadapan sang guru, tapi tidak dengan Yoshi yang malah seperti menantang Rio, dengan wajah yang tak kalah dingin dari sang guru.

"Lari kelilingi gedung sekolah, satu kali" pinta Rio, ketiganya langsung melakukan apa yang diperintahkan sang guru, meski sekolahan luas, hanya butuh lima belas menit untuk menyelesaikan hukuman yang Rio berikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lari kelilingi gedung sekolah, satu kali" pinta Rio, ketiganya langsung melakukan apa yang diperintahkan sang guru, meski sekolahan luas, hanya butuh lima belas menit untuk menyelesaikan hukuman yang Rio berikan.


Ketiga remaja itu pun tiba kembali di hadapan Rio dengan nafas tak beraturan, karena kelelahan, sang guru memberi waktu beberapa menit untuk murid nya mengambil nafas.


"Berdiri" ujar Rio dingin, ketiga nya kembali menegak kan tubuh nya.


"Di sekolah ini, ada peraturan yang harus di taati, untuk menertibkan murid-murid seperti kalian, jika kalian merasa tak sanggup untuk mengikuti aturan yang sudah di tetapkan, sebaiknya, segera kirim surat pengunduran diri kalian sebagai siswa Seoul International Senior High School" Haruto dan Asahi terbelalak.



"Sekarang pulang" parintah Rio.


"Tapi Mr. . . " sela Asahi, yang langsung terdiam dan tertunduk kala sang guru menatap nya tajam, mereka pikir, setelah menjalani hukuman, Rio akan mengijinkan mereka masuk, tapi nyata nya tidak, mereka malah di suruh pulang.

Yoshi pun geram, menatap penuh dendam pada Rio yang juga membalas tatapan sang murid, Haruto dan Asahi pun mengomel tak jelas.


"Habislah riwayat kita" sesal Asahi


"Ini gara-gara kita ketiduran di basecamp semalam" keluh Haruto, Yoshi mengepalkan kedua tangan nya dalam diam, menahan marah dan kesal pada sang guru, bagi nya tak apa mereka di hukum berlari keliling sekolahan, yang membuat dia marah adalah, karena setelah menjalani hukuman, Rio masih menyuruh mereka untuk pulang, dan bagi Rio, ia adalah guru yang tegas, merasa jika Haruto, Yoshi dan Asahi layak mendapatkan hukuman ekstra, karena sebagai murid baru, mereka butuh di disiplinkan dari awal.



Mereka pun lantas kembali ke basecamp, Haruto dan Asahi yang anak orang kaya pun segera menghubungi montir kepercayaan mereka beserta beberapa anak buah nya, untuk menyetting ulang mobil yang akan mereka pakai untuk balapan malam nanti, sebenar nya ada untung nya juga bagi mereka dengan hukuman dari Rio, mereka bisa menyetting mobil dengan leluasa, sampai menemukan stelan yang pas.


"Bagaiamana Yoshi?" Tanya Haruto pada Yoshi yang sedang mencoba menginjak gas, dan memainkan tuas kopling di dalam kabin mobil, yang ditanya tak menjawab, ia hanya mengacungkan ibu jari nya.



Plak



Haruto dan Asahi berhigh five ria, tak sabar menunggu malam hari tiba untuk segera bermain kebut-kebutan, menyalurkan hobby mereka, Yoshi tak punya mobil, dia hanya sebagai driver Haruto saja, dan uang taruhan milik Asahi, tapi diantara mereka bertiga, Yoshi lah yang nyali nya paling tinggi, dan skill mengemudi nya paling mumpuni, padahal Haruto lah yang dulu mengajari Yoshi menyetir mobil saat mereka masih duduk di bangku Junior High School.






#TBC

My Student's MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang