Rose tak tahu menahu tentang kegiatan putra tunggal nya, setahu dia Yoshi tetaplah Yoshi dengan keseharian nya yang monoton.
Terdengar suara ceritan dan pekikan seorang gadis kecil berusia enam tahun, sedang bermain bola sendiri di dekat Yoshi dan Rio duduk di taman gedung olahraga kota, meski sendiri, tapi itu tak menghalangi sang gadis untuk tertawa senang, Yoshi menoleh, menatap gadis kecil itu, dan bola itu kembali menggelinding ke arah Yoshi, tapi ia diam saja, melihat gadis kecil itu berlari kecil ke arah nya dan memungut bola yang tepat berada dibawah kaki Yoshi, gadis kecil itu tersenyum menatap Rio yang pernah membantunya waktu itu.
"Kenapa dia sering kali terlihat sendirian disini?" Gumam Yoshi seperti berbicara sendiri.
"Mungkin rumah nya dekat dari sini, jadi orang tua nya bisa mengawasi dari rumah" balas Rio.
"Ayo, matahari semakin panas" ajak Rio, Yoshi pun berdiri, mereka hendak pulang pagi itu di hari minggu.
Rio menghentikan motor nya di depan rumah sang murid, tapi Yoshi tak kunjung turun.
"Kita pulang" dingin Yoshi.
"Iya, sudah sampai" balas Rio.
"P U L A N G" eja Yoshi tegas.
"Aku lupa" kekeh Rio yang kini paham dengan maksud Yoshi yang rupa nya ingin pulang ke rumah sang guru, di sana pun Yoshi mulai sedikit mencair, sekali lagi, sedikit mencair dengan suasana yang baru bagi nya.
"Handuk ku mana?" Tanya pada Rio, yang selalu memakhlumi tingkah Yoshi meski kadang kurang sopan karena tak memanggil nya terlebih dahulu, selesai mandi, Sicca eomma akan selalu menjemur handuk yang habis di pakai oleh Yoshi.
"Biarkan dia jemur sendiri eomma" ujar Rio, yang membuat Yoshi kaget, awal nya Sicca eomma masih tak mau mendengar apa kata Rio, tapi Rio sangatlah tegas.
"Kamu sudah tahu kan, dimana menjemur nya?" Kata Rio menatap Yoshi, yang tak menyahut, ia lalu melangkah keluar untuk menjemur handuk nya.
"Rio" tegur sang eomna, pada putra nya.
"Eomma, Yoshi sudah besar, dia tak ada yang membimbing selama ini, dia laki-laki, jangan terlalu di manjakan" alasan Rio.
"Rio hyung bilang, kamu sangat sering makan ramen, karena suka dengan kuah nya, hari ini, eomma buatkan sup gomtang untuk mu, makan yang banyak ne" ujar Sica eomma, menyiapkan semangkuk sup iga untuk Yoshi.
Remaja itu tersenyum menatap sup yang terhidang untuk nya, Jennie, dan Yoong pun tertegun menatap senyum Yoshi, yang baru kali ini ia lihat.
Jennie menyenggol lengan Rio dengan siku nya, memberi kode agar ia menatap Yoshi, senyum pria muda itu pun menular, untuk pertama kali nya, entah Yoshi sadar atau tidak, ia memperlihatkan senyum nya pada keluarga Rio, senyum yang bahkan sudah lama tak Rose lihat terukir di bibir sang putra.
"Ini milik siapa?" Tanya Yoshi mengambil susu pisang dari kulkas Rio, sang guru sendiri sedang membaca beberapa laporan kenakalan murid nya.
"Milik ku, minum saja" jawab Rio, Yoshi pun membawa nya keluar sambil menyesap nya, di saat dia sedang meminum susu sambil mengedarkan tatapan nya, tiba-tiba ia melihat seorang gadis berlari mengejar kucing nya yang lepas, melewati jalanan di depan rumah sang guru.
Yoshi melongo menatap gadis yang terus berteriak memanggil kucing nya sambil berlari itu.
"Snowy" teriak nya, dan Yoshi terus menatap gadis itu yang kian menjauh.
Sepertinya Yoshi mulai ketagihan dengan suasana rumah Rio dan masakan Sicca eomma, di tambah, ia melihat seorang gadis yang mulai menarik perhatian nya.
Di rumah Rose, wanita itu bingung, ia curiga, mencuci baju sang putra dan menemukan beberapa baju asing akhir-akhir ini, sebagai ibu, tentu ia hafal mana saja baju sang putra.
"Aku akan menantikan nya nanti" batin Rose.
Mr Shindong rajin menerima transferan dari Sana, diantara banyak nya murid yang ia beri private khusus, hanya orang tua Yoshi lah yang tak pernah terlambat mentransfer tiap bulan nya, dan Yoshi juga punya potensi, jadi untuk murid nya yang itu, ia memberinya perhatian lebih.
Di sekolah, Yoshi sudah tak secuek dulu pada kedua sahabat nya, Haruto dan Asahi.
Asahi terbahak mendengar cerita Haruto yang tertangkap basah sang ayah sedang menonton foto-foto gadis sexi di ponsel nya, Yoshi pun ikut tersenyum.
"Kamu bisa tersenyum sekarang" kaget Haruto yang mengabaikan tawa mengejek Asahi.
Bruk
"Kita harus merayakan nya" seru Asahi yang langsung menubruk tubuh Yoshi sampai dia terjengkang di atas rumput tempat mereka beristirahat di sekolah, Rio yang menyaksikan pemandangan itu pun merasa terharu, tapi, ada pemandangan lain, yaitu segerombolan murid namja, berjalan menuju ke arah Yoshi dan kawan-kawan, siapa lagi jika bukan gank nya Joshua, Rio yang melihat ada bahaya pun segera berjalan cepat, untuk menghadang kelompok Joshua, ia tentu tak ingin, kebahagiaan Yoshi di usik oleh murid seperti mereka.
"Mr" kaget Joshua dan teman-teman, karena Rio sudah berdiri tepat di hadapan nya.
"Jangan mencari masalah dengan Yoshi, dia sudah sabuk hitam sekarang, jika berani macam-macam, kali ini aku akan membiarkan Yoshi menghajar kalian" ancam Rio, murid berandal itu pun balik arah.
"Aku masih belum percaya dengan kata-kata mr Rio" kata Joshua
"Kapan-kapan kita buktikan" ajak yang lain.
"Ya aku setuju"
"Aku setuju"
"Aku ikut"
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Student's Mother
Fanfictioncerita tentang Limario dalam menghadapi murid terbadung nya, yang berasal dari keluarga kaya yang broken home, tapi justru ia malah jatuh pada pesona Rose, single mother yang pekerja keras, demi menghidupi putra semata wayang nya.