Sebelum turun dari mobil nya, Rio mengusap kasar air mata yang membasahi wajah nya, selama perjalanan dari rumah Rose sampai tiba di rumah keluarga nya ia terus menangis dalam diam, Rio sudah terlalu dalam mencintai Rose, sudah menganggap Yoshi seperti teman sendiri, dan menempatkan diri sebagai ayah nya, karena Rio tulus menyayangi Yoshi, dari awal yang ia pedulikan adalah sang murid, cinta yang tumbuh bukan karena di sengaja.
Ceklek
Jessica eomma terkejut mendapati wajah sendu sang putra.
"Baru pulang sayang?" Tanya Sicca eomma.
"Makan dulu ne?" Tawar sang ibu.
"Rio sudah kenyang eomma" jawab nya lesu, ia lalu beranjak ke kamar, Sicca eomma, menatap cemas pada Jennie, merasa curiga jika Rio pasti sedang dalam masalah, Yoong yang sedang menggendong Nancy pun juga di acuhkan oleh Rio.
Keesokan hari nya, Rio melamun di teras rumah, tatapan nya kosong.
"Sayang, kamu tidak ke sekolah hari ini?" Tanya Sicca eomma, Rio kaget dari lamunan nya.
"Tidak eomma, besok Rio dapat tugas dari mr Lee Teuk" jawab nya, Jessica pun mendekat, dan mengambil tempat duduk disamping kanan sang putra.
"Dari semalam, kamu tidak makan, ada apa sebenar nya?" Selidik sang ibu, Rio tersenyum palsu pada Sicca eomma.
"Tidak ada apa-apa eomma" jawab Rio berusaha untuk terlihat baik-baik saja.
"Mau merahasiakan dari eomma? Tidak apa-apa, tapi jika sudah tak sanggup memendam nya sendiri, kamu tahukan harus kemana mengadu?" Pesan Sicca eomma sebelum ia kembali memasuki rumah, mendengar penuturan sang ibu, Rio pun menghela nafas berat, dada nya terasa begitu sesak sekarang, ingatan nya tentang Rose dan Yoshi, terus berlarian di pikiran nya.
"Eomma" Rio langsung memeluk sang ibu dari belakang, tangan sang ibu terulur kebelakang untuk mengusap-rambut Rio yang bersembunyi di balik punggung nya.
"Patah hati ternyata begitu menyiksa" adu nya pada sang ibu.
"Patah hati?" Gumam Sicca eomma, ia lalu berbalik dan menangkup kedua pipi Rio.
"Gadis mana yang akhir nya mampu meluluhkan hati anak eomma?hum?" Senyum Jessica, dan Rio pun menatap sang ibu dengan perasaan bersalah, karena ia tidak jatuh cinta pada seorang gadis.
"Dia bukan seorang gadis eomma" ungkap Rio, Jessica tersentak.
"Tapi bukan namja kan?" Canda nya untuk menghibur anak nya.
"Eomma" rengek Rio sedikit kesal karena candaan sang ibu.
"Ayo ceritakan pada eomma" ujar Jessica terkekeh dan menarik tangan Rio untuk ia ajak duduk di sofa depan tv, dekat box bayi tempat Nancy yang kembali tertidur pagi itu setelah sarapan.
"Rio mencintai Rose, eomma" jujur Rio.
"Lalu?" Tanya Sicca eomma, ia memang tak terkejut dengan pengakuan Rio, karena dari awal, ia tahu arti tatapan sang putra pada Rose saat mengunjungi Jennie di rumah sakit.
"Kami berkencan tanpa sepengetahuan Yoshi, karena Rio tahu, dia pasti tak merestui kami, tapi bukan berarti kami akan menyembunyikan dari Yoshi selama nya, kami hanya sedang mencari waktu yang tepat untuk memberinya pengertian, dan seperti nya kami tidak berjodoh, Yoshi mengetahui semua nya semalam, dan terpaksa, aku mengakiri hubungan kami semalam" cerita Rio, ia lalu menjatuhkan kepala nya di pangkuan sang ibu, yang mengusap nya dengan hangat.
"Aku tersiksa eomma, belum sehari kami berpisah, aku sudah merindukan nya sekarang, dan rasa nya sakit sekali" adu nya.
"Kamu mencintai nya?"
"Sangat eomma"
"Dan Yoshi?"
"Aku tak tahu harus menggambarkan seperti apa tentang Yoshi bagi ku, dia tak hanya sekedar murid ku, tapi dia juga sahabat ku, dongsaeng ku" jawab Rio
"Kalau begitu, lepaskan, relakan, biarkan mereka hidup berdua jika itu mampu membuat Yoshi bahagia, dia hanya memiliki Rose, yang mungkin takut akan kamu rebut, sementara kamu masih memiliki eomma, noona, Nancy dan hyung mu" hibur Jessica.
"Cinta tidak harus selalu saling memiliki, tapi mengalah demi kebahagiaan Yoshi, juga merupakan wujud dari rasa cinta mu, percayalah, suatu saat kamu pasti akan menemukan yang terbaik untuk mu" lanjut Sicca eomma.
Malam nya, Rio gelisah, kenangan masa lalu yang indah bersama Yoshi dan Rose tak bisa ia lupakan, akhir nya, ia pun membuat sebuah keputusan yang akan ia ungkapkan pada keluarga nya esok hari.
Dan pagi pun tiba, Rio nampak memangku Nancy, mereka hendak sarapan, karena Rio akan ke sekolah pagi ini.
"Eomma, noona, hyung, Rio ingin mengataian sesuatu" ujar Rio, Jennie langsung menatap curiga pada dongsaeng nya, Yoong menatap penasaran pada ipar nya itu.
"Apa itu sayang?" Tanya Sicca eomma antusias, sambil meletakan piring diatas meja makan
"Rio ingin pergi ke Thailand"
Prank
Sicca eomma menjatuhkan sumpitnya keatas piring tanpa sengaja, saking kaget nya mendengar penuturan sang putra.
"Jangan bercanda Rio" kesal Jennie.
"Aku serius noona, Seulgi yang akan jadi sponsor ku nanti, dan Jisoo punya orang dalam di sana" balas Rio.
"Lalu sekolah mu?" Yoong berusaha menahan Rio dengan mengingatkan akan tanggung jawab nya pada Seoul International Senior High School.
"Besok aku akan mengajukan surat pengunduran diri ku pada mr Lee Teuk, hyung, setelah tugas ku hari ini selesai" jawab Rio yang sudah membuat keputusan bulat, demi bisa melupakan perasaan nya pada Rose dan Yoshi, demi mengubur segala kenangan yang akan membuat Rio semakin terpuruk nanti.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Student's Mother
Fanfictioncerita tentang Limario dalam menghadapi murid terbadung nya, yang berasal dari keluarga kaya yang broken home, tapi justru ia malah jatuh pada pesona Rose, single mother yang pekerja keras, demi menghidupi putra semata wayang nya.