Yoshi menjemput Minjoo ke sekolah, karena hari ini, mereka punya janji untuk menonton bersama dengan Nancy, Aaron dan Yujin, mobil mewah Yoshi tepat terparkir di belakang mobil Taehyung, yang tak menyangka jika akan bertemu sang putra, mereka berdiri disamping mobil masing-masing.
"Oppaaa!" Seru Minjoo berlari keluar dari pintu gerbang sekolah, Yoshi pun melambaikan tangan kanan nya ke arah sang dongsaeng sambil tersenyum lebar, Taehyung merasa terabaikan oleh putri nya sendiri yang malah berlari ke arah oppa nya.
"Kita jadi kan oppa?" Tanya Minjoo semangat.
"Tentu" jawab Yoshi mengusap kepala Minjoo.
"Ayo oppa" ajak nya tak sabar.
"Minjoo pamit dulu, oppa tunggu di mobil" ujar Yoshi, gadis kecil itu terkikik.
"Minjoo lupa" ujar nya merasa bersalah, ia lalu menghampiri ayah nya yang sedari tadi terus menatap kakak beradik itu.
"Papa" panggil Minjoo, Taehyung langsung merubah wajah sendu nya menjadi tawa lebar.
"Ya sayang" jawab Taehyung.
"Minjoo mau pergi menonton dengan oppa, mama bilang akan menjemput Minjoo di rumah oppa nanti" pamit dan beritahu Minjoo pada sang ayah.
"Iya, baiklah, hati-hati ne" balas Taehyung pasrah, Minjoo lalu berlari kecil menuju ke mobil oppa nya.
"Ready?" Tanya Yoshi.
"Go, oppa!" Seru Minjoo sambil mengangkat tangan kanan nya.
"Minjoo ganti baju dulu ne, sekalian kita jemput Aaron" ujar Yoshi.
"Ya oppa" Minjoo sangat penurut dengan Yoshi, apa pun yang Yoshi katakan tak pernah ia bantah, apa pun yang menjadi favorit bagi Yoshi, menjadi kesukaan Minjoo juga.
Aaron baru selesai mandi, sang papa sedang menggantikan baju nya, dan sang mommy menyiapkan ransel kecil berisi popok cadangan, satu baju ganti untuk berjaga dan botol susu.
"Aunty, baju Minjoo dimana?" Tanya Minjoo pada Rose yang sedang mengemas ransel milik Aaron, Minjoo memang kadang mandi di rumah Yoshi, jadi dia ada baju ganti disana.
"Oh, iya sayang, ayo aunty ambil kan di kamar oppa" ajak Rose, yang ikut membantu Minjoo mengganti baju seragam dengan baju kasual nya.
Yoshi menunggu dengan sabar nya, sambil mengechek bawaan milik dongsaeng-dongsaeng nya, Minjoo hanya membawa botol minuman yang ia bawa dengan tali selempang agar tak perlu menenteng nya.
"Hyung, Aaron sudah siap" si bungsu menghampiri hyung nya.
"Ok, coba panggil Minjoo noona, sudah siap belum?" Perintah Yoshi.
Dor. . . Dor. . . Dor. . .
"Noona noona, sudah siap belum?" Gedor Aaron dari luar kamar nya.
"Ne, noona sudah siap" seru Minjoo dari dalam kamar, ia lalu keluar bersama Rose.
"Ayo, hyung sudah menunggu kita" ajak Aaron yang langsung menggandeng tangan kiri Minjoo dan membawa nya menghampiri Yoshi.
"Pa, momm, Yoshi pamit ya" ujar nya pada sang ayah dan sang ibu.
"Ne, hati-hati ya" balas Rose.
"Kalian jangan nakal ne, menurut dengan apa yang hyung kata kan" pesan Rio, Aaron mengangguk lucu, begitu juga dengan Minjoo, mereka pun meluncur menjemput Yujin dan Nancy di rumah Sicca eomma, dua gadis itu sudah menunggu di teras rumah, berhubung hanya Aaron yang laki-laki selain Yoshi, jadi ia lah yang duduk di bangku depan menemani hyung nya, sedangkan para gadis duduk di belakang.
Sesampai di mall, Yoshi dan Yujin pun menjadi pusat perhatian, karena tak ada orang yang tak mengenali kedua nya, termasuk Aaron yang ketampanan nya sempat viral kala menjemput Yoshi pulang dari olimpiade dulu, orang-orang mengambil foto mereka yang tak merasa terganggu sama sekali, Yoshi menggandeng Aaron yang menggendong tas ransel nya, berjalan mengikuti Yujin yang menggandeng Minjoo dan Nancy yang kini berusia lima tahun.
"Wah, Yujin dan Yoshi, benar-benar kakak idaman"
"Mereka manis bukan? Berkencan sambil mengasuh dongsaeng-dongsaeng nya yang menggemaskan"
"Rasanya aku iri dengan anak-anak itu, yang memiliki saudara dengan prestasi tak main-main, kedua nya adalah juara dunia"
"Yoshi, ayo bertukar posisi dengan ku, aku gemas dengan dongsaeng mu"
"Yujin eonni, bisakah Yoshi oppa untuk ku saja?"
"Pantas Yujin menolak tawaran untuk debut sebagai idol, karena biasa nya, agensi akan melarang artis nya untuk berkencan, sedangkan Yujin dan Yoshi, mereka sudah bersama semenjak dari bawah"
"Kalian tunggu disini ne, biar oppa yang membeli ticket dan snack nya" ujar Yoshi mendudukan Aaron, Nancy dan Minjoo di bangku lobby gedung bioskop, bersama Yujin.
"Aaron tidak boleh kemana-mana ok!" Si bungsu mengangguk ragu, Yoshi pun melangkah menuju ke loket tiket.
"Hyung!" Seru nya, Yoshi pun menoleh.
"Ikut" manja nya yang langsung melompat turun dari pangkuan Yujin berlari ke arah hyung nya, Yoshi pun tersenyum, dan menggandeng tangan dongsaeng nya itu.
Sepulang menonton, setelah menurunkan Aaron dan Minjoo di rumah, Yoshi mengantar Nancy, dan terakhir Yujin, sebelum sang kekasih turun, mereka mengobrol terlebih dahulu di dalam mobil, Yoshi sambil menyandarkan kepala nya pada setir kemudi.
"Maaf jika kencan kita kali ini membuat mu kelelahan ne" ujar Yoshi penuhbsesal, karena ternyata Aaron begitu aktif berlarian tadi, jadi Yoshi harus sibuk sendiri dengan dongsaeng nya, Yujin tersenyum melirik wajah bersalah sang kekasih, tangan kanan nya pun terulur untuk memainkan telinga kiri Yoshi.
"Tidak masalah, aku menyukai nya, jangan merasa bersalah, cukup ganti dengan janji mu yang dulu, deal?" Tanya Yujin.
"Janji apa?" Bingung Yoshi karena merasa tak pernah memiliki janji apa-apa dengan Yujin.
"Untuk membawa kekasih mu menikmati makan malam di restauran mewah" ingat Yujin akan ucapan Yoshi di kedai es krim dua tahun yang lalu.
"Aah. . . Ya ya ya, tentu, aku akan membawa mu kesana sebagai kekasih pertama dan terakhir ku" semangat Yoshi yang langsung menegak kan tubuh nya, Yujin tersenyum senang.
"Sudah malam, aku masuk ya" pamit Yujin, Yoshi mengangguk.
Cup
Dia lalu mengecup kepala sang kekasih.
"I love you" ucap nya.
"Saranghae oppa" balas Yujin membuat wajah Yoshi langsung merona salah tingkah.
Meski mereka sudah dewasa, tapi Yoshi belum pernah mencium Yujin lebih dari sekedar kening dan kepala.
#?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Student's Mother
Fanfictioncerita tentang Limario dalam menghadapi murid terbadung nya, yang berasal dari keluarga kaya yang broken home, tapi justru ia malah jatuh pada pesona Rose, single mother yang pekerja keras, demi menghidupi putra semata wayang nya.