8. Semakin Berulah

1.7K 335 39
                                    

Rio pun memasuki kedai yang sama dengan Yoshi, ia duduk sambil mengedarkan tatapan nya, dan melihat di sofa sudut ruangan, nampak Jin-A sedang mengusap-usap rahang Yoshi, pemuda itu meneguk minuman dari gelas nya, Jin-A lantas menarik rahang Yoshi dengan telunjuk nya membuat wajah mereka saling berdekatan sekarang, wanita itu mengigit bibir nya sensual untuk menggoda Yoshi, dan Rio, dia sudah menahan amarah di ubun-ubun sekarang, ia pun segera berdiri, menghampiri meja yang di tempati Yoshi dan Jin-A, dimana sang wanita sudah semakin mendekatkan bibir nya ke arah bibir Yoshi, remaja itu diam mematung tak bereaksi, dan tepat saat bibir mereka hendak menempel.




Srek





Rio menarik hoodie Yoshi dari belakang, pemuda itu terkejut bukan main, tak terkecuali Jin-A, ia terbelalak terkejut.


"Dengar! Dia baru berusia enam belas tahun dan kamu membawa nya ke dalam pengaruh yang buruk, apa yang kamu lakukan pada nya adalah pelecehan dan aku bisa saja melaporkan kasus ini pada polisi" ancam Rio tajam pada Jin-A.



"A-apa? Aku tak tahu dia masih semuda itu" bohong Jin-A yang memang biasa di kedai itu untuk mencari mangsa remaja-remaja polos macam Yoshi.




"Aku tak percaya dengan pengakuan mu, camkan kata-kata ku tadi" ancam Rio sambil berjalan mundur, kemudian mengejar Yoshi.



"Yoshi!" Teriak nya, tapi sang murid mengabaikan nya.




"Jika kamu masih tetap mengunjungi tempat tadi, aku akan melaporkan kedai itu agar di tutup" teriak Rio mengancam, Yoshi menoleh menatap Rio tajam, tapi setelah itu ia kembali melanjutkan langkah nya.




Selama Yoshi di skorsing, Rio mendatangi kedai diam-diam, untuk mengawasi apakah murid nya masih bandel atau tidak, tapi nihil, Yoshi seperti nya tak mengunjungi tempat itu lagi, dan Rio pun merasa lega sekarang.





"Eomma" Rio menjatuhkan kepala nya di pangkuan sang ibu yang hari ini pulang lebih cepat karena toko sepi.



"Ada apa, hm?" Jawab Jessica lembut sambil mengusap kepala sang putra bungsu.




"Rio memiliki satu murid yang sangat sulit diatur, dia malah seolah menantangku eomma" adu Rio pada sang ibu.



"Benarkah?" Rio mengangguk lirih.



"Dia pasti punya alasan sayang, dan ingat pesan eomma, sebandel apa pun dia, jangan pernah memukul anak orang ne" ujar Jessica.





Yoshi memang tak pernah membolos lagi sekarang, tapi bukan berarti ia tidak berulah, Rio memeriksa toilet pria di setiap kelas, dan saat di kelas Yoshi, ia mendapati murid nya itu duduk di atas wastafel sambil menghisap rokok dengan acuh nya.



Yoshi langsung membuang putung rokok nya, dan memasang wajah pura-pura tak terjadi apa-apa, Rio pun menatap nya tajam, dan Yoshi langsung meninggalkan sang guru begitu saja.




Keesokan hari nya, Rio berdiri di depan lobby, menatap Yoshi yang baru saja membuang putung rokok nya, sebelum memasuki gerbang sekolah, tentu kali ini Rio tak akan memaafkan nya, ia langsung menghadang langkah Yoshi, dan menarik tangan nya menuju ke ruangan sang guru.




"Duduk" perintah Rio, di luar ruangan Asahi dan Haruto mencuri dengar apa yang akan di lakukan Rio untuk menghukum sahabat nya itu.




"Mulai besok, jika kamu ingin merokok dengan bebas di sekolah, satu bungkus rokok ini harus kamu hisap dalam waktu bersamaan" marah Rio sambil menunjuk sebungkus rokok di atas meja nya.




"Sanggup tidak?!" Bentak Rio, Yoshi tak menjawab, dia kalah lagi dari sang guru yang selalu bisa membuat nya tak berkutik.




"Sekarang lari keliling lapangan basket sepuluh kali" perintah Rio, Yoshi langsung keluar tanpa mengambil rokok yang Rio berikan tadi, dan mulai berlari keliling lapangan basket, tapi baru enam kali putaran, nafas nya sudah tersengal, dada nya terasa gatal, dan sesak.



Bruk




Yoshi terjatuh, Asahi dan Haruto berlari hendak menolong nya, tapi Rio mencegah nya.



"Jangan ada yang berani menolong nya!" Teriak Rio, Asahi dan Haruto pun langsung menghentikan langkah nya, beberapa murid pun berbisik membicarakan Yoshi, antara kasihan tapi juga mengejek karena berani melawan guru killer mereka, Yoshi hendak bangkit, tapi gagal, peluh nya bercucuran.




"Uhuk. . . Uhuk. . . Uhuk. . . " ia tak bisa mengendalikan batuk nya, sampai cairan putih kental keluar dari mulut nya, air mata Yoshi oun menetes, efek saking hebat nya batuk da  rasa gatal yang ia rasakan di dada nya, Yoshi pun kemudian tak sadarkan diri, Asahi dan Haruto menatap ke arah sang guru seolah memohon ingin menolong sahabat nya, karena khawatir, Rio yang tadi nya diam saja pun akhir nya menghampiri Yoshi dan menggendong nya menuju ke ruang kesehatan, dan memberi nya oksigen.




Bukan tanpa alasan Rio menghukum Yoshi, ia hanya ingin lendir endapan nikotin di paru-paru sang murid keluar, dan berhasil bukan.



"Bukan kah dia guru yang paling keren yang pernah aku temui" gumam Krystal melihat Rio mengangkat tubuh Yoshi, Victoria pun mencibir gumaman Krystal yang selama ini mengejek nya karena mengagumi Rio.



Yoshi akhir nya sadarkan diri, ia di temani Asahi dan Haruto, yang setia menunggu semenjak Rio meninggalkan ruang kesehatan.



"Yoshi" cemas Haruto.




"Aku baik-baik saja" jawab Yoshi dengan kode tangan nya, karena mulut dan hidung nya tertutup masker oksigen.






#TBC

My Student's MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang