Rio duduk sambil menonton tv, menikmati susu coklat yang dibuatkan oleh sang eomma, kemudian terdengar suara mobil memasuki pekarangan keluarga Kwon, yaa, Jennie datang bersama sang kekasih.
"Hyung" sapa Rio menoleh pada sosok tinggi kurus yang memasuki ruang tv bersama noona nya yang mungil.
"Wah, olimpiade pelajar huh?" Tanya Yoong yang ikut duduk menyaksikan pertandingan taekwondo antar sekolah di seluruh Korea Selatan.
"Sekolah mu, apa mengirim siswa nya juga?" Tanya Yoong.
"Tahun ini, hanya mengirim team basket dan tennis lapangan" jawab Rio.
"Bukan kah ekstra di sekolah mu banyak dan semua pernah menyabet juara?" Kaget Yoong.
"Yaa begitulah Hyung, mereka belum lolos kualifikasi." Jelas Rio.
"Aku dukung yang merah" seru Yoong menepuk lutut Rio.
"Ok" deal Rio, mereka pun lantas serius mengomentari pertarungan kedua karateka.
"Yang biru terlalu mengedepankan emosi nya, jadi dia salah strategi" bahak Yoong, merasa diatas angin, mendengar perkataan Yoong, Rio pun kemudian menatap serius wajah calon hyung nya itu.
"Jangan menatapku seperti itu, kamu menakutkan" protes Yoong memundurkan kepalanya, merasa aneh dengan Rio.
"Yeesss, aku menang" seru Yoong sambil berdiri dan mengepalkan kedua tangan nya.
"RIO!" Tegur Yoong yang benar-benar takut sekarang, Rio malah terbahak dengan ekspresi Yoong.
"Ayo hyung" ajak nya, dia tahu yang kalah harus mentraktir yang menang.
"Kalian mau kemana?" Tanya Jennie melihat kedua pria kesayangan nya berjalan kaki keluar rumah.
"Menyelesaikan urusan laki-laki" jawab Rio jahil, Yoong terkekeh merangkul bahu Rio, mereka mendatangi sebuah kedai, untuk menikmati daging panggang, di temani soju dingin.
"Aku menemukan sebuah ide hyung" kata Rio mulai memanggang daging.
"Ide apa?" Tanya Yoong bingung.
"Aku pernah bercerita pada mu tentang murid ku yang bermasalah bukan?" Tanya Rio, Yoong mengangguk.
"Dia sangat sulit mengendalikan emosi nya, dan sangat suka berkelahi, aku berencana ingin memasukan nya dalam ektra teakwondo di sekolah ku hyung" cerita Rio.
"Wah, ide bagus Rio, hyung mendukung rencana mu" jawab Yoong semangat.
"Hyung juga ingin membicarakan sesuatu pada mu" kata Yoong serius.
"Tentang apa hyung?" Tanya Rio
"Aku sudah melamar Jennie beberapa bulan yang lalu, dan aku berniat ingin menikahi nya, apa kamu merestui kami?" Tanya Yoong, karena Rio adalah satu-satu nya pria di rumah keluarga Kwon jadi sudah seharus nya ia meminta ijin pada Rio.
"Tentu, asal hyung berjanji untuk membahagiakan nya, dan menjaga nya, jangan sakiti dia jika hyung bosan, tapi pulangkan saja dia ke rumah yang akan selalu menerima dia kembali" balas Rio.
"Pasti, hyung janji, kamu boleh menghajar ku jika aku ingkar" ujar Yoong.
Jam sebelas malam mereka baru pulang, dan melanjutkan obrolan di depan tv
"Jadi, kapan rencana hyung akan menikahi noona ku?" Tanya Rio.
"Maksimal tiga bulan lagi" balas Yoong, obrolan terhenti, kedua tertidur di sofa yang berbeda sampai pagi.
Dan seperti biasa, Yoshi pulang dari sekolah bersama Rio, ia duduk dengan gelisah, Rio pun melirik nya.
"Aku butuh pelampiasan" gumam nya seperti orang merancau, sambil memukul-mukul lutut nya sendiri.
"Pejam kan kedua mata mu" interuksi Rio.
"Tidak bisa" jawab Yoshi.
"Pejamkan" ulang Rio, Yoshi menggeleng.
"BISA! TUTUP MATAMU SEKARANG!" teriak Rio, yang langsung menepikan mobilnya, mata Yoshi langsung terpejam.
"Tarik nafas dalam-dalam, hembuskan berlahan" suara Rio kini mulai merendah, setelah tiga kali melakukan apa yang Rio interuksi kan, bibir Yoshi mulai bergetar, wajah nya memerah, dan air matanya pun mulai membasahi kedua pipi nya.
"Joshua dan teman-teman nya menunjukan foto mommy sedang bersama dengan pria itu lagi di sebuah restauran" ucap Yoshi terisak tanpa berani membuka kedua mata nya.
Deg
Terasa ada yang patah, tapi bukan kayu, ada yang hancur, tapi bukan kaca, hati Rio terasa seperti di cubit mendengar pengakuan Yoshi, dimana berarti wanita yang ia sukai dalam diam itu, ternyata sudah memiliki kekasih.
"Lalu apa masalah nya? Itu hanya foto biasa bukan?" Tanya Rio hati-hati, Yoshi mengangguk.
"Aku tak suka mommy menikah lagi, aku hanya ingin mommy untuk ku saja, apa mommy tak bahagia hidup berdua dengan ku?" Rancau Yoshi masih sambil menangis, remaja badung itu, begitu lemah jika di hadapan sang guru, satu-satu nya orang yang memberi nya perhatian, kenakalan Yoshi bukan tanpa sebab, ia hanya ingin mencari perhatian dari mommy dan daddy nya, tapi yang ia dapat justru malah sebaliknya, justru orang lain lah yang malah memperhatikan nya.
"Yoshi, setiap manusia yang sudah dewasa, pasti membutuhkan lawan jenis untuk menemani nya sebagai pasangan, sebagai tempat untuk berbagi, bersandar, bercerita" Rio berusaha memberi pengertian pada Yoshi, meski hati nya sendiri sedang kacau sekarang.
"Ada aku, aku anak nya" kini Yoshi membuka kedua mata nya, dan menatap tajam pada Rio, dengan wajah sembab nya.
"Terkadang, ada sesuatu yang hanya bisa dibicarakan bersama pasangan nya, sesuatu yang tidak bisa di mengerti oleh seorang anak seperti kita" mendengar penjelasan Rio, Yoshi pun kembali menjatuhkan kepalanya pada kaca jendela mobil sang guru.
"Aku hanya takut mommy akan terluka lagi" lirih nya menatap kosong pemandangan di luar.
"Percayalah, mommy mu pasti sudah belajar dari kegagalan nya yang terdahulu" yakin Rio.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Student's Mother
Fanfictioncerita tentang Limario dalam menghadapi murid terbadung nya, yang berasal dari keluarga kaya yang broken home, tapi justru ia malah jatuh pada pesona Rose, single mother yang pekerja keras, demi menghidupi putra semata wayang nya.