55. Usaha Meluluhkan Yoshi

2K 319 49
                                    

Aaron duduk di jok belakang dengan bangku khusus nya, bersama mommy dan papa nya menuju ke sekolahan Yoshi.

"Oppa, aku butuh plester perekat dan lain-lain, perlengkapan untuk packing ku habis" ujar Rose memberi tahu sang suami yang sedang mengemudi.

"Biar aku dan Yoshi nanti yang membeli nya, sekalian aku ingin berbicara tentang Minjoo dengan nya" balas Rio.

"Ok, aku serahkan semua nya pada oppa" jawab Rose mengiyak ide Rio


Yoshi berlari kecil menghampiri mobil sang papa yang berada di seberang jalan, ia begitu girang saat tahu sang mommy ternyata ikut menjemput nya, ia tersenyum lebar, dan memasuki mobil.

"Hey, wah hyung di jemput oleh Aaron" seru Yoshi terkejut karena mendapati sang dongsaeng ternyata juga ikut, Aaron pun memekik seolah menanggapi seruan hyung nya.

Cup


"Gumawo Aaron" Yoshi mencium Aaron

Mereka pun langsung menuju ke sebuah mall, tanpa perencanaan dari awal.

"Kenapa kita kesini, pa?" Tanya Yoshi saat mobil sudah memasuki halaman mall terbesar di Seoul.

"Perlengkapan mommy habis" jawab Rio.

"Yoshi bantu papa membeli nya, okey?" Pinta Rio

"Ne pa" patuh nya.

Yoshi turun dari mobil, dan Rose pun segera mengambil Aaron dari bangku belakang dan  menggendong nya.


"Oppa, aku ke toko perlengkapan bayi ne" pamit Rose.


"Ne, aku akan menyusul mu nanti jika sudah selesai" balas Rio.

"Bye Aaron" jahil Yoshi, karena kedua nya berpisah.

Mommy" rengek Aaron sendu, yang baru belajar bicara sambil menunjuk kearah papa dan hyung nya.


"Sebentar ne, papa dan hyung tidak akan lama, Aaron mau mainan apa?" Rose berusaha menghibur dan mengalihkan perhatian si bungsu.

Rio pun mengambil trolly, begitu memasuki toko stasionary, dan mulai mendorong nya, Yoshi berjalan ke arah rak berisi plaster perekat yang biasa mommy nya pakai.

"Berapa pa?" Tanya Yoshi pada Rio, sambil menunjukan gulungan plaster perekat berukuran besar.

"Lima saja boy, itu cukup untuk sebulan nanti" jawab Rio, mereka lalu lanjut ke rak-rak yang lain.

"Yoshi" panggil Rio mengawali obrolan serius mereka.

"Yaa?" Jawab Yoshi menoleh pada Rio.

"Jika suatu hari, ada seseorang yang tiba-tiba meminta tolong pada Yoshi, apa Yoshi mau membantu nya?" Tanya Rio.

"Tergantung pa" jawab Yoshi acuh

"Tergantung apa?" Tanya Rio penasaran.

"Tergantung apakah permintaan nya itu, sulit atau tidak untuk Yoshi lakukan" jawab nya.

"Jika itu sesuatu yang mudah, Yoshi mau?" Tanya Rio lagi, mereka berbincang sambil berjalan pelan mendorong troly yang mulai terisi.

"Misal nya?" Tanya balik Yoshi.

"Yoshi kan sudah di kenal banyak orang sekarang, dan ada seseorang yang meminta Yoshi untuk mengunjungi nya, bagaiamana?" Jelas Rio.

"Itu mudah papa, tentu Yoshi akan mengabulkan nya" jawab Yoshi tersenyum pada sang ayah.

"Memang siapa yang meminta bertemu dengan Yoshi pa?" Kini Yoshi yang bertanya.

"Mama nya Minjoo, Sana" jawab Rio.


Deg



Yoshi terkejut menatap Rio, jantung nya berdebar cepat, nafas nya sedikit berat, tapi gangguan kecemasan Yoshi sudah tak separah dulu, kini, berkat Rio, ia tak pernah lagi ingin menghindar setiap diajak berbicara serius, tentang apa pun itu baik dengan Rio atau Rose sang mommy.

"Mama mu menemui kami, ia menceritakan keadaan Minjoo yang tak sadarkan diri selama berhari-hari di ruang ICU, sebelum ia koma, satu hal yang selalu ia minta, yaitu ingin bertemu dengan mu" cerita Rio, wajah Yoshi berubah gelisah, dan cemas.

"Di dunia ini, tidak ada satu orang anak pun yang bisa memilih ingin di lahirkan sebagai anak nya siapa, begitu juga dengan Minjoo, jangan membenci dia hanya karena siapa orang tua nya, Minjoo tidak salah, jangan hukum dia dengan keegoisan mu, Yoshi sudah dewasa sekarang, papa tahu Yoshi anak baik, papa tahu Yoshi bisa menjadi panutan bagi Aaron" bujuk Rio

"Yoshi boleh membenci daddy, Yoshi boleh membenci mama, tapi jangan Minjoo, karena sebalik nya, Minjoo sangat menyayangi oppa nya, itulah kenapa dia sangat ingin bertemu dengan Yoshi, karena dia merindukan mu, Minjoo membutuhkan oppa nya sekarang" lanjut Rio.


"Lalu mommy?" Tanya Yoshi


"Mommy sudah memaafkan mama mu, dia sudah menjelaskan semua nya, dan mommy bisa menerima itu, karena sekarang mommy sudah bahagia dengan kita" jawab Rio.


"Minjoo sakit apa?" Tanya Yoshi lirih


"Dokter tidak tahu, mereka sudah angkat tangan, karena Minjoo tidak sakit secara fisik, obat Minjoo bisa jadi ada pada mu" terang Rio.

"Mau kan menemui Minjoo? Jangan sampai Yoshi menyesal nanti" bujuk Rio lagi, Yoshi pun mengangguk, Rio tersenyum lega.

"Terima kasih, Papa bangga pada mu" ucap Rio sambil menepuk-nepuk kepala Yoshi.

"Nah, ayo kita segera temui mommy" ajak Rio yang kemudian mendorong troly nya menuju ke kasir, dua kantong besar belanjaan di bawa oleh Yoshi dan Rio, mereka pun mencari keberadaan Rose yang berada di toko perlengkapan bayi

"Aaron" panggil Rio pada sang putra yang berada di gendongan sang mommy, kedua nya menoleh.

"Papapapa. . ." Rengek Aaron manja, pura-pura menangis lalu menyodorkan kedua tangan nya pada sang ayah, Rio terkekeh, lalu mengambil alih si bungsu.

"Biar Yoshi yang bawa pa" kata si sulung mengambil belanjaan dari tangan kanan Rio.

"Oh, ini, gumawo hyung" Rio pun bisa lebih leluasa menggendong Aaron.

"Ada yang mau Yoshi hyung beli?" Tanya Rio, dan Yoshi menggeleng, Rose menatap penuh tanya pada sang suami, dan Rio mengangguk.

Mereka pun pulang, Rio dan Rose tentu dengan senang hati memberitahu Sana jika Yoshi bersedia menemui Minjoo.



#TBC

My Student's MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang