# 5

39 6 14
                                    

"Akuntansi? Hari ini aku enggak ada pelajaran Akuntansi," kata Dika saat Darra menghampirinya ke kelas pada jam istirahat.

"Oh, gitu ya," gumam Darra. "Ya udah. Makasih ya."

"Oh iya. Coba tanya Fajri aja di kelas sebelah. Sini, aku antar."

Dika mengajak Darra ke kelas XI Sos 6. Di sana cowok yang bernama Fajri sedang mengobrol dengan Ivan. Untunglah kelasnya juga ada pelajaran Akuntansi tadi pagi, jadi Darra bisa meminjam bukunya.

"Oh ya, kamu ada jadwal mata pelajaran kelas kamu?" tanya Dika saat ia dan Darra keluar dari kelas XI Sos 6.

Kebetulan Darra yang tadinya mau ke perpustakaan memang selalu membawa buku note-nya. Ia membuka buku itu, mencari catatan jadwal mata pelajarannya lalu menyodorkannya ke Dika. Dika mengajak Darra kembali ke kelasnya lalu pergi ke mejanya.

"Ada beberapa jadwal kita yang enggak sama," kata Dika sambil mencocokkan dengan jadwal mata pelajaran kelasnya sendiri. "Kalau ada buku yang kamu butuh sih, aku bisa bawain. Yang penting kamu info ke aku sehari sebelumnya."

Darra hanya mengangguk-angguk sebagai jawaban. Dika menyodorkan buku Darra kembali.

"Oh iya. Aku juga kadang pelupa. Kamu bisa ingetin aku lewat Whatsapp. Kamu punya handphone kan?" tanya Dika.

Darra mengangguk. Tangan Dika terulur ke arahnya. Darra bengong melihat Dika. Maksudnya apa?

"Handphone kamu."

Oh. Darra mengeluarkan ponselnya dari saku roknya lalu memberikannya pada Dika. Dika sempat kaget menerima ponsel Darra.

"Wah, kamu enggak pakai Whatsapp ya?" tanya Dika sambil mengetikkan sesuatu di ponsel Darra.

Darra menggeleng. Ia bisa merasakan wajahnya memerah karena malu. Tak lama kemudian Dika mengembalikan ponselnya.

"Aku udah simpan nomorku, ya. Kalau kamu mau pinjam buku, bisa SMS atau telepon aja," kata Dika.

"Makasih," gumam Darra sambil mengantongi ponselnya kembali.

Seperti biasa, Dika langsung memiringkan kepalanya. "Aku enggak bisa dengar suara kamu."

Darra langsung menunduk karena malu. "Makasih," ulangnya dengan suara lebih keras.

"Sama-sama," jawab Dika sambil tersenyum.

Darra bergegas keluar dari kelas Dika. Ia berpapasan dengan Rin di lorong.

"Habis dari Dika?" tanya Rin melihat buku di tangan Darra. Darra mengangguk. "Lho, tapi hari ini kan kelasku enggak ada pelajaran Akuntansi?"

"Aku pinjam sama Fajri," jawab Darra.

Rin hanya menggumamkan "Oh," sebagai jawaban.

Darra kembali ke kelasnya. Ia duduk di mejanya lalu mengeluarkan ponsel dari sakunya. Dilihatnya nomor telepon di daftar panggilan keluar dengan nama ANDIKA. Apa tadi Dika menghubungi nomornya sendiri dari ponsel Darra ya?

Sejak Dika meminjamkan bukunya tempo hari, Darra jadi sering meminjam buku pada cowok itu. Sebenarnya itu bukan kemauan Darra, tapi entah mengapa Rin tidak pernah mau meminjamkan bukunya sendiri. Selain itu, Darra juga tidak punya pilihan karena dia tidak begitu mengenal anak-anak dari kelas lain. Jadi, Darra bersyukur Dika dengan senang hati meminjamkan bukunya.

Ketika bel tanda pulang berbunyi, Darra merapikan buku-bukunya lalu menunggu hingga agak sepi agar tidak berdesakan di tangga. Setelah itu ia pergi ke kelas XI Sos 5 dan Sos 6. Di sana sudah kosong, jadi Darra turun dan berjalan keluar sekolah. Dilihatnya Dika yang memakai jaket hitam sedang duduk di depan gerbang bersama teman-temannya. Darra tidak melihat Fajri di sana, jadi ia menghampiri Dika.

Close To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang