Siang itu Darra ada di kelas Rin bersama Rahmi dan Maya pada jam istirahat. Ini pertama kalinya dia main ke kelas itu selain untuk meminjam buku. Mereka sedang mengobrol di meja Rin ketika Rin masuk ke dalam kelas. Ia menghampiri teman-temannya dengan membawa ponsel di tangannya.
"HP siapa?" tanya Maya setelah Rin duduk di depannya.
"Punya Dika," jawab Rin sambil berbisik.
Maya yang penasaran langsung ikut melongok ke arah ponsel itu, sementara Darra yang duduk di sebelah Rin hanya melirik ke arahnya.
"Emang mau lihat apa?" tanya Maya. Rin tidak menyahut dan sibuk dengan ponsel Dika sambil sesekali menoleh ke arah pintu.
"Ini, ini!" pekik Rin tertahan sambil menyikut lengan Darra.
Darra menoleh ke arah ponsel yang disodorkan oleh Rin. Ia tercengang melihat fotonya sedang duduk di perpustakaan sendirian. Bahkan beberapa di antaranya diambil langsung di depannya. Wajah Darra memerah. Pasti Dika memotretnya saat mereka sedang di perpustakaan bersama.
"Kenapa Dika punya foto kamu?" tanya Rahmi yang ikut melihat foto itu.
"Jangan-jangan Dika suka sama Darra?" sahut Maya sambil cekikikan.
"Rin, HP gue mana?"
Rin buru-buru menutup foto itu saat Dika masuk ke dalam kelas, sementara Darra mengalihkan perhatiannya pada Rahmi. Dika menghampiri mereka lalu meminta ponselnya.
"Buat apa tadi?" tanya Dika sambil memeriksa ponselnya.
"Enggak buat apa-apa. Cuma coba telepon ke HP gue, soalnya HP gue enggak ada," jawab Rin berbohong.
"Udah ketemu?" tanya Dika.
"Ada di laci meja," jawab Rin sambil nyengir.
Setelah Dika keluar lagi, teman-temannya langsung mencecar Darra dengan berbagai pertanyaan.
"Kamu enggak tahu dia punya foto kamu?" tanya Maya. Darra menggeleng.
Setelah bel masuk berbunyi, Darra dan teman-temannya membubarkan diri dan kembali ke kelas masing-masing. Sementara itu kelas XI Sos 5 memulai pelajaran Sejarah dengan membagi jadi beberapa kelompok. Rin sengaja bergabung dengan Dika dan Abrar lalu duduk di sebelah Dika saat mereka mengerjakan tugas kelompok itu di perpustakaan.
"Gue udah lihat fotonya," bisik Rin pada Dika.
"Foto apa?" Dika balik tanya.
"Fotonya Darra," jawab Rin. Abrar ikut melirik ke arahnya, tapi ia kembali sibuk dengan buku di depannya.
"Yang mana?"
"Yang di HP lo."
"Oh." Dika kembali membalik halaman bukunya.
Rin berdecak tidak sabar. "Lo ada hubungan apa sama Darra?"
"Kenapa emangnya?"
"Kenapa lo nyimpan fotonya di HP lo? Lebih tepatnya, lo diam-diam ngambil fotonya."
Dika tidak menjawab. Rin berpikir cepat sambil mengerucutkan bibirnya. Ia tahu ada yang disembunyikan oleh dua temannya ini. Kemudian ia teringat sesuatu.
"Gue juga lihat foto-foto lo di HP-nya Darra," bisik Rin lagi. "Terus lo tahu, enggak? Malah Darra enggak tahu kalau foto lo ada di HP-nya."
"Terus kenapa?" tanya Dika santai.
Rin melirik Abrar, memastikan cowok itu tidak ikut mendengarkan. "Lo suka sama Darra, kan?" tanyanya. Abrar kembali meliriknya. Kali ini Rin tidak peduli. "Gue tahu lo beberapa kali nganter Darra pulang, terus dia juga pernah main ke rumah lo. Enggak mungkin lo ngelakuin semua itu kalau lo enggak punya perasaan apa-apa, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Close To You
Teen FictionDarra hidup di sebuah panti asuhan sejak kecil. Saat dewasa, mau tidak mau ia harus meninggalkan tempatnya dibesarkan, dan pindah ke kota lain dengan keluarga barunya, yang ternyata tidak menerima kehadiran Darra di tengah-tengah mereka. Namun, kemu...