# 9

25 6 5
                                    

Begitu bel tanda istirahat berbunyi, Agung menoleh ke arah Darra yang duduk di belakangnya. Gadis itu sedang merapikan peralatan tulisnya.

"Kamu mau ke kantin?" tanya Agung.

"Enggak, ah. Aku mau baca-baca di sini aja," jawab Darra.

"Kamu mau titip beli apa?" tanya Agung lagi. Darra hanya menggeleng sebagai jawaban.

Kemudian Agung pergi ke kantin menemui teman-temannya. Setelah memesan semangkuk mie ayam, ia duduk bersama Dika di salah satu meja.

"Kok tumben belajar terus," kata Agung begitu menyadari Dika sedang menikmati batagor dengan buku catatan terbuka di sebelah kirinya.

"Iya, lah. Masa udah capek-capek ngerjain, malah enggak dipelajarin," jawab Dika. "Apalagi Andarra udah ngeluangin waktunya buat belajar bareng gue, sampai bela-belain ke rumah gue."

Agung langsung mengernyitkan dahi. "Darra ke rumah elo? Ngapain?"

"Belajar, lah."

"Sama siapa aja?"

"Cuma berdua. Habisnya Abrar enggak mau ikut." Dika langsung menoleh ke arah Agung. "Sorry ya, Gung. Bukannya enggak mau ngajak. Gue kan cuma bisa bonceng satu orang."

Agung tidak menyahut. Bukannya bete karena tidak diajak belajar bersama di rumah Dika, melainkan karena Darra menerima ajakan Dika. Padahal dia langsung menolak saat Agung mengajak ke rumahnya.

Agung tidak berkata apa-apa pada Darra setelah kembali ke ruangannya. Bahkan ia tidak berkomentar saat Darra mengatakan ia akan pulang bersama Rin. Agung ragu jika Darra beralasan pulang bersama Rin hanya karena gadis itu tidak ingin pulang bersamanya. Mereka kan juga searah dengan Rin. Apa cerita tentang tantenya Darra yang katanya galak itu juga bohong?

Namun, Darra sendiri lega Agung tidak bertanya macam-macam. Tadi ia tidak sengaja mendengar Rin mengeluh tentang kemacetan akibat pembangunan fly over. Rin ingin pulang berjalan kaki, tetapi tidak ada yang menemani. Berhubung Darra sedang berhemat, jadi ia menerima ajakan Rin untuk pulang bersama.

Darra turun bersama Rin, Rahmi, dan Maya. Di tangga mereka berpapasan dengan seorang cowok tinggi kurus. Darra ingat namanya Emil, salah satu dari teman-temannya Agung dan Dika, tapi Darra belum pernah bicara dengannya.

"Pulang bareng Darra?" tanya Emil pada Rin. Rin mengangguk.

"Jangan bilang-bilang Agung kalau kita jalan kaki, ya," bisik Rin.

Darra melirik Rin yang mengobrol diam-diam dengan Emil. Wajah Rin terlihat lebih ceria, bahkan ia terus-terusan tersenyum ke arah cowok itu.

"Kalian pacaran, ya?" tanya Darra setelah mereka berpisah dengan Emil di lantai satu.

"Siapa?" Rin balik tanya.

"Kamu sama Emil," jawab Darra. Rin langsung menggeleng.

"Enggak, kok. Kita enggak pacaran," kata Rin cepat, tapi wajahnya memerah.

"Emangnya kelihatan, ya?" bisik Maya. "Mereka lagi PDKT."

Rin langsung sibuk membuat Maya menutup mulutnya. Darra tercengang mendengarnya.

"Aku enggak tahu kamu suka sama cowok juga," kata Darra. Rahmi dan Maya langsung terbahak-bahak.

"Ya aku suka sama cowok juga, lah!" protes Rin.

"Kamu sendiri sama Dika gimana?" tanya Maya. Darra mengangkat alisnya.

"Aku sama Dika ya enggak gimana-gimana," jawab Darra.

"Ih, enggak usah malu-malu. Kita udah dengar kok kalau kamu lagi PDKT sama Dika," lanjut Maya.

"Aku enggak PDKT, kok," kata Darra gugup.

Close To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang