[WAJIB FOLLOW YA!!]
#AGARISH2 [After Marriage]
#REIZO [Sequel]
Bukan tentang siapa yang mempermainkan, Tetapi siapa yang dipermainkan?!
___
AGARISH DEAN PETERSON
Ketua Geng Motor terkenal Bernama PEGASUS. Kejam, Dingin, Brutal, Tempramental dan Tam...
Sinar matahari masuk kedalam kamar saat seseorang menyibak gorden dinding kaca.
"Bii..wake up!!" Suara berat sedikit serak mengalun membangunkan seseorang yang masih bergelung dalam selimut nya diatas wakasur.
"Hmm.." Gumaman tak jelas yang menjadi jawaban dari seseorang yang masih berada dalam setengah sadar itu.
"Ck, Biaa...wake up, or I will cekek you?" Entah Bia yang belum sadar, atau emang itulah yang diucapkan oleh abangnya itu, Arda.
"5 minutes."
"Kagak. Heh bangun gak lo? Gue gelindingin dari tangga ini kalo lo gak bangun sekarang juga!" Ucap Arda ngegas membangunkan Bia yang emang susah bangun itu.
"Aaarghhh... Lo kenapa si? It's weekend bro..." Ucap Biar frustasi dengan mengacak rambutnya yang memang sudah berantakan.
"Nah! Ayo kita maen, udah lama gak Mcd an sama lo..ayo Bii.." Arda menarik-narik tangan Bia supaya duduk dan turun kekamar mandi.
"Gue mau jenguk temen nanti." Ucap Bia yang sudah duduk dengan menguap lebar.
"Gue anter nanti, santai elah." Bujuk Arda yang sangat ingin menghabiskan waktu dengan adiknya ini.
"Hmm.. Gue siap-siap dulu."
"Nah gitu dong. Gue tunggu dilantai dasar."
Cup.
Setelah mengecup kening Bia, Arda segera turun dan keluar dari kamar Bia.
Sedangkan sang pemilik kamar segera beranjak dari kasur nya, menuruni tangga dan masuk ke kamar mandi.
----
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Haii Opaa..."
Cup.
"Hai..mau pergi?" Tanya kakek yang sedang menikmati teh hijau dibalkon, melihat penampilan Bia yang rapih.
"Hmm. Sama bang Arda." Jawab Bia kemudian duduk disamping sofa dan mengangkat kaki Mahesa untuk dipangku, kemudian di pijat.
"Bia, nanti malam aku ingin berbicara penting, masalah kematian Isa." Ucap Mahesa dengan memelankan kalimat terakhir karena mendengar langkah kaki mendekat.
"Bia ayok. Abang udah siap nih." Suara Arda mengalihkan mereka berdua.
Terlihat Arda berdiri di belakang sofa yang mereka duduki dengan pakaian yang sudah berganti.