-49

36.4K 2.7K 372
                                    

Vote sebelum membaca ❤

Happy Reading!!


"Gimana? Lebih baik?" Tanya Bia kepada Agarish yang sedang berbaring di Brankar.

Agarish memperbaiki posisi tubuhnya. "Better." Jawabnya.

Bia mengangguk, "Beneran gak papa nih berangkat malem ini?" Tanya Bianca untuk kesekian kalinya.

"Bawel banget astaga anak Gavin!" Dengus Agarish yang bosan mendapat pertanyaan yang sama berulang kali dari Bianca.

Bianca memicing, "OPA!! AGA MANGGIL DADDY GA--"

"Hmmftt..." Aga membungkam mulut kekasihnya itu dan melotot setajam mungkin.

"Ohh.. Berani ngadu hm?" Agarish mengintimidasi membuat Bianca tersenyum jahat.

"SIALAN! JOROK SAYANG!!" Agarish langsung melepas tangannya dari mulut Bia dan mengelap nya di seprai brankas saat gadis itu menjilat telapak tangannya.

Agarish memandang ngeri Bianca yang sedang menjulurkan lidahnya itu.

"Disini dong. Beraninya di tangan." Agarish menantang Bianca dengan menujuk bibirnya sendiri.

Bia menaikan alisnya dengan senyum setengah, "Mau?" Tanya nya mendekatkan wajahnya pada wajah Agarish yang bersandar dikepala ranjang.

Agarish menipiskan jarak diantara mereka, menatap dalam mata tajam milik gadisnya. Tangannya menyelipkan anak rambut yang mengganggu.

Jantung Bianca serasa ingin lepas dari sangkar, suara jam di ruangan terdengar, saking sunyinya keadaan ruangan tertutup itu.

Agarish semakin mendekatkan wajahnya, Bianca reflek menutup matanya.

Agarish terkekeh melihat tingkah Bianca,

Fyuhh...

Agarish meniup wajah Bianca, seketika gadis itu membuka matanya.

"Apa? Mau dicium hm?" Tanya Agarish meledek.

SIAL!

Agarish mempermainkan nya. Bisakah dia menghilang saat ini juga?
Demi Dewa, Bianca benar-benar malu.
Terbukti dari pipinya yang merona.

"Bangsat! Sialan! Nyebelin!!" Bia memukul Agarish brutal tapi tidak terlalu keras.

"AHAHAHHA.. ANJIR NGAKAK BANGET..HAHA, WOI UDAH WOII!!" Agarish tertawa lepas walaupun harus menghindari serangan gadisnya itu.

"Males ah. Aga jahat!" Bianca cemberut dan keluar ruangan, sumpah malu!

"Eh? Jangan kabur, sini cium dulu sayang.." Goda Agarish semakin membuat Bia ingin menghilang.

Agarish menggelengkan kepala melihat tingkah Bianca yang menggemaskan dimatanya.

----

"Kalian bisa pake apa aja yang ada disini." Ucap Artur saat membuka pintu kaca sebuah ruangan.

"Wahhh gila, ini sajam semua anjir." Sahut Alle melihat disekeliling tembok terdapat banyak senjata, mulai dari senapan sampai beberapa pisau dari yang kecil hingga seperti pedang.

AGARISH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang