-13

43.6K 3.2K 30
                                    

Vote duluu❤

Happy Reading!!


Agarish terus membawa Bia berlari, hingga mereka sampai digedung olahraga, dekat kolam renang.

"Stop! Huhh.. Pak Rio, udah gak keliatan." Suara Bia menghentikan acara berlari mereka.

Bia terlihat mengatur nafasnya yang tidak beraturan, belum sempat nafasnya normal, Agarish sudah menariknya lebih dulu kelorong sempit, yang tepat berada disamping mereka berhenti tadi.

Lorong ini sangat sempit, bahkan tubuh keduanya saling menempel dengan berhadapan.

Melihat Bia yang ingin bersuara, Agarish langsung membekap mulut gadis itu dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya mengurung tubuh Bia.

Sesak.

"Ssttt..Ada yang dateng." Suara bisikan Agarish yang tepat berada didepannya membuat Bia terdiam kaku.

Gilaaa...Parahh nih cowok!

Tidak lama dari itu, suara sepatu Pantofel terdengar dan berhenti tepat didepan lorong. Terlihat seorang guru sedang mengangkat panggilan telpon dari ponselnya.

Sumpah ya, kenapa harus berhenti disitu?! --Fikir Bianca frustasi.

BIP..BIP..BIP

Agarish dan Bia saling pandang dengan mata melotot kaget, suara jam digital milik Bia terdengar, yang membuat mereka panik bukan main,
Bia yang takut langsung memejamkan matanya dan meremas ujung seragam  Agarish yang tidak dimasukkan.

Suara jam ini, panggilan dari Kakeknya. Tapi yang penting, dia tidak boleh ketahuan.

Sebenarnya untuk apasih mereka bersembunyi? Toh biasanya selalu melawan dan membangkang. Terlebih Agarish yang notaben nya selalu mencari masalah di sekolah.

Tapi, entah kenapa hari ini, semesta ingin sesuatu yang berbeda dari hari kemarin.

Guru itu menghadap kearah lorong yang sedikit gelap dengan pandangan memicing saat mendengar suara seperti bel digital.

Dengan perlahan, kakinya melangkah mendekat, reflek Agarish menyembunyikan kepala Bia didada bidangnya, dan posisi mereka saat ini, berpelukan.

Saat Guru itu ingin masuk kelorong, tiba-tiba guru yang lain memanggilnya dan mengurungkan niatnya untuk melihat sesuatu di dalam lorong.

Setelah itu, kedua Guru itu pergi meninggalkan tempat tersebut.

Agarish menghela nafas lega, dialihkan pandangannya kearah gadis yang masih menutup matanya, yang secara tidak sadar berada didekapannya ini.

Entahlah, berada sedekat ini dengan seorang gadis belum pernah Agarish rasakan sebelum nya. Terlebih dia tidak tau siapa nama gadis ini.

Ini kali pertama dirinya berkontak fisik dengan makhluk bernama perempuan, selain dengan Bundanya dulu.

Dan tanpa sadar Agarish merasa nyaman bersama gadis didekapannya ini.

"Khem."

Deheman Agarish membuat Mata Bia terbuka dan reflek mendongakkan kepala nya menatap Agarish yang lebih tinggi sedikit darinya.

AGARISH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang