-48

36.7K 2.8K 91
                                    

Happy Reading!!


"Siap untuk kemo pertama mu?" Tanya sang Dokter yang diangguki Agarish.

"Ini mungkin akan sakit." Setelah itu Dokter Rauf mulai melakukan tugasnya.

Agarish memejamkan matanya menikmati rasa sakit ditubuhnya saat banyak alat dan obat-obatan memasuki tubuhnya.

Sedangkan Bianca menunggu diluar dengan sang Kakek. Sementara Artur sudah terbang ke Indonesia untuk menghandle keadaan disana.

"Dia anak yang kuat! Percayalah." Mahesa merangkul Bia yang terlihat resah.

"Setelah ini apa?" Tanya Bia menerawang.

Mahesa menatap Jack yang menggeleng pelan, kemudian pria berumur itu menghela nafas.

"Sebaiknya kau pergi untuk makan atau sekedar berjalan-jalan. Kau harus menyegarkan otakmu, supaya berhenti berfikir negatif." Ucap Mahesa menepuk pucuk kepala Bianca.

"Ide yang tidak buruk. Segera kabari aku jika kemo nya sudah selesai." Kemudian Bia bangkit dari kursi tunggu dan pergi menyusuri lorong rumah sakit yang sedikit ramai hari ini.

Dihitung sudah hampir 2 minggu dia berada di negara ini. Dan semua waktunya dihabiskan dirumah sakit ini.

Bia melangkah ke taman belakang rumah sakit dan membuka ponselnya membaca beberapa e-mail tentang pasar gelapnya.

Drtt.. Drt..

Panggilan masuk dari Artur, segera Bia menggesek layar untuk mengangkatnya.

"Bagaimana?" Tanya Bia langsung.

"Sandy menemukan markas, dan mencoba menyerang. Motif mereka yaitu membebaskan Lina dan Bagas. Tapi untung nya kami datang tepat waktu." Ucap Artur dalam telepon.

"Anggota motor Victor juga sempat terlibat tawuran bersama Pegasus." Lanjutnya lagi.

Bia menatap lurus pohon besar didepannya dengan sorot dalam dan kelam.

"Kirim pesan pada Sandy, Leader THA menantangnya secara terang-terangan di jalan Hutan sebelah Barat dari markas." Bia tersenyum kecil dengan memainkan kuku jarinya.

"Kau yakin?" Tanya Artur.

"Kau meragukan ku?" Tanya Bia dingin.

"Maksudku, bagaimana dengan Agarish?" Tanya Artur lebih memperjelas.

"Sudah kubilang, setelah kemo pertama, kami akan kembali."

"Dan jangan beritahu siapapun kepulangan kami. Tugas mu adalah meng-handle rencana perang lusa."
Setelah itu Bia mematikan sambungan nya secara sepihak.

"Kau yang memulai Sandy, dan kini saatnya aku yang akan mengakhiri permainan ini. Bersiaplah," Seringai nya muncul kembali, setelah itu bangkit dari kursi taman dan berjalan memasuki Rumah sakit.

Saat sampai di Lobi, seseorang memanggil namanya, membuat langkahnya terhenti seketika.

"Om Dewa?"

----

"Apa yang sebenarnya terjadi pada Agarish?" Tanya Dewa tanpa basa-basi.

Bia terdiam memainkan secangkir kopi yang dipesannya.

Saat ini, keduanya sedang duduk berdua dikantin pojok. Tadi Dewa langsung meminta Bianca untuk berbicara saat bertemu di Lobi Rumah sakit.

AGARISH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang