-53

38.4K 2.8K 127
                                    

Happy Reading!!!


Happy Reading!!! •••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

----

Jleb

"Aarrghh!!"

Darah mulai merembes dibalik kemeja hitam itu dan menetes melewati gagang pisau yang masih menancap di perut Sandy.

"Enyah lah kau biadap!" Agarish mencabut kasar pisau nya. Membuat Sandy langsung lemas.

Diruang temaram yang pengap ini, sudah banyak berlumur darah di lantai dan dinding.

Kedua tangan dan kaki Sandy dirantai membentang. Sehingga pria itu hanya bisa berdiri dan menerima segala siksaan yang diberi Agarish.

Disamping nya, terdapat seorang pria suruhannya yang mencoba menembak Agarish namun Ben menggagalkan nya.

Keadaan pria itu sudah hampir mati. Semua sahabatnya menghabisi orang itu dengan membabi buta. Melampiaskan rasa sakit hati atas kehilangan sahabat mereka.

Sandy menatap Agarish yang masih memancarkan emosi yang tak kunjung reda.

"B-bunuh.. Aku." Pintanya.

Agarish meludahi Sandy. "Binatang!" Umpatnya kasar.

Lina hanya bisa menangis melihat penyiksaan papahnya sedari tadi. Dia dan Bagas berada disudut ruangan dengan kedua tangan terikat keatas.

"Akan dilakukan, tapi tidak sekarang." Bia melangkah dengan memutar-mutar pistol miliknya, tidak tertinggal, segelas Alcohol ditangan kanannya.

"Ck ck ck.. Sangat miris.." Ujar Bia saat sudah berada didepan Sandy.

Bia meminum minumannya sembari menatap Sandy dengan tersenyum miring. "Sudah habis masa jaya. Sekarang, saatnya pergi ke Neraka dan bertemu Hell Angel sesungguhnya."

Agarish mengambil sebuah katana yang terlihat begitu tajam dan tipis dengan ujung yang sangat runcing.

"Tunggu, Leader D'monster ini harus merasakan dinginnya pisau ku." Bia mencegah Agarish yang ingin Melayangkan katana itu pada Sandy.

Agarish menurut dan mempersilahkan Bia melakukan apa yang gadis itu mau.

"Ternyata kekasih ku itu sangat licik. Dia tidak menyisakan ruang untuk ku." Bia mendengus saat melihat seluruh tubuh Sandy sudah penuh luka.

Bia menatap Sandy. "Hey tua bangka! Kau ini belaga sekali kemarin. Dan Sekejap, berada dikaki ku." Bia menebas dua rantai yang mengikat tangan Sandy, membuat pria itu otomatis terjatuh tepat dikaki Bianca.

AGARISH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang