-38

34.6K 2.5K 77
                                    

Happy Reading!!! ••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading!!!


"Kenapa gak pake warna pink aja sih Mom?"

"Ini nih harusnya banyak lopelope nya, gimana sih?!"

"Menurut Arda ya, mending dikaki gunung Rinjani ajadeh, Mom."

"Temanya hacking gitu, iya gak sih?"

"Lah?! Ini apa lag--"

"BISA DIEM GAK SIH KAMU?! PUSING MOMMY DENGERIN KAMU NGOCEH MULU!!" Habis sudah kesabaran Meera menghadapi putranya itu,

Sedari tadi yang Arda lakukan adalah mengomentari dekorasi pesta dan merekomendasikan tempat-tempat aneh untuk acara besar yang akan berlangsung lusa.

"LAH KOK NGAMOK?!"

Bia dan abangnya yang lain tertawa melihat kehebohan Arda dan sang ibu negara itu.

"Yang punya pesta siapa, yang rempong siapa," Atha menggelengkan kepala tak habis fikir akan tingkah kembarannya itu.

"Tau tuh. Anak siapa sih?" Tanya Bia yang memasukan keripik kentang kedalam mulutnya.

"Anak pungut." Jawab Cakra,

Setelahnya tawa lepas dari saudara-saudaranya terdengar membuat suasana semakin ramai.

"Eh bangsat pulang kan?" Tanya Bia saat mengingat Abang sepupunya itu belum juga kembali.

"Malem ini berangkat katanya, maybe bsok pagi sampe." Jawab Cakra.

Terlihat Mahesa berjalan menghampiri cucu-cucunya itu dengan tongkatnya.

"Sini sayang, duduk pelan-pelan.. Jangan sampai tulangnya geser, nanti repot." Bia menuntun kakeknya untuk duduk di single sofa.

Mahesa langsung mencubit lengan Bia mendengar ucapan cucunya itu.

"Aw.. Kejam sekali.." Bia mengusap lengannya sembari menatap kesal sang kakek.

Kakeknya ini hobi sekali mencubit yaa?

"Bagaimana? Semua aman?" Mahesa memberi pertanyaan ambigu yang dijawab anggukan oleh Bia dan Rey.

"Aman apanya?" Tanya Cakra saat hanya Bia dan Rey yang sepertinya paham akan pembicaraan sang kakek.

"Perlengkapan pribadi untuk pesta besok." Bawah Mahesa yang diangguki Cakra dan Atha.

AGARISH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang