-27

39.7K 3K 122
                                    

Happy Reading!!


Mematikan mesin mobilnya, Bia keluar dari mobil diikuti Agarish yang turun dari motor nya.

Agarish berdiri dihadapan Bia, tepat didepan gerbang Mansion Archandra.

"Makasihh..." Bia tersenyum manis kepada pemuda tampan yang kini telah resmi menjadi kekasihnya itu.

Agarish mengangguk sebagai jawaban, Bia mendengus saat sifat dingin Agarish kembali, jujur dia suka saat Agarish berbicara banyak seperti tadi, bukannya hanya berbicara menggunakan bahasa isyarat.

"Besok bangun pagi." Pesan Agarish kemudian menepuk pucuk kepala gadisnya dua kali dan berjalan menghampiri motornya.

"Mau apa?" Tanya Bia yang tidak mengerti dengan perintah Agarish.

"Kalo gak bangun, berarti mati."

Tinn

Agarish melajukan motornya meninggalkan pekarangan tempat tinggal Bia setelah memberi isyarat pamit pada Bianca.

"Mati? Nyebelin banget sihh Ga.." Bia memandang kesal motor Agarish yang sudah jauh didepan sana.

"Untung ganteng dan pacar gue." Lanjutnya kemudian senyum-senyum sendiri didepan gerbang yang sudah terbuka, membuat satpam yang menjaga keheranan memperhatikan majikannya yang sepertinya sedang kerasukan itu.

"Maaf, Non Bia kenapa?" Satpam itu memberanikan diri bertanya, takut-takut dugaannya beneran bahwa majikannya itu sedang kerasukan arwah penasaran disekitar sini.

Bia menoleh menghadap satpam yang menatapnya heran dan sedikit ngeri.

"Saya? Lagi jatuh cinta pak! Gitu aja gak tau." Bia tersenyum makin lebar kemudian berjalan riang memasuki halaman Mansionnya, meninggalkan mobil merahnya didepan gerbang.

Para penjaga di sekitar ikut heran melihat Bia yang tidak pernah sesenang itu.

"I'M HOME!!" Bia beteriak saat memasuki ruangan utama yang mana anggota keluarga nya sedang berkumpul menunggu kepulangannya.

"Dih? Kesambet nih anak." Arda yang sedang bermain PlayStation bersama saudaranya yang lain menatap Bia dengan memicing ngeri.

"Ahh Abangku sayangg..." Bia berlari dan memeluk abangnya itu dari belakang, membuat Arda yang tidak siap terdorong kedepan dan berakhir mereka terjatuh dengan tidak elitnya.

"Anjir... Palak gua!" Teriak Arda membuat Bia dan para abangnya yang lain tertawa menyaksikan kesengsaraan Arda yang diakibatkan oleh Bia.

"Bia..Gak boleh gitu, kasian abang." Suara Meera menasehati Bia yang membuat tawa Bia terhenti kemudian menatap Mommynya dengan wajah yang dibuat selucu mungkin.

"Gak sengaja Mom..." Dengan mengedipkan matanya beberapa kali, Bia meminta maaf kepada Mommynya itu. "Maafin adek ya?"

Meera menghela nafas, sungguh dia tidak bisa memarahi Bia, anaknya itu terlalu berharga untuk dikasari, dan Bia sendiri memiliki ribuan cara licik agar dia tidak pernah dimarah anggota keluarga nya.

"Percuma Mom, awal doang ngebela Arda, tapi ujung-ujungnya luluh sama si cicak lepas buntut ini." Arda memandang sinis Bia yang kini duduk diantara kaki Cakra yang masih lanjut dengan Gamenya.

"Manja.." Cibir Arda yang masih kesal dengan Bia.

"Yahh gak sadar diri.." Atha merangkul kembarannya itu supaya Arda tidak tambah kesal mendengar ejekannya barusan.

"Apaan gue gak manja ya.." Ketus Arda yang tidak terima dikatain tidak sadar diri, secara tidak langsung Atha mengatainya manja seperti Bia.

"Gak manja katanya bang, padahal sebelum Bia ke indo dia yang selalu manja sama semuanya." Ucap Rey kemudian bertos bersama Atha yang menyetujui ucapannya.

AGARISH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang