-22

39.8K 2.8K 29
                                    

I Purple U!💜

Happy Reading!!


"Aga."

Bia mengangguk dan melepaskan tangan mereka, terjadi keheningan diantara mereka, Bia yang bingung untuk berbicara, dan Agarish yang tidak ingin membicarakan apa-apa.

"Wajah lo? Karena tawuran tadi?" Akhirnya apa yang ingin Bia tanyakan terucap juga, dia sungguh penasaran dengan luka di wajah tampan Agarish.

Agarish hanya mengangguk dengan menyenderkan tubuhnya disandaran kursi dengan menatap dedaunan rimbun dari pohon besar yang berada tepat diatas mereka.

"Mau gue obatin?" Tanya Bia.

Agarish menoleh menatap Bia dengan satu alis ditarik keatas,

"Eh, maksud gue, lo butuh betadin atau alkohol gitu? Gue kebetulan bawa soalnya." Jelas Bia yang tidak ingin Agarish berfikir yang macam-macam tentang nya.

"Gak usah." Tolak Agarish dengan tenang dan sedikit pelan saat berbicara.

Bia mendengus kemudian membuka tas Sekolah, mengeluarkan satu kotak putih berukuran tidak terlalu besar.

"Obatin luka dari yang terkecil. Kalo yang kecil aja lo tak acuh, jangan harap luka yang besar akan sembuh." Ucap Bia dengan meletakkan kotak itu ditengah kursi kemudian bangkit, menutup tasnya dan pergi meninggalkan Agarish yang masih diam mencerna ucapan dan perlakuan Bia barusan.


Agarish terus memandangi punggung Bia hingga hilang ditelan belokan menuju koridor, kemudian matanya menatap kotak itu.

Tangannya mulai mengambil kotak itu dan membukanya, ternyata ini kotak P3K. Lalu mata Agarish melihat ada Sticky Note dibalik tutup kotak itu.

'Waktu berantem ga sakit, tapi kok waktu diobatin perih ya? Emang bersikap jagoan didepan lawan itu ajaib'

JGN SAMPE BERDARAH, MASIH BNYK YG HRUS DIBUAT BERDARAH.-QA.

Agarish tersenyum kecil membaca kertas memo berwarna merah itu, kemudian mulai mengobati lukanya yang tidak seberapa itu, hanya luka disudut bibir dan lebam dipelipis kanan.

Biasanya dia hanya mengabaikan luka-luka kecil ditubuhnya dan membiarkan nya sembuh dengan sendirinya, tapi kali ini Agarish melakukan sesuatu yang berbeda.

----

Saat ini Bia berniat cabut dari sekolah, dia tidak tau harus apa karena ketiga temannya tidak ada.
Julia dan Yessy yang baru bisa sekolah besok hari, dan Safira yang menjemput kedatangan kekasihnya, Artur.

Ya, tangan kanan Bia itu telah menepati ucapannya, yaitu menyusul saat semua pekerjaannya telah selesai.

Kembali ke Bia, saat dia berjalan dengan santai menuju tembok belakang sekolah, dengan reflek dia menghentikan langkahnya saat seseorang menghadang jalannya di Koridor yang sepi ini.

"Ada apa?" Tanya Bia yang tidak mengerti motif dari gadis asing dihadapannya ini. Lagian Bia tidak mengenal siapapun selain teman-temannya.

Gadis dengan dandanan yang terlihat feminin itu, melipat tangannya didepan dada dan melihat Bia dari atas sampai kebawah, kentara sekali sedang menilai seorang Bia.

AGARISH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang