14

2K 172 15
                                    

Sebetulnya ini bukan kali pertamaku tinggal bersama seorang pria dalam satu rumah atau apartemen. Karna dulu aku juga pernah tinggal serumah bersama Jin Oppa meskipun itu hanya satu malam, dan itupun terjadi karna tidak disengaja. Dulu waktu aku pertama kali aku pergi ke Seoul untuk mendaftar perguruan tinggi, dan karena aku tidak memiliki teman dan kerabat dekat jadi aku tidak tau harus meminta batuan kepada siapa dan satu-satunya orang yang aku kenali di seoul hanya Jin Oppa yang saat itu masih menjadi kekasihku. Oleh karena itu aku meminta batuannya, dan karna belum mendapatkan penginapan akupun terpaksa menginap di kontrakannya.




Malam itupun kami tidak melakukan hal yang lebih, hanya sebatas saling melepas rindu karna sudah lama tidak bertemu. Tidurpun kami tidak sekamar, karna Jin Oppa tidur di kamar satunya yang lebih kecil.

"Kau lapar tidak?" tanya Jimin disebelahku yang baru bangun dari tidur siangnya. Perlu kujelaskan bahwa kami memang tidur sekamar.

"Aku masih kenyang," jawabku tidak berbohong karna memang kebetulan sebelumnya aku makan banyak sekali.

Jimin terlihat mendesah mendengar jawabanku yang sepertinya tidak sesuai dengan keinginannya, dia terlihat menarik nafas kasar kemudian kembali menutup matanya lagi untuk melanjutkan tidur, "Jimin-ah jangan tidur lagi, sudah mau jam tiga."



"Lima menit lagi," pinta Jimin padaku untuk memberinya waktu tidur sebentar lagi.


Aku mendesah berat mendengar itu, "Jangan nanti kau malah semakin malas untuk bangun."


Jimin segera membuka matanya namun menurut juga akan ucapanku tadi, dia kemudian duduk dari tidurnya sambil mengusap wajahnya kasar, "tapi temani aku makan," pintanya.

Aku menganggukan kepala, "Baiklah, tapi cuci dulu muka mu sebelum makan."

Setelah itu aku segera pergi ke dapur sementara Jimin ke kamar mandi untuk mencuci mukanya. Di dapur aku memasak makanan seadaanya yang sudah tersedia di dalam kulkas, ada ayam, sayur dan nasi di ricecooker yang sudah masak. Setelah Jimin balik dari kamar mandi aku masih belum selesai memasak jadi dia berinisiatif membantuku. Meskipun dia sama sekali tidak bisa memasak, tapi entah kenapa melihat dia yang mau membantuku membuat aku merasa senang dan dihargai.

Setelah masakan kami masak kami berdua pun makan bersama-sama sebelum bersiap-siap untuk untuk ke tempat olahraga.


***

Saat pertama kali sampai di lapangan tenis aku sedikit merasa kikuk terhadap teman-teman Jimin, mereka semua sepertinya sudah matang dan memiliki bekerja. Untungnya mereka baik dan ramah padaku, terutama pria yang bernama Hoseok dia sangat ceria dan bisa mencairkan suasana. Sementara pria lainnya yang memiliki kulit yang sangat putih hanya bicara seadanya saja sambil menggendong anaknya yang masih kecil. Kira-kira baru berusia tiga bulan. Pria terakhir bernama Choi Namjoon, aku sedikit segan padanya karna dia memiliki kharisma yang kuat dan sangat berwibawa, dia juga datang bersama anak dan istrinya. Mereka semua sudah menikah, tapi hanya Hoseok Oppa yang tidak pergi kesini bersama keluarganya.


"Aku main dulu, kau tidak apakan ku tinggal sendirian?" tanya Jimin padaku.

"Aku tidak apa-apa, lagipula mungkin sebentar lagi Yuna dan Jay akan datang," ungkapku padanya, tadi aku juga sempat mengirimkan pesan ke Yuna apakah dia dan Jay jadi kesini dan Yuna bilang mereka jadi kesini. Jadi karena itu aku tidak merasa khawatir atau bosan menunggu Jimin, lagipula ada Ara eonni istri Yoongi Oppa dan Areum eonni istri Namjoon Oppa yang juga menemaniku.

𝐏𝐫𝐨𝐦𝐢𝐬𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang