Selama dua hari Jimin mengalami koma, tapi siang ini Taehyung menelponku bahwa Jimin susah siuman. Mendengar itu aku benar-benar merasa lega setelah mengalami kekahwatiran selama dua hari belakangan ini. Jimin mengalami cidera yang lumayan serius, karena tulang tangannya patah dan akibat pukulan kuat yang mengenai kepalanya.
"Lea kau ingin pergi menjenguk Jimin?" tanya Jiyeon padaku.
Aku menjawabnya dengan menganggukan kepalaku yakin, meskipun Jimin pernah mengecewakan ku. Tapi setidaknya dia pernah berjasa menyelamatkan nyawaku. Aku tidak tau apa yang akan terjadi padaku malam itu jika saja Jimin tidak datang.
"Selesai kuliah aku akan menjenguknya," balasku, karena saat ini kami masih ada satu mata kuliah. Sekarang kemana-mana aku hanya bersama dengan Jiyeon karena Yuna sudah mengambil cuti kuliah karena sedang hamil.
"Maaf aku tidak bisa menemanimu, karna pulang nanti aku harus menemani adikku membeli keperluan berkemahnya," sesal Jiyeon merasa tidak enak hati, tapi aku merasa tidak keberatan.
"Apa nanti kau tidak akan mengunjungi Jimin?" tanyaku penasaran, karena setelah kejadian waktu itu Jiyeon jadi membenci Jimin.
"Mungkin nanti malam jika sempat. Oh iya, bagaimana dengan pelaku pengeroyokan itu apa mereka sudah ditangkap?"
"Papa ku dengan appa nya Jimin sedang mengurusnya, dan sekarang ketiga pelaku itu sudah ditanggap," jelasku Jiyeon.
"Lea apa kau kenal dengan mereka?" tanya Jiyeon penasaran.
"Sebetulnya tidak, tapi dulu kami sedang terlibat sedikit masalah dengan salah satu di antara mereka. Aku tidak tau tapi mungkin saja mereka dendam lalu membalasnya padaku," terangku dengan meringkas kejadian yang terjadi waktu aku dan Jungkook saat di sirkuit.
"Mengerikan sekali orang seperti mereka," ucap Jiyeon sambil bergedik ngeri, apalagi jika mengingat kondisi Jimin saat ini. "Apa mungkin orang itu musuh Jimin?"
"Aniya, bukan Jimin tapi Jungkook, aku rasa mereka adalah musuh Jungkook."
"Jungkook? siapa Jungkook apa dia teman baru mu?"
"Iya, aku baru mengenal dia baru-baru ini karena kebetulan dia orangtuanya adalah rekan bisnis Papaku," entahlah aku tidak tau apa yang terjadi antara Jungkook dan Robert. Tapi sepertinya itu adalah sebuah masalah yang serius, karena jika tidak mana mungkin Robert sampai senekat ini padaku.
"Apapun itu aku sarankan kau harus menjauhinya, karena aku khawatir akan ada hal buruk yang menyusul," saran Jiyeon, tapi aku pikir ada benarnya. Jungkook terlalu misterius dan ada baiknya untuk beberapa saat kedepan aku harus menjaga jarak darinya.
***
Aku membuka pintu kamar rawat Jimin dimana disana hanya ada Ren yang sedang menungguinya. Aku masuk kedalam sambil menaruh buah-buahan yang kubeli di atas nakas, disebelah bubur miliknya yang masih utuh.
"Jimin, bagaimana kabarmu?" tanyaku mulai membuka suara.
"Tidak terlalu baik, tubuhku terasa sakit-sakitan semua," keluhnya bahkan terlihat sedang menahan sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐫𝐨𝐦𝐢𝐬𝐞
Fanfiction𝐌𝐀𝐓𝐔𝐑𝐄 Lea membenci sebuah janji, namun seseorang dengan beraninya datang untuk berjanji padanya namun juga diingkari dengan begitu pelik. 🏆 jungkook [19/01/2022] 🏆 jin [20/01/2022] Publish : 6 Mei 2020 Copyright ©Skylightzv